Quantcast
Channel: Hubungan – Hipwee
Viewing all 5221 articles
Browse latest View live

Ketika Langit Senja Tersenyum Kepadaku

$
0
0
hipwee-couple-hugging-in-sunset-new-hot-wallpaper

Namaku Adel. Aku hanya seorang wanita biasa. Bukan seperti R.A Kartini, ataupun Dewi Sartika. Hanya sekedar wanita yang kini duduk di bangku perkuliahan. Namun aku bukan wanita yang aktif. Bisa dibilang aku hanya mahasiswa kupu-kupu, yang setiap harinya hanya kuliah-pulang. Aku juga tidak termasuk kedalam runtutan anak hits kampus yang hedonis. Aku hanya wanita pendiam yang berusaha untuk lulus kuliah tepat waktu. Aku juga tidak tertarik dengan organisasi atau instansi intra kampus apapun.

Namun, teman-temanku berbeda, mereka anak-anak yang aktif. Beberapa dari mereka mengajakku untuk ikut bersama mereka. Namun, aku memilih untuk menyendiri di taman kampus sembari menuangkan pikiranku kedalam sebuah tulisan. Ya, aku suka menulis. Dibanding harus berbicara, pikiran dalam benakku akan terasa lebih indah jika kutuang dalam rangkaian kata. Ya itulah aku. Adelia Senja Diningrat. Hari itu, aku sedang menjalankan rutinitasku. Sendirian, di taman kampus, dengan laptop yang siap kuisi dengan rangkaian kata. Tiba-tiba seorang lelaki duduk disebelahku. Ia menggenggam handphone dengan earphone yang tersambung ke telinganya. Wajahnya tenang menikmati alunan suara yang keluar dari alat canggih itu.

Seketika wajahnya menoleh dan matanya bertemu mataku. Sebuah senyum terbit dari bibirnya. Wajahnya bersinar terkena pantulan sinar mentari yang terik. Tanpa sadar, aku membalas senyumannya. Lalu, ia beranjak dari tempatnya dan pergi bagai daun diterpa angin. Saat itu aku menyadari, bahwa aku jatuh cinta. Mungkin ini konyol. Cinta pada pandangan pertama? Hhh, sesuatu yang omong kosong. Aku bukan wanita yang mudah jatuh cinta. Aku bahkan tidak mengenal yang namanya pacaran. Namun tiba-tiba saja aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Kurasa itu sesuatu yang salah. Tapi apalagi namanya ketika hati berbunga dalam sekejap karena matanya yang menusuk pandanganku?

Semenjak hari itu, aku sering duduk di tempat yang sama. Namun tak pernah kutemui lagi sosoknya. Aku hanya bisa pasrah. Toh jika ia jodohku, kami pasti akan dipertemukan kembali. Hingga suatu hari, aku sedang tergesa-gesa untuk mengikuti kelas susulan yang sudah mulai sejak 15 menit yang lalu. Ketika aku memasuki kelas, pandanganku terhenti pada mata yang membuat tubuh ini membeku. Jantungku berirama tak beraturan. Dia. Ya dia. Lelaki waktu itu. Lelaki yang telah membuatku jatuh cinta. Ternyata kamu berada di satu jurusan. Dan aku belum pernah melihatnya sama sekali.

Wajar saja, aku tidak begitu peduli dengan orang lain disekitarku. Kecuali jika mereka menangkap perhatianku. Seperti lelaki yang satu ini. Aku melanjutkan langkahku menuju satu satunya kursi yang tersisa. Tepat di belakangnya.

***

" Adel.." Suaranya membuat langkahku terhenti. Ya itu suaranya. Suara Langit Prasetyo. Kami sudah saling kenal. Semenjak kelas susulan itu, ia menoleh kebelakang dan mengajakku berkenalan. Aku terbang dalam duniaku. Apakah mimpi bisa jadi seindah ini? Pikirku dalam hati. Saat itu juga ia mengajakku untuk bertukar nomor telepon. Dan pada malam harinya, ia menghubungiku. Kami berbicara tentang banyak hal saat itu. Seakan akan dunia berpihak padaku dan mengabulkan semua keinginanku. Setelah beberapa bulan, kami semakin dekat. Dan saat itu juga mulai banyak yang terbongkar tentang dirinya.

Ternyata ia termasuk kedalam nama mahasiswa yang populer di kampus. Ia terkenal hingga ke fakultas lain. Dengan kata lain, ia juga menjadi incaran para wanita. Seketika itu aku sadar. Aku merasa bodoh. Siapa diri ini? Bisa dekat dengan laki-laki tenar seperti Langit. Bahkan aku sendiri tidak tahu kalau dia adalah anak yang terkenal. Aku mulai membatasi perasaanku. Aku mulai menjauh sedikit demi sedikit. Aku hanya takut terluka. Aku menaruh harapan padanya. Sedangkan aku tak pernah tahu siapa yang ada di hatinya.

Saat ini tulisanku penuh dengan nama Langit dan perasaanku yang berantakan. Mungkin Langit mulai sadar kalau aku menjauh. Ia pun kini tidak pernah menghubungiku. Dan hari ini ia menyebut namaku. Aku menoleh kearah suara yang memanggilku. Sesak rasanya melihat wajah seseorang yang ku rindu. Aku benar-benar merindukannya. "Hai apa kabar?" Ku paksakan untuk tersenyum didepannya. "Ada yang perlu kita bicarakan" wajahnya seketika menampakkan keseriusan. Ia menarik tanganku. Mengajakku ke tempat dimana kami pertama kali bertemu.

Aku masih ingat bagaimana matahari membuat wajahnya bersinar. Bagaimana senyumnya membuatku jatuh cinta. "Aku tidak mengerti apa yang membuat kamu menjauh, bisa kamu ceritakan?" Pertanyaan itu membuat mataku berlinang. Tidakkah ia sadar? Aku menunggunya selama ini. "Aku hanya menjaga jarak. Aku tidak ingin masuk terlalu jauh dalam fantasiku. Tidakkah kamu mengerti? Diluar sana banyak wanita sempurna yang menginginkanmu" "Jadi kamu menyerah?" "Haruskah aku yang berjuang? Sendirian?" Wajahnya mulai tak enak dipandang. Dalam detik berikutnya ia sudah berlalu. Menghilang dari pandanganku. Hatiku serasa remuk. Dadaku sesak. Pikiranku kacau dalam seketika. Aku berusaha menahan air mata yang siap jatuh. Kurelakan dirimu hilang dan pergi Langit. Karena aku tahu, Langit begitu tinggi untuk di gapai.

***

Beberapa bulan berlalu. Pikiranku masih berada pada Langit. Namun ia sama sekali tidak pernah menghubungiku. Seperti biasa, aku menutup kuping dari orang sekitar. Aku tidak pernah tahu bagaimana Langit sekarang, atau dengan siapa dia sekarang. Begitukah? Dia benar-benar ingin hanya aku yang berjuang? Jangan harap. Meskipun aku tahu ini menyiksa diriku sendiri. Namun, hingga kapanpun tidak akan kubiarkan diriku berjuang untuk orang yang tidak pernah memperjuangkanku. Aku berusaha menutup hati hingga ada seseorang yang berani mengetuknya. Hari ini, aku berada di satu kelas yang sama dengan Langit. Kelas sore yang melelahkan. Dan ketika aku memasuki kelas, aku tidak menemukan sosoknya.

Aku berusaha fokus terhadap apa yang diterangkan dosen. Beberapa menit kemudian, seorang pria dengan topi yang menutupi mukanya masuk kedalam kelas. Aku tidak pernah melihat ia sebelumnya, dan aku mengabaikannya. Ia berjalan menyusuri barisan bangku yang aku duduki. Sesampainya di bangku ku, ia menaruh secarik kertas kecil lalu duduk di belakangku. Aku terheran. Apa ini? Siapa dia? Kubuka perlahan kertas itu. "Apa kabar? Aku sungguh merindukanmu" Tubuhku kaku membacanya. Apakah dia Langit? Aku tak berani menolah ke belakang. Pikiranku tidak menemukan titik fokus. Semuanya berhamburan dalam otakku.

Seusai kuliah, aku berlari keluar kelas. Menuju taman yang biasa aku kunjungi. Dan ada langkah lain dibelakangku. Hentakannya mengikuti kemana kaki ini melangkah. Dan berhenti di tempat yang sama. "Ini aku Langit.." Lidahku kelu tak mampu berkata-kata. "Selama ini aku tak berani menghubungimu. Aku rasa aku tak pantas untukmu. Kamu bagai berlian yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu. Dan bukan aku. Namun, ini menyiksaku. Aku tidak bisa memungkiri kalau hati ini memilihmu. Aku bukannya ingin melihatmu berjuang sendirian. Aku hanya ingin tahu apakah kamu menganggapku seperti itu juga?" "Apa menurutmu aku bodoh? Mana mungkin anak setenar dirimu tidak ku anggap seperti itu? Justru aku yang tersiksa karena ku pikir selama ini hanya aku yang berjuang" "Baiklah ini hanya salah paham. Berbaliklah" aku berbalik sesuai permintaannya. Ia mendekat padaku. Memeluk tubuhku. Air mataku tak tertahankan. Mereka akhirnya tertumpahkan begitu saja.  "Maafkan aku Adel. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Izinkan aku berjuang bersamamu" Senyum diwajahku merekah. Jantung ini kembali tak beraturan. Kali ini, dunia kembali berpihak padaku. Dan langit senja sore itu menjadi saksi berpihaknya dunia kepada mereka yang saling memperjuangkan. "Langit.." "Ya?" "Bisakah aku mempercayaimu?" "Buka hatimu.. Aku akan masuk dan terkunci didalamnya"


Untukmu yang Dulu Pernah Selalu Ada

$
0
0
hipwee-she-left-me-alone-wallpaper-2-796570

Terimakasih pernah hadir dalam hidup, memberi cerita dengan berjuta kisah indah yang ujungnya klasik, seperti biasa. Aku garis bawahi setiap cerita kita menjadi sebuah kenangan.

Terimakasih pernah datang dan memberi bualan-bualan semu yang aku perjuangkan mati-matian, karena kukira kamu memang yang terbaik, yang akan menyiapkan segala upayamu untuk kita dimasa depan.

Terimakasih pernah menjadi penyembuh sakitku yang pernah memukulku, mencampakkanku dititik paling bawah, lalu kamu jatuhkan lagi aku kedasar bumi, dasar sangat dasar, dan paling bawah. Hingga akhirnya aku tersadar, aku hanya perempuan hina yang terlalu pede berada disampingmu.

Terimakasih pernah menjadi penawar dari racun-racun yang nyaris mematikanku, menyembuhkan aku dari setiap luka perihku, aku garis bawahi lagi, dulu. Lalu, kini rasanya racun itu sengaja kamu racik dan kau masukkan dalam tubuhku dengan cara paling sempurna.

Terimakasih pernah mengenalkanku pada bagian-bagian terpenting dalam hidupmu, orang-orang yang sangat kamu sayangi, teman-teman yang menjadi aktor utama dalam perjalanan kesuksesanmu, dan setiap jalur cerita yang hingga kini bahkan aku masih menganggap mereka keluarga.

Terimakasih untuk setiap kenangan manis, sedih-duka yang pernah kita lewati bersama, hingga aku berfikir kamulah satu-satunya orang yang bisa aku andalkan kala aku berada di bawah, nyatanya? Setiap kasih sayang. Perhatian, dan cinta paling tulus kamu sia-siakan.

Terimakasih pernah menjadi pendengar, teman yang baik, kakak yang pernah dewasa dan adik yang pernah sangat lucu. Semoga sisi-sisi kebaikan itu tetap ada disana.

Terimakasih telah membuatku menunggumu, menantimu dengan menghapuskan keyakinan bahwa jarak itu sulit, dan ternyata jarak itu yang membuatmu takut berjuang.

Terimakasih pernah sangat membuatku berharap, dan bahkan ketika orang lain menyibir sifat burukmu, aku mencoba menjelaskan bahwa kamu bukan sosok seperti itu.

Ada yang bilang ketulusan tidak perlu kamu tunjukkan.ada yang bilang keikhlasan jangan dipublikasikan. Tapi kurasa kamu cukup tau setiap detail alasan aku menulis ini.

Ada yang bilang, 'bagaimana nanti jika kita berjauhan?" "bagaimana nanti jika kamu sendiri?" 'setiakah kamu?" dan kinipun kamu membuktikannya dan menjawabnya sendiri dengan mencari penggantiku secepat setelah kamu melepaskanku.

Ada yang bilang "manusia bukan dewa", dan ketika kalimat itu meluncur, bahkan aku pun sadar, kamu tetap manusia yang bisa jadi berbelok, salah, dan kemudian akan minta maaf. Nyatanya, sedikitpun kata itu tak pernah datang dari sosok yang paling menempati seisi hati.

Tapi hari ini aku tersadar, sesadar-sadarnya. Sejatuh-jatuhnya aku padamu, sejatuh-jatuhnya kamu padaku, tetap ada rencana tuhan dibalik semua itu, dibalik setiap usaha yang pernah kita lalui bersama. Aku sudah jauh dan mungkin sudah terlupakan olehmu. Karena sedikitpun , kamu tak pernah hadir lagi. Jika jalan masing-masing adalah jalan terbaik, akan kuambil sebagai jalan untuk meninggalkan perasaan ini demi hidupmu yang lebih baik dimasa depan.

Aku harus kuat, kamu harus kuat.

Aku harus kuat agar kamu kuat melihatku berjalan sendiri.

Aku harus kuat agar tak ada sedikitpun ragu untuk mencapai masa depanmu.

Aku harus kuat kali ini, meski tertatih tanpamu, agar kamu tidak terbebani dengan perginya aku.

Dan aku harus kuat, untuk menguatkan orang-orang yang akan menguatkanmu, dan orang yang akan kamu kuatkan, suatu hari nanti.

Melangkahlah, jangan ragu, sudah kulepas semua maaf dan ikhlasku.

Menolehlah hanya jika kamu sedang mengalami pedih, dan cobalah menjadi kuat lagi, seperti yang pernah kamu berikan padaku.

Majulah, jadilah imam terbaik yang pernah ingin kita wujudkan bersama-sama.

Allah selalu menyayangimu.

Cewek Harus Tahu! 4 Perbedaan Cowok yang Ngomong Mesum Doang dan Dia yang Bisa Melecehkanmu

$
0
0
shutterstock_388841542

“Wuidi..wuidi…lo mesti tahu Bro. Badannya dia oke banget. Bodi gitar. Nggak kuat ngeliatnya”

“Halah. Beraninya ngomong doang lu. Kalau suruh pacarin, terus rasain badannya beneran berani nggak lu?”

Perbincangan macam ini, walau jarang diakui, sudah jadi hal yang lazim di kalangan cowok. Obrolan soal badan cewek, dan berbagai bayangan soal apa yang bisa dilakukan kalau cewek ini memberikan akses pada mereka bisa diibaratkan seperti uang receh. Gampang banget ditemuinya.

Mendengar perbincangan macam ini kadang bikin cewek takut sendiri. Kayak mau diterkam gitu deh rasanya. Hmmm….padahal jika kita mau sedikit lebih peka nggak semua cowok yang berani omong besar berani macam-macam kalau dapat kesempatan.

Sebagai cewek kita mesti tahu apa bedanya. Biar lebih aman dan terjaga.

1. Cowok yang cuma omong besar biasanya suka melebihkan. Cerita-ceritanya fantastis tapi nggak masuk akal

shutterstock_367454255

Mendengar cerita cowok yang cuma suka omong besar sering membuat bulu kudukmu berdiri. Gimana gitu dengernya. Di satu sisi bikin ternganga, di sisi lain bikin kesel karena kayaknya mudah sekali menjadikan wanita sebagai objeknya.

Tapi jangan langsung takut dulu. Dengarkan baik-baik pembicaraan mereka. Kalau omongannya lebih banyak kesan WOW dan nggak masuk akalnya, kamu layak bertanya. Semisal, cowok ini cerita kalau di pertemuan pertama dia udah bisa mengajak cewek masuk kamar. Atau malah ditawarin sendiri tanpa basa-basi. Tanyakan pada dirimu sendiri. Apa benar kamu mau menyerahkan diri semudah itu?

2. Cowok yang beneran bisa melecehkanmu sering mengeluarkan omongan yang menusuk dada. Kamu jadi mikir, dia merhatiin kamu segitunya ya?

shutterstock_394158844

“Liat deh. Gila dadanya gede banget. Oplas nggak ya?”

“Heh? Tapi tetep gedean lu kali Nen….”

Obrolan ini terjadi saat kalian sedang makan berdua. Nggak ada apa-apa, kamu cuma lagi iseng aja ngomentarin cewek yang lewat di depan kalian.

Jawabannya yang polos, terkesan nggak berdosa — malah bikin kamu ternganga. Kok bisa dia membandingkanmu dengan cewek yang iseng kamu komentarin? Berarti selama ini dia memperhatikan badanmu sampai segitunya dong ya?

3. Jangan takut sama cowok yang kelihatannya mesum. Kamu harus lebih takut ke cowok yang diem, tapi nggak ragu mengakses badanmu

shutterstock_387937321

Di dunia ini memang ada cowok-cowok yang punya bakat (atau hobi) ngobrolin hal-hal mesum. Kayaknya hidup mereka jadi nggak tenang kalau belum ngomenin badan atau perilaku cewek. Walaupun tindakan seperti ini ngeselin, lihat lagi bagaimana perilaku mereka sehari-hari. Nggak semua cowok yang hobi ngobrolin hal mesum itu berani. Tantangin aja dia mewujudkan impian nakalnya. Dijamin, 70% dari mereka bakal mundur teratur.

Yang perlu kamu waspadai adalah cowok-cowok yang kelihatannya tenang, mampu mengambil hatimu, tapi sekalinya dekat eh mau langsung mengakses badanmu! Dia yang bisa melecehkanmu nggak butuh omong besar. Ketenangan dan perilaku manis malah lebih sering dia tunjukkan.

4. Cowok yang bisa melecehkan gampang menyalahkanmu karena ‘mengundang.’ Padahal nggak ada cewek yang mau menebar undangan ‘Silakan Lecehkan Saya!’

shutterstock_388847170

“Ya gimana…lu sih salah pake baju seksi begitu! Kan gue jadi nggak kuat….”

“Gue sih nggak pengen sebenarnya. Tapi dia minta gue dateng ke kosan, pas kosannya sepi. Gue kan lemah ya jadinya?”

Pola-pola seperti ini sering dilakoni oleh cowok yang punya bakat melecehkan. Nggak sekadar omong besar doang. Dia selalu bisa menemukan alasan untuk menempatkanmu jadi pihak yang bersalah.

Perilakunya terjadi karena bajumu yang mengundang, karena kamu kasih kesempatan, karena kamu yang salah. Bukan dia.

Lucu ya? Yang melakukan siapa, yang disalahkan siapa. Amati baik-baik pola ini dari cowok yang ada di sekitarmu. Mereka yang selalu punya pembenaran terhadap apa yang sudah dilakukan biasanya punya bakat bisa melecehkan.

Jangan sampai terjebak pada pembenaran yang mereka ungkapkan. Sebagai cewek kita nggak pernah menyebar undangan untuk melakukan pelecehan. Bukan salahmu atau salah bajumu. Tapi perilaku cowok itu yang mesti di-reset ulang.

Semoga setelah tahu hal ini kamu lebih bisa jaga diri ya. Jelas, selalu ada cowok baik-baik di luar sana. Tapi kita tetap mesti berjaga.

Untuk Kita yang Masih Belum Bisa Didefinisikan, Semoga Restu Semesta Segera Kau dan Aku Dapatkan

$
0
0
Kita.

Awal mengenalmu masih mampu membuatku menyisakan ruang di hati, walau mungkin sudah pudar dalam ingatanmu. Interaksi awal antara kita dulunya memang tidak bermula dari senyum-senyum malu. Hanya percakapan biasa saja. Namun setelah itu, berbicara denganmu jadi hal yang menyenangkan karena kita bisa berbincang tentang apa saja. Aku mulai sering memikirkanmu.

Apa daya, belum ada label “kita” dari hubungan yang sudah terjalin cukup dekat ini. Sekadar teman? Janggal, karena perbincangan kita sudah tak mengarah pada hal kekanakan. Sepasang kekasih? Kurang pas. Batas aku-kamu yang berdiri dengan kokohnya, menjadi penghalang besar untuk diresmikan menjadi “kita”.

Maukah kamu berusaha bersama denganku untuk berjuang menaklukan restu dari semesta dan seisinya, agar definisi “kita” ini bisa menjadi jawaban akhir nantinya?

Karena kenyamanan tak datang tiba-tiba, kedekatan ini sudah terpantik sejak lama entah kapan

Awal yang tak terduga

Awal yang tak terduga via unsplash.com

Tak ada yang tau sejak kapan rasa rindu berkepanjangan ini bersemayam. Yang masih kuingat sampai saat ini adalah, pertemuan “kita” yang tidak sengaja dan dibuat kebetulan oleh Tuhan ini tak menyisakan kesan mendalam. Tiba-tiba, rasa nyaman datang tanpa diundang.

Obrolan kita yang awalnya sekadar memperbincangkan perkara tugas-tugas kuliah dan pekerjaan, tetiba mulai menanyakan hal-hal pribadi lainnya. Yang membuatku bingung, keadaan punya caranya tersendiri untuk mendekatkan aku dan kamu yang awalnya hanya sebatas teman. Harus diakui, hubungan kita sudah diwarnai dengan perasaan-perasaan lain yang lebih dari sekadar teman.

Interaksi kita seringnya menimbulkan pertanyaan. Walau ingin jujur, tapi yang saat ini bisa ku akui kita hanya berteman

Dia siapamu? Kamu siapanya?

Dia siapamu? Kamu siapanya? via unsplash.com

Menghabiskan waktu bersamamu adalah saat yang paling kutunggu. Duduk-duduk di teras rumah sambil bercengkerama menikmati senja sudah jadi rutinitas tak terlewatkan saat kesibukan tidak mengganggu. Tak jarang, banyak yang menanyakan tentangmu kepadaku. Tak banyak jawaban yang bisa aku lontarkan mengenai status pertemanan lebih kita ini.

“Teman. Ya, hanya teman.”

Bukan mudah mengatakan satu kata yang bertolak belakang dengan kondisi perasaan. Hanya kita yang tau sedalam apa hubungan yang sedang kita jalin. Tapi apa daya, hanya hati yang berontak mengenai status ini. Untuk menjadikan lebih serius, sepertinya belum ada kesempatan untuk memperjelas.

Andai bisa tidak memendam terlalu lama. Dari aku dan kamu menjadi “kita”, bukankah terasa lebih menenangkan?

Menenangkan pada titik maksimal

Kita bisa tak lagi saling memendam via unsplash.com

Banyak yang bilang, jika sudah terlanjur nyaman, status bukanlah sebuah perkara yang harus dibesar-besarkan. Kamu dan aku pun pernah membenarkan hal ini. Tapi, bukankah nantinya akan ada salah satu dari kita yang merasa mengingkari isi hati? Lambat laun, kepastian status hubunganlah yang akan menang.

Jika kita meluangkan waktu untuk merenung sejenak, akankah lebih menyenangkan jika aku dan kamu yang masih berjalan sendiri-sendiri, berubah menjadi “kita”? Tak muluk-muluk, status sebagai kekasih yang saling mengisi akan cukup memberikan kita ketenangan.

Definisi “kita” akan membukakan jalan menuju restu Tuhan, keluarga, dan semesta. Pelan-pelan, karena akan butuh waktu lama

Menanti ijin Tuhan, orangtua, dan semesta

Menanti izin Tuhan, orangtua, dan semesta via unsplash.com

Ketika hubungan dengan label “kita” sudah dapat dipastikan, akan banyak keajaiban yang akan mengikuti. Aku percaya, meminta restu dari Tuhan, orangtua, dan semesta adalah serangkaian hal yang harus dituntaskan. Menyegerakan untuk mendefinisikan hubungan kita akan lebih baik. Karena untuk mengunduh restu mereka, akan dibutuhkan waktu yang cukup lama.

Pernahkah terlintas di benakmu? Semakin lekas aku dan kamu memulai tahap yang sudah satu tingkat lebih serius dari sekadar teman ini, akan semakin banyak waktu yang kita miliki untuk bergelut dalam mengusahakan restu. Banyak-banyaklah memanjatkan doa kepada Tuhan, agar kesempatan menyakinkan orangtua bisa dilancarkan. Lalu kamu dan aku yakinlah, semesta akan mendukung dengan sendirinya.

Jika hati kita sudah mantap, usaha dan langkah ini akan terasa ringan. Dukungan semesta adalah yang kita pinta di atas segalanya

Kita :)

Kita :) via unsplash.com

Bukannya memaksamu untuk buru-buru menyudahi hubungan tanpa status ini. Lambat laun, pertanda keseriusan ini akan semakin terpantul jelas. Setelah definisi sudah terlabeli, perasaan yang selama ini disembunyikan ini akan menemukan jalannya untuk tidak lagi menghalangi hari.

Tidakkah kau juga ingin merasa lega?

Ada jalan baik yang terbuka lebar di depan kita untuk semakin memantapkan keputusan di masa depan. Segala usaha yang berat pun akan terasa lebih ringan dan dilancarkan. Tak banyak harapan yang aku gantungkan. Untuk saat ini, mungkin aku bisa menunggu saat untuk mengambil keputusan terbaik sebelum kita benar-benar terjadi. Semoga kamu juga begitu.

Gadis Tegar Itu yang Berani Menyudahi. Bila Tak Segera Dinikahi

$
0
0
Haruskah aku melupakannya?

Kamu sudah membuatku menunggu terlalu lama. Jika hati ini ruang lapang, kini sudah terlalu banyak kursi dan meja di sana. Hatiku berubah jadi ruang tunggu yang penyabar. Kamu bisa datang kapan saja. Aku tetap akan menyambutmu dengan bahagia.

Tapi kini aku mulai bertanya sampai kapan menunggu harus kulakukan tanpa banyak tanda tanya di kepala. Haruskah hubungan ini kusudahi? Bila kamu memang tak ada niatan untuk menikhi.

Berhentilah tersenyum, aku tak bercanda tentang betapa menyakitkannya menunggumu

Lelah menunggumu

Lelah menunggumu via eharmony.com

Menunggumu adalah hal yang sangat menyakitkan untukku. Dengan jutaan masalah lainnya di tanganku aku masih harus memikirkan akankah kamu tetap bersamaku. Bukankah aku sudah terlalu lama menunggu?

Aku telah memberi hati, tapi kau mengabaikan upayaku. Apa cinta sebercanda itu?

Jangan minta lebih!

Jangan minta lebih! via seventeen.com

Kau begitu ingin masuk dalam duniaku, tapi bagaimana aku bisa memberikannya jika tanganmu tak menyambut untuk menerimanya? Cinta bukan bahan bercandaan yang bisa kau bolak-balikkan seenaknya. Ini hati bukan kertas yang bisa kau robek seenaknya.

Berjuang memang butuh waktu. Tapi demi kamu aku tak keberan menunggu

Aku tahu kamu pun sedang berjuang

Aku tahu kamu pun sedang berjuang via financialspots.com

Siapa bilang aku tak tahu bahwa kamu pun sedang berjuang sekarang. Aku pun paham jika berjuang itu butuh waktu, tapi tak bisakah kau melihat keadaanku? Tidak bisakah kita berjuang saja setelah resmi mengikat satu sama lain?

Mungkin aku mencintaimu terlalu lama. Hingga aku bisa berpikir meninggalkanmu sekarang itu tak apa

Haruskah aku melupakanmu

Haruskah aku melupakanmu via understandingrelationships.com

Kita sudah melewati banyak hal dengan berbagai macam emoji, berpisah denganmu lalu kembali lagi bukan hal yang baru. Aku benar-benar mencintaimu, tapi entah kenapa di detik-detik terakhir ini aku ingin berhenti dan melupakanmu.

Kita akan menjadi sejarah. Kamu adalah bayangan yang menutupnya

Kamu yang menutup kisah kita

Kamu yang menutup kisah kita via organizedlunacy.net

Biarlah kisah kita menjadi kenangan dan tak lagi muncul dalan hati selain berupa rasa sakit. Aku tahu bahwa aku pun tak akan semudah itu menutp kisah ini karena selalu kau yang muncul di permukaannya, tapi aku tetap akan berusaha.

Rasakanlah sakit itu karena aku memang sedang mencoba menyakitimu. Aku sedang protes pada jiwamu yang tak punya keberanian. Bersediakah kau mengorbankanku pada ketakutanmu yang tak beralasan itu?

Jika memang tidak serius denganku, silakan pergi. Toh kamu sudah mempersiapkanku dengan terus-terusan menyakiti

Pergilah!

Pergilah! via bokeh.digitalrev.com

Aku tak punya hak untuk menahanmu atau memaksamu menikahiku. Yang bisa kulakukan hanya menyudahi semua ini agar aku tak lagi terkurung disini. Jalanilah hidup seperti yang kau ingini, kebebasan tanpa paksaan akan kau miliki seutuhnya.

Hanya satu yang aku sesalkan dari keputusan ini, bahwa kita bahkan tak bisa mencoba untuk bersatu ketika cinta ini begitu kuat. Dan semua ini hanya karena keberanianmu yang tak hadir dalam kasih cinta kita. Aku tak tahu harus mengakhiri ini dengan apa, karena kalimat selamat tinggal pun masih terlalu baik untukmu

Percayakah Aku Jika Kamu Dijodohkan?

$
0
0
hipwee-Broken-heart-girl-miss-you (1)

Kamu berbeda, kamu adalah pria yang humoris, dan aku pikir saat itu kamu baik. Aku merasa sangat nyaman berada disisimu, aku merasa sangat nyaman saat kita ngobrol berdua melalui telefon, tidak pernah berhenti kamu membuat aku tertawa. Aku merasa bahagia memiliki kamu yang lucu dan dewasa, selain itu kamu juha tampan dan tinggi. Hari terus berganti dan hubungan kita pun semakin serius, selaras dengan perkataan kamu yang kemudian membuat aku yang mungkin saat itu masih polos jadi sangat luluh, kamu berkata

"Aku bukan laki-laki yang suka janji dan mengumbar perkataan yang lebay, tapi aku lebih suka melakukannya dengan tindakan, yaitu aku ingin lebih serius dengan kamu, aku akan datang hari sabtu saat kamu ulang tahun dan kemudian menemui orang tuamu untuk mengatakan ini. Aku ingin membahagiakan kamu di hari ulang tahunmu, aku ingin membuat kmu merasa spesial saat kamu bertambah umur karena ada ak disampingmu, aku akan menemani kamu sampai tepat jam 12 kamu berganti usia".

Siapa wanita yang tidak luluh dengan kata-kata seperti itu? Siapa wanita yang tidak terpikat dengan kata2 itu?, ya! Dan aku saat itu merasa luluh dan rasa cintaku bertambah 50 persen.

Sebelum dia berkata seperti itu, dia pernah bercerita tentang adatnya di sana karena dia sendiri bukanlah orang jawa dia hanya kuliah di jogja, dia berkata kalau menikahi wanita disana harus dengan mahar yang besar tetapi ibunya sering menjodohkannya walaupun dia srg menolaknya, disisi lain ak merasa sedikit gelisah, apakah ibunya mau menrima aku yang hanya mahasiswi biasa ini dan aku orang jawa. Tetapi itu semua terpatahkan karena pria itu yang meyakinkanku.

Tanggal ulang tahun pun tiba, pria itu muncul dengan menaiki kereta dari jogja menuju kotaku, aku pun menjemputnya tetapi sampai disana hujan datang begitu deras akhirnya kita menunggu sampai hujan itu reda, setelah itu kita pergi kemanapun kita mau. Aku bertanya kapan kamu akan kerumahku? Tetapi kemudian dia mengalihkan pembicaraanku, di akhir jam saat kamu ingin pulang ke jogja, kamu belum juga kerumahku, tetapi entah kenpa ak tdk bisa marah dengan kamu, kemudian meluncur dri bibirnya dan berkata bahwa dia lupa mau kerumahku hri ini, pria itu berkata pasti aku akan kerumahmu.

Semua berjalan  seperti biasa setelah pria itu kembali ke jogja, saling kabar dan berhubungan sprti biasa sampai kita bertemu lagi di jogja, kali ini aku yang kesana dan akupun dikenalkan dengan teman2nya yang berpendidikan tinggi sama sprti dia. Aku merasa sedikit minder disna, dan saat dia melawak didepan teman2nya pun dia membawa bawa namaku, dia membuat aku seakan sebuah lawakan, sebenarnya saat itu aku sgt marah tetapi aku tidakk memperlihatkan didepan teman2nnya. Sampai saat aku mau pulang ak mendiamkannya, apakah aku yang masih terbilang cupu ini pantas ditertawakan? Aku ini pacarmu bukan temanmu. Kamu paham? Itu rasanya kata2 yang melontar difikiranku saat itu.

Sampai saat itu kita beganti topik di stasiun dengan membahas ttg wanita matre, aku mengatakan tidak semua wanita sprti itu, tetapi kemudian pria itu ngeyel sampai kemudian akhirnya ak mengalah dan berkata "ya mungkin semuanya seperti itu". Aku berfikir apakah krn penampilanku ini kemudian kmu bilang sprti itu? Apa krn teman2ku yg juga berpakaian glamour kemudian km berfikir akupun matre?

Sampai pada akhirnya 1 hari setelah kepulanganku kamu bersikap berbeda, sampai saat itu aku dengar kamu menyebut namaku dengan nama, bukan dengan panggilan sayang seperti biasanya, dan kamu tau apa yg aku rasakan saat itu? Iya, rasanya aku kaget, sedih dan ingin rasanya air mataku jatuh, apakah aku bukan siapa2mu? Dan kamu ini kenapa?, karena aku sangat penasaran saat itu karena pria itupun semakin jarang menghubungiku, aku kemudian bertanya, kamu kenapa? Sbnrnya kamu kenapa? Kemudian dia menjawab.

"Aku sedang ada masalah keluarga, apa aku harus cerita juga masalah keluarga sama kamu? Enggak kan? Please jangan ganggu aku dulu, aku lagi pusing"

Saat kata-kata itu meluncur hatiku rasanya tidak karuan, lalu dianggap apa aku ini yg katanya dia ingin serius dengan aku?

Haripun berganti, sampai dia tdk prnh lg menghubungiku dan akupun akhirnya yang menghubunginya dulu dengan pertanyaan yang sama tetapi kali ini ak bilang "aku gapapa kok, km jujur aja aku gapapa" dan kemudian dia menjawab kalau

"Aku dijodohkan dengan keluargaku, aku tidak boleh menikah selain dengan orang sana, aku pusing sekarang"

Aku shock? Ya. Aku sedih? Ya. Aku tidak terima dengan perkataan dia? Ya. Tetapi apa yg aku lakukan? Aku hanya pasrah, kenapa? Karena diapun tidak mau memperjuangkan. Jdi untuk apa aku menyembah dia? Memohon mohon? Untuk apa? Tidak, aku rasa diapun tdk mau berjuang.

Aku teringat saat dia berkata kalau dia ingin membawaku saat dia wisuda, dan beberapa hari setelah aku putus dengan dia saat itu dia wisuda, tapi ternyata kata-katanya dulu hanyalah bualan dan janji manis yang mungkin aku masih cupu percaya dengan janji-janji manisnya.

Apakah aku percaya dengan perjodohan itu? Aku jawab, dari dalam hatiku aku masih ragu tentang itu. Demi apa aku belum belum sepenuhnya percaya.

Tetapi setelah dia pergi ke tempat asalnya selang 2 bulan setelah kita berpisah, dia memperlihatkan di foto profil salah satu social medianya bahwa dia sudah bahagia dengan yang lain. Apa kalian tau yg aku rasakan saat itu? Ya, sakit, belum ikhlas dan kenapa dia yg menyakitiku bisa berbahagia?. Sebenarnya akupun juga dekat dengan pria pria tetapi entah kenapa sejak kejadian perpisahan itu aku belum bisa membuka hatiku dan memulai kembali hubungan. Aku masih takut untuk memulainya. Akupun skg takut dengan janji untuk "menikah" sungguh, aku skg susah mempercayai itu.

Tetapi semuanya sudah aku lupakan saat ini, kamu tenang saja, semakin berjalannya waktu aku sudah ikhlas kamu sakiti, aku sudah ikhlas km dengan yang lain dan berbahagia. Dan akupun sudah tdk lagi juga peduli dengan kehidupanmu

Terimakasih telah mengukir kebahagiaan dihidupku, terimakasih sudah menbuatku bahagia dengan canda tawamu, terimakasih pernah menjanjikan aku setinggi langit kemudian kamu jatuhkan sampai tanah yang paling dalam, terimakasih sudah membuat aku belajar bahwa cinta tidak dikatakan dengan janji seperti yang srg kmu ucapkan dulu tetapi memang harusnya dengan tindakan yang nyata, terimakasih sudah pernah membuat hatiku sangat sakit, menangis sampai dadaku sesak. Terimakasih karena kamu aku bisa belajar merelakan dan mengikhlaskan. Aku sudah move on dan kini aku sudah memulai hari hari ku dengan normal kembali"

Aku sudah bisa menerima seseorang yang baru, walaupun aku masih memilahnya, tetapi aku bersyukur, kini aku bsa merasakan rasa sayang kepada pria lain.

Terimakasih dariku, wanita jawa yang sederhana 

Melangkah Bersama Sahabat Menuju Suatu Tujuan yang Indah

$
0
0
1462122418554

  Dipagi ini kami berjalan menuju pantai sambil menatap sang mentari yang bersinar mengiringi langkah kaki kami. Panas bukanlah halangan bagi kami, disaat kami bersama panas sang mentari bagaikan hembusan angin yang sejuk.

Kami hanyalah sekumpulan anak muda yang suka berkumpul bersama ,bermain bersama. Kami juga mengikuti arus perkembangan teknologi, meskipun teknologi semakin berkembang pesat tapi persahabatan diantata kami tidak akan pernah tergganggu selama kami bersama.

Di sore hari di pantai kami duduk bersama dan mengenang memori masa lampau persahabatan kami. Seiring waktu berlalu sang mentari terbenam meninggalkan kenangan dihari ini, meskipun sang mentari terbenam tapi persahabatan kita akan tetap ada selama kita saling memiliki.

Curhatan Oleh Sang Kakak

$
0
0
hipwee-cool-sister-wallpapers

Kalian yang sekarang diposisi anak kedua, ketiga atau keberapanya, pernahkah kalian bertanya apa yang diinginkan oleh kakakmu? Selain kalian selalu ingin semua yang kalian mau harus segera terealisasikan, pernahkah bertanya bagaimana perjuangan kakakmu yang bahkan untuk sempat memperhatikan dirinya sendiri selalu tertunda. Yah, kami mengerti dilahirkan sebagai anak pertama adalah alasan bagi tuhan menciptakan sebagai pelindung dan tameng bagi keluarga. 

Tapi tahukah kalian, terkadang terlalu memuakan berpura-pura tangguh, terkadang hanya ingin terbiar jatuh.

Kami mau menjadi nomor dua, sebab hanya dibelakang kalian, kami bisa menjaga. Tak banyak yang kami pinta, sesekali kami ingin menikmati penjuru bumi yang selalu kami pikul ini. Menikmati bahagia tanpa beban dihati. Percayalah dik, kepentinganmu selalu menjadi nomor wahid. Namun tak bisakah sedikit mengerti inginnya kakakmu ini? 

Kami akan menjadi apapun yang kamu Minta, dik.

Dik, jika kebahagian mu begitu besar untuk dirasakan mungkin kakakmu ini harus sudah waktunya untuk mulai mengumpulkannya sedikit Demi sedikit. Tidak masalah kepentingan kami nomor Dia. Sebab kami percaya, tuhan menciptakan manusia Ada alasannya. Dan Alasan kami hadir lebih dulu, sebab tuhan tahu kami mampu.  Maaf dik, jika curahan ini terlalu panjang. Sebab kakakmu tidak pandai berkata-kata hanya dengan tulisan mungkin kamu mengerti, kakakmu hanya ingin sedikit waktu singgah dikeningnya. Terimakasih telah menjadi adik bagi seorang kakak.


Untuk Kekasihku yang Masih Pesimis, Kau Tetap yang Paling Tampan

$
0
0
hipwee-1332611228110919922

Aku tak pernah memahami, apakah perasaan ini memang sebuah tanda, menyadari ada kedamaian yang singgah setiap aku melihatmu mengambil tindakan.

Aku tahu, kau bukan orang yang paling menonjol secara fisik diantara mereka, tapi kau sederhana dan apa adanya, itulah yang mungkin membuatku menganggukkan hati saat kau mulai mengungkapkan ketertarikanmu padaku, tanpa pertimbangan apapun. Karena pada dasarnya akupun memiliki perasaan yang sama. Mengagumi ketenanganmu.

Tanpa komando, kedekatan mulai hadir mewarnai detik-detik kita dengan binar kebahagiaan, rasa nyaman itu menyusup tanpa permisi, menyertai genggaman erat yang begitu lekat bahkan terasa bersahabat.

Seiring waktu berlalu, tiba-tiba datang seseorang yang mengusik kebersamaan kita, ia bisa dikatakan lebih tampan tentunya, dan aku fikir sifatnya juga baik.

Secara alami aku memang sempat membandingkan, kenyataan mengenai perbedaan rupa tentang dua sosok pria, sebutan tampan, itu relatif. Memang tidak sedikit orang yang mengakui kelebihan fisiknya, bahwa ia yang mencoba mendekatiku memiliki wajah yang lebih rupawan dari pada kekasihku.

Kau sempat terlihat menyerah dan mengatakan bahwa ia lebih baik darimu, aku tahu sebenarnya kau hanya mengaharapkan pembelaan dariku, aku tahu, dan aku membelamu, aku memilihmu.

Aku berkilah, bagiku fisik bukanlah yang utama, bersamamu aku merasakan ketenangan, kenyamanan dan kebahagiaan. mengamati wajahmu tanpa pengakuan berarti dari orang sekitar bukanlah suatu masalah, aku selalu mengatakan bahwa kaulah yang paling rupawan bagiku, karena wajahmu meneduhkan, membuat hatiku nyaman, percaya bahwa kau adalah kekasih sekaligus sahabat yang begitu menyenangkan, dan aku sadar kau tidak membosankan.

Aku sempat khawatir tak mampu menguatkan kepercayaan dirimu bahwa ada seseorang yang katanya lebih rupawan  sedang mendekatiku

Aku memahami perasaanmu, sama saat aku merasa ada perempuan yang lebih cantik dariku. Pesimis, itu wajar. hanya sesaat. karena aku yakin ketenangan dan kenyamanan ini takkan mampu digantikan oleh mereka yang katanya lebih rupawan, karena bagiku wajah yang mampu memberikan ketenangan dan kenyamanan itulah yang palik tampan. Dan itu dirimu.

5 Hal Menakjubkan yang Akan Kamu Rasakan Saat Jatuh Cinta Sama Cowok Sholeh

Cinta yang Sesungguhnya Akan Menumbuhkan Persahabatan Sejati Antara Dua Hati

$
0
0
hipwee-Hipwee-tanya-kabar-image

Cinta sejati tidak lahir dari persahabatan, tetapi cinta sejatilah yang melahirkan persahabatan.

Sepekan lalu, untuk kali pertama aku menjumpai seseorang yang biasanya hanya kupandang dari kejauhan. Kali itu perjumpaanku sungguh membuatku tidak bisa berkata-kata, mematung mengamati sosok yang selama ini kukagumi dalam banyak hal. Dia berdiri di depanku menjadi sosok yang begitu dekat dan nyata.

"Seems like I know you."

Aku mengetiknya dengan tombol-tombol keybord di leptopku suatu malam, ketika aku membunuh kejenuhanku disela-sela pencarian jurnal referensi untuk tugas akhirku dengan membuka akun media sosial. Namanya yang muncul di beranda menggelitikiku dengan rasa penasaran yang membuat jari-jariku gemas untuk mengirim teks padanya.

Tidak ada balasan. Dan aku lupa begitu saja bahwa pesan itu telah dan pernah kukirim.

Sampai handphone ku bergetar dan menampilkan notifikasi bahwa ada satu pesan masuk di akun media sosialku itu.

"Problably." Jawabnya.

Singkat. Dengan ketumpulan daya ingatku yang (lumayan) parah. Aku berusaha mengingat-ingat pesan apa itu. Prosesnya tak cukup satu atau dua menit, sampai akhirnya sorakan 'Oooooh' panjang dari neuron-neuron otakku seperti menyodoriku ingatan bahwa sebelumnya aku pernah mengiriminya pesan dan kalimat singkat yang terdiri atas satu kata  itu adalah balasannya.

Aku membalasnya dengan basa-basi garing sambil berharap dia mengingatku. Teryata tidak.

Pesan itu berujung dengan "Salam Kenal."

Dan dia meminta nomor teleponku. Klasik.

Baiklah. Apa pentingnya. Aku tak cukup tertarik dengan sesuatu yang berbau media sosial.

Dia adalah seseorang yang pernah melintas diperjalananku. Hanya sepintas. Sekali mungkin, tapi aku masih ingat namanya. Dia cukup tampan waktu itu. Ya, saat dia masih berseragam putih abu-abu dan aku masih anak ingusan berumur tiga belas belas tahun kurang lebih. Berarti masa itu terhitung hampir satu dekade yang lalu.

Dan menemukannya di beranda akun media sosialku? Ah, apa hebatnya.

Belakangan ini mungkin aku terlalu sering menonton drama, sehingga ditengah masa kesendirian (baca:jomblo) yang sudah menapaki tahun ke lima ini, logikaku sedikit morat-marit. Hanya karena pesan singkat semacam itu, hampir-hampir aku berspekulasi tentang jodoh.

Perbincangan demi perbincangan berlanjut dengan saling berbalas pesan-pesan singkat. Bercerita tentang keseharian. Bercerita tentang kehidupan. Aku menikmatinya.

"Ah, jangan bilang aku mulai nyaman. Jangan bilang aku mulai tertarik pada seseorang hanya lewat udara semacam ini. Seseorang yang tidak kasat mata. Bahkan, keberadaannya saja aku tidak mengetahuinya."

Aku mengutuki diriku sendiri.

Kerena lewat langit abu-abu dan gerimis di ujung Desember aku mendapati diriku sedang menikmati 'penasaran' dan memupuknya. Aku menyadari ada sesuatu yang bukan sekedar 'ingin mengobrol' ketika kami bercakap-cakap larut malam lewat telepon.

"Ada yang mulai tak beres." Pikirku.

Sampai suatu hari seorang sahabat, yang cenderung seperti kakak perempuan, datang menginap di kamar kost ku untuk melepas rindu.

Malam itu kami berkelakar tentang cinta. Harusnya bebicara tentang cinta, akan melahirkan nuansa melankolis dan romantis. Tapi lain halnya ketika yang membicarakan cinta adalah seorang feminis macam dia. Segala sesuatu yang dituturkannya akan selalu terdengar logis dan rasional, bahkan tentang cinta sekalipun.

"Dek, sudah saatnya lho kamu belajar olah rasa." Tuturnya sambil menyecap secangkir teh hangat.

Aku yang tadinya tidak ingin menggubris, sejenak kemudian terpancing juga dalam obrolan cinta-cintaan yang dia umpankan itu.

"Jangan sampai kamu terlalu nyaman dengan kesendirianmu. Ini tahun ke limamu lho."

Tuturnya hampir sama persis seperti ketika mengingatkanku untuk segera merampungkan tugas akhirku. Berarti ini penting. Tapi aku memutuskan tetap hening.

"Kita, sebagai seorang perempuan boleh saja menjadi perempuan yang tangguh, mandiri, cerdas tapi bukan sekedar itu yang membuat perempuan menjadi perempuan sejati. Kita tetap harus ingat kodrat sebagai seorang perempuan adalah untuk memperlengkapi. Sehebat apapun kita sebagai perempuan tetap membutuhkan seorang laki-laki. Mulalailah belajar mengenal laki-laki."

Aku menghela nafas ketika arah obrolan monolog kami ini sudah jelas kemana tujuannya.

"Ah, aku masih merasa nyaman sendiri, Mbak. Mungkin karena sudah terlalu terbiasa. Ketika nanti masanya tiba juga aku akan memilih dengan sendirinya."

"Lho, justu itu yang berbahaya, kenyamananmu itu."

Potongnya dengan tegas.

"Itu karena kamu terbiasa apa-apa sendiri, mandiri, dan dengan atau tanpa laki-laki disisimu sebagai pasangan hidup kamu merasa baik-baik saja. Ya, kalau memang keputusanmu akan hidup selibat, itu bukan masalah. Tapi kamu kan juga ingin berkeluarga?"

"Ya, sampai sekarang belum ketemu yang cocok, Mbak." Sergahku.

"Ah, itu bukan alasan. Kecocokan itu bukan sesuatu yang bisa kita temukan, melainkan sesuatu yang harus kita bangun." Tandasnya.

"Berapa umurmu sekarang?"

"Dua dua." Jawabku, sekalipun aku tahu itu sebenarnya bukan pertanyaan, itu hanya prolog.

"Ya, kalau memang kamu ingin berkeluarga, mulailah membuka diri, mulailah belajar mengenal laki-laki. Ya memang, teman laki-lakimu banyak, tapi sejauh ini mereka adalah benar-benar teman kan? Adakah yang memandangmu sebagai perempuan?"

Aku mengingat-ingat dan menghitung dalam lima tahun terakhir ini ada beberapa laki-laki yang memiliki kedekatan khusus, atau hendak berelasi denganku… Ada, beberapa, tapi mereka kemudian pergi begitu saja karena memang hakikat 'membutuhkan dan dibutuhkan' itu penting dalam suatu hubungan. Dan mereka yang datang kemudian pergi begitu saja itu, bukan tidak mungkin adalah karena tidak menemukan 'diperlukan dan memerlukan' itu dalam diriku. Aku melihat sosok diriku yang sekarang begitu angkuh, karena merasa cukup dengan diriku sendiri.

"Pernikahan yang nantinya akan kamu jalani, bukan sekerdar pernikahan yang berlandaskan asas sama-sama cinta, jika kamu menginginkan untuk membangun keluarga seperti yang kamu inginkan. Pernikahan, membangun keluarga, bukan sekedar mengikuti arus perasaan yang menggebu-gebu, bukan sekedar membiarkan diri terbawa oleh sesuatu yang orang sebut chemistry. Jangan pernah sekalipun mengandalkan cinta pertama-tama. Pandanglah itu sebagai kebutuhan dan keutuhanmu sebagai seorang wanita adalah untuk menemukan pasangan hidup."

Aku mengingat-ingat, perjalanan kami setengah tahun yang lalu, pendakian nekat kami yang berteman badai. Semua perjalanan selalu membawa cerita, satu yang masih lekat adalah ketika obrolan kami di ketinggian ketika kami berbincang sambil menyeduh secangkir cokelat hangat sambil mendengarkan bunyi gempuran air hujan di tenda kami. Obrolan kami waktu itu juga tentang pasangan hidup dan pergumulannya dalam memilih seseorang yang akan dia sebut sebagai pasangan hidup. Yang membawanya pada seseorang yang sekarang ini sedang dia perjuangkan bersama jarak.

"Aku, juga awalnya sangsi, untuk memilih seseorang untuk berpatner menjalani hidup. Ya bukan lain karena alasannya akan sama denganmu, terlalu nyaman sendiri, dan merasa cukup dengan diri sendiri. Dan satu lagi, tidak pernah merasa cocok lalu tidak mau mencoba. Ingat, pasangan hidup bukan klon, yang harus sempurna. Tidak ada yang sempurna. Kamu masih punya kriteria? Hapus sekarang, daftar kriteriamu hanya akan mempersulit dirimu. Ya, bukan berarti kita tidak boleh mengingini seseorang dengan kriteria tertentu, kita sedang memilih pasangan hidup bukan sedang memilih sepatu di etalase. Yang perlu kita pahami, sekali lagi wanita adalah dikodratkan untuk memperlengakapi, menjadi teman hidup yang sepadan."

Berbicara soal sepadan, aku kadang merasa aneh juga dengan preferensi sahabatku ini tentang pasangan hidup. Seseorang yang sedang bersamanya saat ini menurutku tidak terlalu sepadan dengannya.

"Pemahaman tentang kesepadanan tidak dapat diukurkan oleh orang lain. Yang mengetahuinya adalah yang menjalaninya. Contohkan saja, orang cenderung tidak akan memilih sepatu sebagai kado untuk sahabatnya. Kenyamanan kaki si pemakai sepatu hal yang utama, bukan merk harga atau bahkan ukuran yang menjaminnya. Aku bisa saja mengahdiahimu sepatu sesuai dengan ukuranmu, tapi belum tentu nyaman dikakimu.Aku tidak bisa menembak-nembak seperti apa yang kamu mau. Kamu harus memilih dan mencobanya sendiri."

Aku tiba-tiba teringat dan menelusuri perasaanku sendiri , tentang apa yang aku alami belakangan ini mungkin saja tentang kecocokan dan kenyamanan. Mungkin saja ketertarikanku pada seseorang yang melahirkan penasaran dan keingintahuan lebih jauh tentang dia dan kehidupannya adalah awal dari rasa cocok dan kenyamanan.

"Benar. Jika berkeluarga akan menjadi pilihan, tentunya penemuan pasangan hidup yang cocok adalah pondasinya. Dan kalau kecocokan itu harus dibangun bukan ditemukan, maka hal yang pertama harus kita lakukan adalah membuka diri untuk menerima dan diterima."

Konklusiku mengalir begitu saja diiringi uap kantuk yang sedetik kemudian pergi lagi.

"Belakangan aku menemukan seseorang yang sedikit kuperhitungkan, Mbak."

Sesei obrolan berat tentang cinta yang dilogikakan tadi kemudian menikung curam perbincangan yang lebih dideskripsikan dengan curhat.

"Jujur saja, seberapun pantangnya kita mengukur seseorang dengan kriteria. Ketika aku dihadapkan dengan seseorang yang dewasa. Aku benar-benar mengingininya. Hanya saja aku masih enggan untuk keluar dari zona nyamanku, kalau-kalau aku harus berelasi. Mau tidak mau harus banyak yang aku toleransi. Dan aku akan harus terbiasa dengan itu." Aku berusaha bercerita dengan tersirat.

"Kamu takut karena dia lebih dewasa darimu, maka dia akan banyak mengubahmu? Kamu takut berubah?"

Pertanyaan retoris semacam itu hanya cukup ku jawab dengan kerutan dahi.

"Perubahan adalah sesuatu yang harus terjadi pada setiap benda hidup. Karena jika sesatu hidup maka ia bergerak. Dan kamu, kamu hanya berubah jika mau bergerak. Ya memang, mau tidak mau 'toleransi' harus ada dalam setiap hubungan. Dan perubahan itu adalah dampaknya. Tidak masalah kamu berubah, asal perubahanmu itu adalah sesuatu yang terjadi karena kesadaran, bahwa memang perubahan itu adalah kebutuhanmu. Dan perubahan itu melahirkan sesuatu yang baik dalam dirimu, dan tidak membuatmu kehilangan siapa dirimu, tetapi justru membuatmu menemukan kesejatian dirimu."

Benar. Aku mendapati sahabatku itu banyak berubah setahun belakangan ini.

Long Distance Relationship yang ia sedang jalani saat ini nyatanya membawa sesuatu yang berbeda dalam hidupnya. Bukan hanya perubahan yang dia nikmati dalam dirinya tapi perubahan-perubahan kasat mata yang juga pasti nampak pada orang-orang sekelilingnya.

"Belakangan ini, aku juga merasa aku sedang berubah. Tapi perubahan itu aku lakukan dengan kesadaran, perubahan itu membangun diriku sendiri. Dan karena aku melakukannya dengan kesadaran maka aku tidak perlu takut akan kehilangan diriku sendiri. Justru dengan perubahan itu aku menemukan kesadaran bahwa aku sedang menemukan diriku sendiri. Aku mungkin awalnya sedikit geli mendapati diriku bergaun dan bergincu untuk menghadiri undangan pernikahan temanku, atau menertawakan diriku sendiri ketika mendapati diriku sedang asik didapur berkutat dengan rempah-rempah dan sayur-sayuran untuk bereksperimen menu baru. Tapi perlahan-lahan aku paham kalau hidup harus bergerak. Kita harus berubah. Dengan belajar berdandan aku menjadi lebih bersyukur, kalau aku adalah perempuan yang cantik. Dengan memasak aku menjadi mengerti bahwa kalak dari tanganku aku akan meberi makan anak dan suamiku dengan panganan yang lezat. Itulah makna dari berubah. Dan perubahan semacam ini menurutku tidak perlu ditakutkan."

Tanpa dia menjelaskan seruntut itupun aku juga melihat dengan jelas bahwa sedang berubah. Aku sendiri sempat terheran-heran melihat sebuah pouch berisi alat make-up lengkap dia keluarkan dari tas Carriernya (ya, dia perempuan yang senang bepergian sendirian dengan tas carrier naik kereta keluar kota). Dan aku juga cukup takjub ketika dia menghidangiku sepiring pancake (cukup) lezat untuk sarapan. Padahal dia yang ku kenal selama ini adalah wanita (semi) tomboy yang begitu nyaman dengan dirinya sendiri. Penemuan dirinya itu ia temukan bersama dengan calon penamping hidupnya saat ini. Ah, aku mendapati bahwa diriku terkukung oleh zona nyaman yang mulai membahayakan. Kenyamanan yang mengurungku pada keakuanku dan kenyamanan diri.

"Cinta, akan melahirkan persahabatan sejati yang saling membangun diri."

Seminggu kemudian,aku dan pria tak kasat mata itu bertemu.

Tepatnya aku memutuskan untuk bertemu. Sejujurnya aku enggan untuk menjalani pertemuan-pertemuan semacam itu. Ketakutan konyolku adalah karena aku tahu kemana perasaanku selanjutnya akan membawaku. Ketertarikan itu akan mengajakku kemana. Kalau awalnya aku merasa, sedang menemukan seseorang.Lalu apa maknanya menemukan kalau tanpa pertemuan. Aku takut jatuh cinta?

"Jatuh cinta tidak akan membuatku kehilangan logikaku."

Aku berusaha meyakinkan diriku.

Aku akhirnya mengiyakan pertemuan yang sejak lama begitu kuhindari itu.

Akupun bertemu langsung dengan seseorang yang beberapa waktu ini sedang begitu kupertimbangkan. Kali ini perjumpaan nyata, bukan lagi maya.

Aku menjabat tangannya. Dan ya, aku melihatnya masih tampan. Ya, mungkin tidak setampan yang kujumpai tahunan lalu. Mungkin juga karena selama perjalananku sepuluh tahun ini aku banyak berjumpa dengan laki-laki tampan maka kadar ketampanannya agak berkurang. Atau ketampanannya berkurang karena dia (sama denganku) mulai menua? Entahlah tapi terang saja, aku yang nekat menemuinya hanya dengan setelan jeans dan kaos, tanpa embel-embel dempulan bedak atau polesan gincu, atau semprotan parfum harum apapun nyatanya membuatku menyapa diriku sendiri.

"Hallo Upik Abu, apa kabar?"

Kami kemudian duduk di sebuah warung cepat saji sambil menikmati minuman dingin.

Kami bercerita banyak. Dia bercerita banyak.

Didepannya aku seperti sebuah kerupuk bulat putih diwarung makan yang dimasukkan kedalam semangkuk soto. Menyusut dan menjadi sangat kecil.

Aku yang selama ini mengidam-idamkan seorang laki-laki dewasa sebagai pendamping hidup. Dihadapkan pada seorang laki-laki sungguhan yang benar dewasa, nyatanya malah mengkerut.

"Aku ini apa? Wawasanku belum seberapa. Caraku memandang hidup dan kehidupan belum apa-apa. Aku hanya anak ingusan yang masih belum paham hidup itu apa."

Entahlah, didepanku dia seperti menjelma sebagai sebuah cermin besar yang didepannya aku dapat melihat diriku sendiri dengan jelas. Aku yang selama ini nyaman dengan diriku sendiri. Aku yang selama ini merasa bisa apa-apa sendiri. Aku yang selama ini merasa cukup dengan apa adanya aku. Menjadi bukan apapun di depannya.

Kami kemudian ke toko buku, kami hanya berkeliling rak mengomentari satu buku dan buku lainnya, satu penulis dan penulis lainnya, sambil menyelinginya dengan bercakap-cakap.

Aku merasa aku sedang meresensi diriku sendiri. Bahwa nyatanya yang selama ini kutulis tentang diriku sendri masih melum sepenuhnya menghasilkan jalan cerita sebagus yang aku kira. Aku menjadi editor untuk tulisanku sendiri, dan nyatanya aku menemui banyak kesalahan dalam menginterpretasikan diriku sendiri.

Aku gagal jatuh cinta. Aku batal jatuh cinta. Aku mendapati diriku sendiri tidak cukup layak untu menjatuhcintai seorang pria dengan mimpi yang besar. Aku tidak cukup pantas untuk mendeskripsikan sesuatu yang selama ini kusebut ketertarikan itu sebagai jatuh cinta karena nyatanya jatuh cinta tidak sesederhana menemukan seseorang yang layak kita cintai.

Cantuh cintaku kali ini, membawaku pada penemuan diri. Aku berkaca.

Jatuh cinta ini membawaku pada pemahaman, bahwa terlebih dahulu aku harus mengenali diriku sendiri sebelum aku belajar mengenal orang lain, sebelum aku membuka diri untuk dikenal oleh orang lain.

"Aku harus menemukan diriku sendiri sebelum menemukan seseorang yang akan menemukanku."

Jatuh cinta itu tidak semudah kelihatannya, tidak semudah kedengarannya, jatuh cinta nyatanya rumit dan sulit. Untuk semua perempuan yang menganggap cukup dengan dirinya sendiri, untuk semua perempuan yang nyaman dengan kemandirian dan kegigihan, kecerdasan. Persiapkanlah dirimu untuk jatuh cinta. Mulalilah berkaca.

Aku teringat sepenggal kisah yang ditulis oleh Dee Lestari dalam Novelnya Rectoverso.

“Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa.”

Kurang lebih sama, aku mengoreksi diriku dengan ketimpangan yang nyata. Bahwa aku tidak cukup sepadan.

Aku memerlukan waktu untuk pelayakan diri.

Dan kalaupun pelayakan diriku tidak cukup sepadan untuk bersamanya, tidak masalah bagiku, ini ‘perjumpaan’ ini akan menjadi titik tolak serius dalam hidupku.

Tidak masalah jika kali ini yang kunikmati jika hanya punggungnya, punggungnya sudah cukup menjadi cermin besar untuk aku merefleksi dan membiaskan sebuah makna penemuan diri.

Hai, kehidupan ini cukup deras untuk hanya membiarkanmu mengapung begitu saja terbawa arus kehidupan. Kamu harus menemukan patener mendayung, untuk menemukan arahmu.

Cinta sejati tidak akan tumbuh dari berapa banyapun persahabatan yang kamu miliki.

Karena cinta sejati akan menumbuhkan persahabatan.

Jika kamu mengingini akan ada seseorang yang bersamamu  mengukir memori dan jejak langkah kaki di perjalanan hidupmu ini, persiapkan kaki-kaki yang kuat untuk berjalan bersamanya. Kita kelak akan saling menggendong, dalam kelemahan, maka mengukur kekuatan diri dari sekarang adalah penting.

Sebelum matahari terbenam begitu saja, kita perlu menyiapkan diri untuk bisa bersama sama menikmati senja dengan seseorang yang kita cintai.

"Selamat berkaca dan menemukan dan melayakan diri."

Bisikku sambil menikmati udara sore, sesaat sebelum matahari terbenam, ditengah hiruk pikuk bubaran kantor kota Jakarta.

Maaf Aku Harus Melepaskanmu!

$
0
0
1462102790240

Hai kesayanganku maaf aku harus melepaskanmu, sudah 3 tahun lamanya aku bertahan untuk mu tetapi kamu tidak ada usaha untuk mempertahankanku. Rasanya sebagai perempuan sudah lelah jika harus mempertahankan sendiri atau seorang diri, cinta itu harusnya diperjuangkan berdua bukan hanya sendirian, sudah cukup lama aku bertahan sendiri tanpa mempertanyakan yang pasti untuk kita.

Setiap aku bertanya bagaimana kelanjutan untuk kita kamu hanya menjawab enteng dengan berkata, "Kamu cari pacar baru lagi aja, ntar aku juga cari pacar baru". Enak sekali kamu bisa berkata seperti itu dengan santainya, sedangkan aku yg mati-matian berusaha untukmu, membuatmu bahagia tetapi sayang kamu tidak perduli itu sama sekali bagaimana aku dan bagaimana perasaanku kamu engga akan pernah tau kalau wanita itu sangat sensitif apalagi terhadap perasaan aku selalu dan selalu mencoba untuk bertahan, memahami kamu, mengerti bagaimana kondisi kamu , masalah kamu dengan keluarga kamu. Tapi sayang semua sia-sia tak pernah ada artinya di matamu aku hanya ingin bertanya  kepadamu, masihkah kamu menyayayangiku? Masihkah kamu memperdulikan aku? Dan masihkah kamu ingin memperjuangkan semua ini?

Kalau iya tolong buktikan, buktikan kalau aku masih ada di dalam hati kamu. Jika tidak aku akan menyerah sekarang. Aku akan mundur perlahan dan menjauh. Ah, perasaan aku ini seperti boneka bagimu yg bisanya hanya kamu mainkan saja dan maaf aku bukan seperti yang kamu bayangkan. Aku wanita kuat yang tidak mudah kau patahkan begitu saja, tetapi hukum karma itu pasti ada. Maaf karena aku memutuskan untuk mundur, aku pergi dan tak kan lagi akan menganggumu lagi, maafkan aku.

Berjuang Sendiri Tanpa Diperjuangkan

$
0
0
hipwee-o-gratitude-research-facebook

“Apa yang membuat kau menangis malam-malam begini?”, “aku gapapa”, “aku tak yakin bahwa kau benar-benar tidak apa-apa, apa kau ada masalah? Kalau iya, aku mau menjadi pendengar yang baik untukmu”, “aku memang ada masalah tapi aku bisa kok menangani masalahku sendiri“, “walaupun kau bisa menangani masalahmu sendiri tak ada salahnya kau ceritakan sedikit apa masalahmu agar kau sedikit lebih lega”, “baiklah,  aku akan ceritakan. Aku hanya sedang jatuh cinta”, “lantas apa yang membuatmu menangis sesegukan malam-malam begini kalau masalahnya hanya jatuh cinta? Apa kau jatuh cinta sendirian?”, “iya sepertinya”, “apa kau mencoba memperjuangkannya?”, “hmm iya”, “Apa kau Sakit berjuang sendirian?”, “iya, sangat”,”Tapi apa kau pantas memaksakan dia untuk memperjuangkan mu kembali?”, “iya pantaslah, dia harus bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat. Dia sudah buat aku jatuh cinta. Bahkan jatuh cinta sendirian!”, “aku rasa tidak. Karena sekeras apapun kau memaksa, kau akan tetap berjuang sendirian”. “tapi dia sudah buat aku merana karena jatuh cinta”

“Sayang, mari kita sama-sama saling menguatkan karena aku juga merasakan hal yang sama. Berjuang sendirian tanpa diperjuangkan. Dia (yang kau perjuangkan) merasa bahwa kita (yang berjuang) belum benar-benar pantas untuk mendapatkan hatinya. Belum benar-benar masuk ke dalam kriteria yang ia susun dalam kriteria pasangan yang dia dambakan. Rasanya mau menyerah. Dia membuat kita merubah diri kita yang sebenarnya menjadi apa yang dia dambakan. Tanpa dia meminta, kau akan tetap melakukannya”. “apa kita bodoh?” “Iya memang. Namun pada dasarnya suka yang baik itu adalah ketika kita menyukai seseorang, seseorang itu menerima kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri kita. Boleh saja kita merubah diri kita, tapi dalam hal kebaikan. Bukan hal diluar kemampuan kita ataupun diluar yang bukan menjadi diri kita sendiri.”

“Apa kita harus menyerah?”, “Itu bergantung kepada hatimu, sayang. Apa kau masih kuat berlari mencapai finish? Jika kau tak kuat dan kaki mu benar-benar lemas kau boleh saja berhenti ditengah jalan atau jika kau masih kuat kau berjalan santai menuju finish, walaupun kau tahu itu hanya sia-sia karena sudah ada orang lain yang mencapai finish terlebih dahulu”.

“Kalau aku, mau lihat seberapa dia peduli terhadap ku. Seberapa pentingkah aku dalam kehidupannya. Jika aku hanya kepingan-kepingan yang tak mampu dia satukan, aku akan berjalan mundur tanpa dia tahu. Kau tahu? Karena berjuang tak sebercanda itu. Karena berjuang memerlukan banyak waktu dan tenaga”.

“Lalu apakah aku harus sepertimu? Melihat apakah aku benar-benar penting dalam kehidupannya?”, “sayang, kau tahu? Bahwa yang aku lakukan belum tentu mampu membuat dia yang kita perjuangkan melihat kita seutuhnya, bisa saja yang aku lakukan juga sia-sia sepertimu yang mampu berlari kencang hanya diawalnya saja. Sekarang kita hanya perlu berdoa kepada Tuhan yang membolak-balikkan hati kita. Karena hanya itu yang kita perlukan. Kita hanya perlu mencairkan hati manusia dengan do’a, percayalah”.

“jika kita sudah berdo’a tapi dia tak kunjung melihat kita bagaimana?”, “simple. Dia hanya bukan jodoh mu. Jika dia pikir kau belum pantas untuknya, Tuhan pun berkata dia belum pantas untukmu. Jangan khawatir, Tuhan lebih tahu ketimbang manusia”, “baiklah,aku paham sekarang. Terima kasih”.

Tentang berjuang dan memperjuangkan. Dua hal dalam satu ikatan yang tak terpisahkan (menurutku), karena apa? Karena dalam memperjuangkan bisa saja kau diperjuangkan juga, atau bahkan yang lebih pahitnya kau berjuang sendiri mati-matian.

Berjuang sendirian, banyak sekali hal pahit untuk dijadikan pelajaran. Salah satunya menghargai perasaan orang lain. Untuk tidak memberikan hal-hal yang memang pada akhirnya tidak bisa kau capai. Untuk tidak menciptakan hal-hal yang justru tidak bisa kau berikan hasilnya. Yang pada akhirnya hanya doa lah yang mampu mencairkan segala kecemasan yang ada dalam hati. Kita hanya perlu memperbaiki diri untuk menjadi orang yang lebih baik. Memantaskan diri. Satu hal yang perlu diketahui, bahwa berjuang sendirian tak pernah menyenangkan tapi dibalik itu ada poin-poin penting yang harus kau ambil.

Selamat berjuang para pejuang, semoga perjuangan dan doamu segera mungkin di-iya-kan oleh Tuhan. Jika kau menyerah untuk berjuang ingatlah untuk segera sujud, karena hanya itu penenang yang paling ampuh selain apapun.

Untukmu yang Mungkin Masih Memperjuangkanku

$
0
0
hipwee-the_waiting-975392

Sebelumnya aku tak pernah menyadari, membahas tentang profesi, kemapanan, ataupun keuangan. Bagiku melalui hari-hari bersamamu sudah begitu menentramkan dan membuat hari-hari yang ku lalui diliputi kebahagiaan.

Kau membuatku menjadi seseorang yang begitu dipentingkan, karena waktumu selalu ada untukku.

Hingga suatu ketika, aku mulai memberanikan diri bercerita tentangmu. Bahwa kau adalah laki-laki baik yang telah menghiburku dengan sikap yang begitu manis. Namun, aku terhenyak seketika itu, yang mereka tanyakan ternyata tentang profesi, bagaimana kesibukan dan keadaanmu.

Aku terdiam dan mulai berfikir untuk segera mengutarakannya padamu. Bagiku memang bukan masalah, karena pribadimu sudah cukup membuatku bahagia, tapi tidak dengan orang tua, mereka yang telah memperjuangkan hidupku dengan segala jerih payahnya, mengaharapkan pasangan yang bisa menjamin kelayakan hidup putrinya.

Akhirnya ku putuskan untuk mulai merangkai kata, dan menyiapkannya sedemikian rupa agar tidak sampai menyinggung kehormatanmu sebagai laki-laki. karena ku tahu kau belum memiliki profesi.

Ada secercah harapan yang berpendar saat kau ternyata memutuskan untuk memperjuangkanku dan akan melawan segala terpaan yang mungkin menghujam.

Hatiku memang berbunga, sebelum kau memutuskan untuk pergi dan tidak ingin menghubungiku sebelum menuai kesuksesan.

Aku mengiyakan, dan melalui hari-hari yang begitu menyesakkan.

Kadang aku tak percaya, kau benar-benar telah pergi, entah kemana, namun aku yakin kau sedang memperjuangkanku disana.

Kadang aku memaki pada waktu, aku telah menyerah dalam rengkuhanmu, kau membuatku menunggu, merasakan detik-detik yang terasa begitu panjang untukku. Tak jarang, aku meyakinkan diri, bahwa ini akan menjadi hari terakhir kalinya aku merengek agar kau segera hadir. seharusnya aku bisa menahan, seberapa lamanya, tapi detik demi detik terasa lambat dan hanya membuatku tersengal diterpa kesunyian.

Kepercayaan ini mungkin begitu penuh padamu, sehingga aku tidak menyisakan ruang untuk berfikir berhenti menunggu, kecuali kau hadir dengan sebuah keputusan, senyum atau diam terpaku.

Kebiasaan yang Cuma Dilakukan Pasangan yang Udah Lama Jadian. Nggak Ada Lagi Ceritanya Menye-menyean

$
0
0
21

Kata cewek-cewek, cowok itu suka menyebalkan. Saat masih PDKT, manisnya minta ampun seolah kalau toh si cewek minta bulan, dia akan mengabulkan. Tapi kalau sudah pacaran, sedikit-sedikit manisnya berkurang. Emang sih nanyain dengan perhatian sudah makan apa belum, tapi pakai embel-embel peringatan nanti mati lho . Jadi gagal manis.

Padahal memang seringnya jangka waktu hubungan menentukan sikap pasangan. Waktu baru jadian, masih romantis-romantisnya, perhatian apapun di berikan. Semakin lama semakin berkurang, hingga akhirnya saat hubungan sudah berjalan terlalu lama, hubungan kamu dan dia justru lebih mirip sahabat baik daripada sepasang kekasih. Tentu saja itu bukan karena cinta yang berkurang, tapi karena kalian sama-sama sudah sangat terbiasa dengan kehadiran masing-masing.

Kalau hubunganmu dengan dia sudah berjalan bertahun-tahun, mungkin hal-hal ini sudah kamu alami.

1. Kalian memang tidak ngobrol, SMS, atau teleponan sepanjang hari. Tapi kalian sama-sama tahu sedang sibuk apa saat ini

Ngobrol di telepon nggak sesering dulu

Ngobrol di telepon nggak sesering dulu via mic.com

Saat awal-awal pacaran, HP adalah hal yang nggak pernah lepas dari kamu. Mulai dari bangun tidur, makan, sampai ke kamar kecil pun kamu akan membawa HP. Alasannnya supaya kamu bisa ngobrol dengan Yang-mu setiap saat. Kalau dia nggak balas SMS dalam waktu satu jam, kamu langsung panic bukan kepalang. Tapi itu dulu. Setelah hubunganmu sudah bertahun-tahun, kamu bahkan jarang SMS atau telepon dia. Paling hanya mengucapkan selamat pagi waktu bangun tidur, dan cerita sebentar sebelum tidur. Tapi anehnya kamu dan dia sama-sama tahu masing-masing sedang sibuk apa.

Jam segini dia emang nggak bisa ditelepon. Paling lagi futsal sama teman-teman kantornya.

2. Dulu kalau dia ngga sempet nghubungin karena kerjaan, kamu jadi uring-uringan. Sekarang sih dia sibuk karena kerjaan sih bikin kamu santai, toh demi masa depan.

Kalau dia nggak bisa dihubungi, nanya ke teman sekantornya aja

Kalau dia nggak bisa dihubungi, nanya ke teman sekantornya aja via blog.se.happypancake.com

Dulu kamu inginnya dia selalu laporan padamu ke manapun dia pergi. Makan siang di mana, dengan siapa, menunya apa, kamu harus tahu. Setiap dia pergi keluar kota, dia juga harus melaporkan setiap jam posisinya. Alasannya supaya kamu bisa tenang dan nggak kepikiran. Tapi sekarang, kamu sudah maklum kalau dia nggak bisa dihubungi dan SMS-SMSmu nggak dibalas. Apalagi kalau di jam-jam kerja. Kalau memang kamu khawatir, kamu akan menghubungi rekan kerjanya sekadar menanyakan keadaannya. Asal dia baik-baik saja, itu sudah membuat kamu tenang. Kamu juga nggak pernah kesal kalau dia mendahulukan urusan kerjaan. Toh, dia kerja juga untuk masa depan kalian.

3. Obrolan kalian juga nggak bisa lagi diterjemahkan dengan bahasa manusia biasa. Hanya kamu dan dia yang paham apa maksudnya

Kamu dan dia punya bahasa sendiri

Kamu dan dia punya bahasa sendiri via tipsofdivorce.com

Yang, udah isi belum?

Belum nih.

Kita isi yuk? Kamu siap-siap ya. Bentar lagi aku sampai.

Kalau lain mendengar percakapan kalian tadi, bisa-bisa yang muncul di pikirannya adalah soal hamil-perhamilan. Padahal yang kamu maksud adalah sudah isi perut belum? Kalau belum, ayo kita makan bareng. Karena kalian sudah bersama sekian lama, dan terbiasa berkomunikasi dengan banyak cara, kamu dan dia sudah punya bahasa sendiri yang hanya kalian pahami berdua.

4. Jaim? Sudah nggak zaman. Kentut di depan pasangan bukan hal yang jarang kalian lakukan

"jangan bilang-bilang, tapi aku barusan kentut..."

“jangan bilang-bilang, tapi aku barusan kentut…” via favim.com

Dulu kamu selalu berusaha jadi orang yang sempurna untuk dia. Kamu takut jika kamu jadi dirimu yang biasa, dia akan kabur dan hubungan kalian gagal total. Saat makan bareng, kamu akan makan sesedikit mungkin dengan gaya seelegan mungkin, supaya dia nggak berpikir kamu rakus dan makannya banyak. Tapi jika kamu dan dia sudah pacaran bertahun-tahun, jaim sudah bukan zamannya lagi. Kamu dan dia sudah sama-sama tahu masing-masing, nggak perlu ada yang ditutup-tutupi. Makan ya makan saja, kalau kurang nambah. Bahkan kentut di depannya juga hal yang jarang kamu lakukan. Kenapa malu? Toh dia akan membalasmu dengan kentut yang lebih keras. Haha

5. Saat janjian makan berdua, kamu bisa mesenin makanan buat si dia meski dia belum datang. Toh kamu sudah hafal kesukaannya

Udah hafal makanan apa yang dia suka

Udah hafal makanan apa yang dia suka via positivetruth.com

Beb, aku telat nih. Macet banget di pertigaan depan kantor. Tolong pesenin makan

Iya, udah aku pesenin. Ayam penyet cabe ijo, ayamnya dada kanan dan sambelnya ditambahin. Sama es jeruk, gulanya sepucuk sendok teh.

Wah kok kamu tahu aku pengin banget makan ayam penyet? Jangan-jangan kita jodoh?

Plis deh

Sekian lama bersama kamu juga sudah menghafal kebiasaannya. Mulai dari sifat-sifatnya, sampai makanan favoritnya. Jadi kalau janjian makan bersama di restoran, kamu sudah tahu apa yang akan dia pesan. Lengkap dan sedetil-detilnya.

6. Kalian lebih sering ledek-ledekan, dan itu justru tanda kalian makin saling sayang. Maksa jadi romantis malah jadi bahan ketawa

lebih sering ngeledek daripada beromantis-romantis

lebih sering ngeledek daripada beromantis-romantis via www.buzzfeed.com

Say, aku kangen.

Kamu mabuk ya?

Ih, orang kangen kok malah dibilang mabuk! Kita udah berapa lama nggak ketemu? Saking kangennya aku sampai salah orang melulu. Semua orang jadi mirip kamu.

SIAPA NIH YANG LAGI BAJAK HP PACARKU? BALIKIN GAK?!

Saat hubungan sudah berjalan lama, kata-kata romantismu diganti dengan kegiatan saling meledek. Kalau ceweknya agak cerewet, cowoknya akan bilang dasar panci dapur! , dan kalau cowoknya agak chubby, ceweknya akan dengan kejam menyebutnya beruang kutub . Tapi justru itu tanda sayang kalian berdua. Kalau ada yang berusaha romantis, endingnya malah gagal. Nasib udah kelamaan pacaran.

7. Poker face sudah nggak berlaku lagi untuk kalian. Sekali lihat dia langsung tahu jika kamu ada masalah yang ingin dibicarakan

Selalu ketahuan kalau nggak nyaman

Selalu ketahuan kalau nggak nyaman via www.dailydot.com

Sayang, kamu kenapa?

Nggak apa-apa.

Nggak usah bohong deh. Aku tahu kamu lagi bete.

Bukan bete, tapi

Tapi?

Aku lagi kebelet

Kalau cewek sudah mengeluarkan kata gak papa atau terserah , cowok akan kelabakan abis. Mungkin dulu diam-diam kamu menikmati saat cowokmu kebingungan dan merasa bersalah padamu. Tapi kalau sekarang, kamu nggak bisa lagi menyembunyikan isi hatimu. Gerak-gerikmu dan mimik wajahmu sudah terlalu dihafal oleh pasanganmu, jadi sekali lihat dia langsung tahu kalau ada yang nggak beres.

8. Hangout dengan teman atau saudaranya juga sudah hal biasa. Kadang malah tanpa dia, dan kamu tetap asyik-asyik aja

keluar sama Mama pacar udah biasa

keluar sama Mama pacar udah biasa via www.tumblr.com

Kamu lagi di mana? Kok ramai banget sih?

Ini lagi ke Mall, nyari sepatu.

Sama siapa? Eh, kok itu ada suara Mama?

Hehe. Iya, sama Mama kamu nih.

Karena hubungan kalian sudah lama, bukan tidak mungkin kamu juga sudah akrab dengan keluarganya. Bertemu dengan mereka nggak lagi membuatmu grogi parah dan keluar keringat dingin. Bahkan kamu sering keluar dengan adik-adiknya atau justru mamanya tanpa dia. Sudah akrab ini. Restu sudah di tangan, tinggal tanggal peresmian aja yang belum.

9. Sering bertemu dengan outfit yang senada, meski sebenarnya nggak janjian

bajunya samaan meski nggak janjian

bajunya samaan meski nggak janjian via www.pinterest.com

Dulu waktu masih awal pacaran, biar dianggap unyu, kamu dan dia sering janjian untuk pakai outfit yang senada saat kencan. Bahkan kamu dan dia rela membeli kaos-kaos atau sepatu couple. Biar manis dan romantic. Tapi semakin lama, kekompakan itu muncul begitu saja. Tanpa janjian dulu sebelumnya, kamu dan dia memakai baju yang warnanya senada.

Eh, kok kita samaan sih? Jodoh nih pasti!

10. Masalah dan rasa jenuh yang datang tak lagi jadi penghalang. Justru kamu dan dia mau berusaha mati-matian untuk menguatkan hubungan.

untuk sejauh ini kalian juga berjuang

untuk sejauh ini kalian juga berjuang via www.petpictures.xyz

Hubungan kalian yang sudah sekian lama juga nggak berjalan mulus-mulus saja. Orang mungkin menganggap kalian pasangan yang super serasi dan memang ditakdirkan bersama. Tapi mereka tentu nggak tahu bahwa kalian juga berjuang keras untuk mempertahankan hubungan itu. Masalah pasti ada. Rasa jenuh juga kadang datang karena bersama orang yang sama sekian lama. Tapi kalian selalu punya cara sendiri untuk mengatasinya. Setiap permasalahan yang terjadi, dihadapi secara dewasa dan diambil hikmahnya. Niat untuk mengakhiri hubungan sering juga ada. Tapi selalu kalah dengan rasa sayang pada hal-hal yang sudah dilewati bersama. Kamu dan dia sama-sama yakin bahwa setiap masalah adalah ujian yang justru akan menguatkan hubungan.

Saat hubungan sudah berjalan lama, rasanya ngga mau lagi beranjak. Bukan karena apa-apa yang sudah kalian lalui bersama, juga karena kamu dan dia sudah saling terbiasa dengan satu sama lain. Mencari orang baru juga berat rasanya, karena harus memulai dari awal. Masalah dalam hubungan pastilah ada. Tapi jika kalian berdua masih sama-sama bisa bahagia, itu artinya hubunganmu dengannya layak dipertahankan. Ayo, tinggal kapan nih kalian mau meresmikan?


Aku Bukan Cinta dan Kamu Bukan Rangga. Biarkan Cinta Kita Luntur di Seragam SMA

$
0
0
1462194755496

Batas

Semua perihal diciptakan sebagai batas

Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain

Hari ini membelah membatasi besok dan kemarin

Besok batas hari ini dan lusa jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara, dan kantor wali kota, juga rumahku dan seluruh tempat di mana pernah ada kita

Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta

Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi dipisahkan kata begitu pula rindu.

Antara pulau dan seorang petualang yang gila

Seperti penjahat dan kebaikan di halang ruang dan undang-undang

Seorang ayah membelah anak dari ibunya dan sebaliknya

Atau senyummu dinding di antara aku dan ketidakwarasan

Persis segelas kopi tanpa gula pejamkan mimpi dari tidur

Apa kabar hari ini? Lihat tanda tanya itu jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi

AISHA SHAIDRA 2 Mei 2016,

Hey apa kabarmu ?  Sudah nonton film AADC ? Ku harap sudah, Manis ya ? Cinta Rangga … Ah, mereka bukanlah aku dan kamu, bodohnya aku berimajinasi bahwa cintamu untukku seperti cintanya Rangga ke Cinta… Imajinasi itu perlahan ku patahkan dengan egoismeku, dengan realita yang ada, dan dengan fikiran negatif.

Iya, ingin kupatahkan sepatah patahnya… Aku, tak ingin lagi berbuat gila hanya karena berharap cintamu masih milikku. Aku kamu dan cinta kita, tumbuh manis di seragam yang kita kenakan. Dari biru hingga luntur jadi abu, cinta kita bersemi menjadi bunga nan indah.

Aku ? Jangan tanya seberapa bahagianya aku dulu, tak ada yang rumit bagiku, semua kuceritakan kepadamu sampai dengan hal terkecil sekalipun seperti aku yang lupa pakai deodoran misalnya hehe . Kamu tau hal yang paling membahagiakan ketika mentari terbit dan terbenam ? Hal itu adalah di mana aku melihatmu, melihat senyummu serta gigi ginsul yang sebenarnya agak aneh itu, tapi mungkin karena cinta itu semua jadi manis. 

Aku ? Kembali dengan lampu templok dan secarik kertas, menulis semua kesedihan menumpukan semua aksara ditemani derai air mata. Entah sudah berapa purnama yang aku habiskan untuk mengharapkanmu kembali. Dulu batas antara kita hanyalah soal mentari tenggelam, dan ketika terbit aku kembali bisa sepuasku melihat senyum serta canda tawamu.

Namun kini, batasku sudah tak sama lagi, kamu mendatangkan seseorang, seorang wanita cantik, seolah sengaja menyadarkanku dari mimpi, menjatuhkanku sekali lagi, menghancurkan harapku. Jangan tanya harap yang mana, ia adalah harap yang kubisikkan oleh bumi dan berseru di langit. Sebuah harap yang kukais-kais dari setiap serpihan janji janjimu dulu. Iya, harapku tentang kamu yang bisa jadi seperti Rangga. 

Mimpi hanya mimpi, benar benar mimpi yang kucipta sendiri dan kini harus kuhancurkan sendiri. Ini rumit, namun harus… Untukmu, gadis sesudah aku. Jagalah senyumnya tetap ada di sana, di wajah lugu yang dulu pertama kali ku lihat. Ingatkan dia untuk makan sesuai jadwal seharusnya, ia suka lupa akan hal itu mungkin karena terlalu asyik dengan tugas tugasnya itu. Oh iya, jangan kaget jika handphonemu berdering setiap 2 detik, ia memang begitu.

Jika ingin pergi bilanglah agar ia tak mencarimu seperti halnya dulu, ia memenuhi seluruh notif handphoneku. Ia takkan kuat jika kau marah lama padanya, hehe jangan ajak dia makan telur ia alergi itu …. Oh iya, satu lagi jangan pulang larut malam ia tak diizinkan untuk itu. 

Aku titip ya, ia laki laki hebat. Aku menunggu undangan darimu. Tenang saja cinta kami hanya cinta yang bersemi di seragam, dan kini cinta itupun telah gugur bersamaan dengan waktu… Aku ? Bukan Cinta …

Ini Perihal Pilihan Untuk Sendiri, dan Tentang Menemukan Serta Ditemukan

$
0
0
hipwee-weheart

-imrsxoxobae-

***

Ternyata pilihanku untuk menyandang status 'Single,' tidaklah mudah. Masih banyak adu pendapat di luar sana tentang alasan mengapa aku masih tetap sendiri tanpa ada status menjalin hubungan asmara dengan seorang pria.

Beberapa mengatakan pendapatnya tentang alasanku masih single adalah karena aku belum move on dari seseorang yang kucintai selama kurang lebih lima tahun, sebut saja Mr X—tidak sopan untuk menyebut namanya di media sosial seperti ini—apalagi nantinya tulisanku ini akan di baca oleh ratusan bahkan ribuan pasang mata. Ada yang menyebutkan pula bahwa aku terlalu pemilih dengan sederet kriteria yang membuat para lelaki yang ingin mendekatiku menjadi takut dan akhirnya mundur perlahan tanpa tahu kekalahan mereka. Ada pula yang mengatakan bahwa beberapa pria yang menyukaiku itu mungkin saja memilih mundur karena tidak menemukan hal 'dibutuhkan' itu dalam diriku. 

Mungkin karena aku adalah wanita mandiri yang nyaman sendiri tanpa atau ada kekasih atau sosok pria di sampingku, dan aku yang tampak cuek saat mereka berusaha mendekatiku dengan cara mengobrol atau berteman lebih dekat denganku, misalnya.

Aku menarik napas pelan-pelan dan menghembuskannya ke udara, berusaha menenangkan saraf-sarafku untuk tidak berkutat dengan emosi sesaatku dan menyelesaikan masalah yang sebenarnya tidak bisa disebut sebagai masalah juga dengan memperjelas statusku, yakni dengan memulai sebuah hubungan baru dengan pria yang sedang mendekatiku dan berujung dengan penyesalan karena aku tak bisa seutuhnya mencintainya dan akhirnya membuat hati seseorang terluka, padahal mungkin saja dia sungguh-sungguh mencintaiku saat itu.

Mungkin saat membaca ini akan ada pertanyaan yang muncul, "Apakah aku takut jatuh cinta?"

Tidak .. (!!)

Aku tidak takut untuk jatuh cinta.

Aku hanya takut mencintai pria yang salah.

Ya, aku bukannya takut untuk jatuh cinta tapi aku hanya takut mencintai pria yang salah. Mungkin saja karena aku pernah mengalami kadar terluka yang amat sangat dalam, jadi itu membuatku belajar tentang aturan nomor satu dalam perihal cinta yang sebenarnya tertulis dalam kamus yang kususun sendiri yakni, "Tidak boleh jatuh cinta pada pria yang akan membuatmu menangis karena sakit hati." Well, manusiawi .. Aku pun ingin bahagia, aku ingin seperti Chelsea Olivia yang menangis bukan karena sakit hati tapi karena saking bahagianya.

Jadi .., "Apakah aku belum move on?"

Ha ha ha … Pertanyaan macam apa itu? Percayalah, aku sudah move on. Aku bukan tertawa demi menutupi sakit di hatiku. Memang kadang kalanya—tak ingin munafik—akan ada saatnya di mana rasa rindu dan rasa sesak di dada itu beradu menjadi satu, semua tentang kenangan yang pernah tergores dalam buku tentang kisah cintaku, di mana aku adalah penulis dan editornya.

Namun, bagian akhir dari cerita yang telah kututup dengan indah–bukan dengan air mata–itu adalah tentang pelepasan hati dan memaafkan bukan tentang pengkhianatan. Ya, lebih tepatnya .. Aku sudah berdamai dengan masa laluku.

Aku bahkan sudah mempunyai sebuah buku baru yang di dalamnya hanya ada kata "Happiness," dan "No More Cry." Dua kata yang membawaku kepada hal-hal baru yang selama ini belum kutemukan karena ke-fokus-an diriku hanya pada satu lelaki saja, atau hal-hal itu sebenarnya sudah ada sejak lama namun sering kuabaikan dan kini aku benar-benar menemukannya.

Jati diriku, yes I found it by myself. Aku belajar untuk menjadi dewasa, aku belajar untuk memaafkan dan menerima, aku belajar untuk meredam emosiku di kala rasa sakit itu kian memuncak, aku belajar menjadi pribadi yang lebih baik dari 'aku' yang sebelumnya. Aku belajar banyak hal baru di sekitarku dengan membangun relasiku dengan lebih banyak orang.

Namun, aku hanya belum menemukan alasan mengapa aku harus jatuh cinta pada seseorang.  Mengapa? Karena aku hanya belum menemukan lelaki yang tepat dan ditemukan lelaki yang mencintaiku dengan kesungguhan hatinya dan dengan cara yang tepat.

Selama ini aku berpikir bahwa hal yang menjadi sebuah alasan mengapa aku belum jatuh cinta seutuhnya kepada seorang pria adalah karena aku masih nyaman dengan diriku sendiri, menjadi wanita tangguh nan mandiri tanpa harus menyusahkan orang lain atau tanpa harus merasakan sakit hati dan menangis sepanjang malam. Tetapi ada hal yang lebih penting dari itu adalah karena aku belum menemukan dan ditemukan.

***

Beberapa waktu lalu aku sempat dipertemukan dengan seseorang yang tak kusangka kehadirannya yang hanya sesaat mampu membawa sebuah perubahan drastis dalam diriku. Aku pikir aku telah jatuh cinta kepadanya pada pandangan pertama, bahkan aku sempat menjadi stalker akun media sosial miliknya atau menjadi wanita 'kepo' yang ingin tahu segala sesuatu tentangnya meski itu dari orang lain tanpa menanyakan langsung padanya karena rasa malu atau bisa saja karena rasa gengsi yang begitu besar, namun tanpa kusadari hal itu menjadikanku tampak seperti anak-anak.

Lalu saat aku mendengar tentang deretan mantan-mantan kekasihnya yang kesemuanya jauh lebih baik dariku dari segi pendidikan, segi profesi, segi sikap dan ya .. Lebih cantik, tiba-tiba saja hatiku menjadi goyah. Aku tiba-tiba saja menjadi labil dan menanyakan kepada diriku sendiri perihal, "Mampukah aku bersaing dengan mereka? Aku ini siapa?"

Kembali pada keyakinanku bahwa aku telah menemukan diriku sendiri, ternyata aku salah .. Aku belum menemukan siapa aku. Hal itu yang membuat aku belum siap untuk jatuh cinta apalagi untuk mencintai.

Beberapa waktu lalu aku sempat memberanikan diriku untuk mengobrol lebih banyak dengannya meskipun kesan pertama tampaknya perbincangan kami adalah perbincangan basa-basi saja. Aku menanyakan beberapa pertanyaan sebagai prolog percakapan kami, yang sebelumnya telah kutahu jawabannya namun masih kutanyakan lagi meski itu tampak bodoh padahal latar belakang pendidikanku tak juga amat bodoh meski tak juga amat pandai.

Namun dari perbincangan kami yang hanya berlangsung selama kurang lebih sejam, aku menangkap hal-hal positif yang ia bagikan secara sengaja atau tak sengaja padaku.

Sebelum kau mulai jatuh cinta pada seseorang, pastikanlah dirimu siap untuk dan akan jatuh cinta padanya. Sebelum kau mencintai seseorang, kau harus belajar menerima dan mencintai dirimu sendiri terlebih dahulu dan kau akan jatuh cinta setenang air mengalir pada muaranya.

Sejak saat itu, aku mulai merefleksikan setiap hal yang terjadi pada diriku. Aku tidak (belum) sepadan dengannya—seseorang yang beberapa waktu lalu itu sempat mengisi hatiku dengan perasaan berdebar-debar yang tak menentu dan tanpa tahu alasannya.

Sejak saat itu, aku jadi tahu satu hal: Alasan aku belum menemukan dan ditemukan adalah karena aku belum siap untuk mencintai.

Maksudnya aku belum berusaha memantaskan diri sebaik mungkin untuk pria yang kelak akan mendampingiku atau sebut saja jodohku. Kalau selama ini aku pikir bahwa aku telah menemukannya dan itu sudah cukup, ternyata masih banyak hal lagi yang harusnya lebih dari cukup bagiku dan membuatku menjadi pribadi yang tidak hanya lebih baik namun lebih pantas untuk ditemukan oleh seseorang yang akan mencintaiku dengan cara yang tepat dalam kesungguhan hatinya. 

Jadi tidak masalah untuk memilih sendiri dahulu sembari belajar memantaskan diri untuk menemukan dan ditemukan.

-imrsxoxobae-

***

Kalau Tanda-Tanda Ini Sudah Datang Dari Gebetan, Ini Waktu yang Tepat Untuk Menyatakan Perasaan

$
0
0
dia oke-oke aja diajak jalan sama kamu

Menyatakan perasaan kepada pujaan hati memang sukses bikin kamu galau. Rasa yang udah terpendam cukup lama ini sudah tak bisa ditahan lagi. Namun, ketika ingin mengungkapkannya pun bisa menciut seketika juga. Padahal, sebelumnya kamu sudah mempunyai perencanaan matang tentang itu. Tapi, kegalauan yang melanda ternyata mampu mematahkan niat tersebut.

Rasa galau karena takut ditolak, khawatir dia akan menjauh, dan sebagainya telah menyelimuti diri. Sebenarnya bisa saja dia sudah memberikan sinyal-sinyal tersebut, namun kamu nggak menyadarinya. Oleh karena itu, sebaiknya kamu simak deh 6 tanda-tanda berikut ini dari gebetanmu. Sehingga kamu jadi yakin dan percaya diri untuk mengungkapkan perasaan padanya.

1. Kalau bertemu, dia gak hanya sekedar menyapa. Pasti ada aja yang diobrolkan walau hanya sebentar.

gak cuma sekadar menyapa aja ;D

gak cuma sekadar menyapa aja ;D via 49.media.tumblr.com

Hai Haifa!

Halo Glen! Mau ke mana?

Ke bawah, biasa nongkrong di warung bu Iim. Lo?

Mau ke toilet. Kenapa? Pengen ikut? Hahahah

Lha nantangin nih ceritanya? Hahah udah ah gue ke bawah dulu ye,

Nggak mungkin kalau kalian lagi bertemu (misalnya berpapasan) hanya tersenyum saja. Pasti deh ada obrolan-obrolan lainnya walaupun hanya sebentar, baik itu dari kamu atau dari dia yang mulai. Saat mengobrol pun nggak ada groginya (kecuali ya kamu), pokoknya mengalir begitu aja deh obrolan santai ini.

2. Dia gak sungkan lagi terbuka sama kamu. Apapun kejadiannya dia pasti ceritakan deh tanpa ada yang disembunyikan.

mau terbuka

mau terbuka via koalasplayground.com

Gleeeenn gue mau ceritaaaaaaa.

Iya mau cerita apaan sih?

Yup, sikap terbuka dirinya kepadamu memang nggak disembunyikan lagi. Dia nggak sungkan untuk bercerita apapun kepadamu dan dia nggak segan menghubungimu agar kamu bisa mendengarkan ceritanya. Kalau sudah begini nih, sayang banget kalau kamu nggak manfaatkan dengan baik ya. ;D

3. Jaga image sih selalu ada, tapi frekuensi jaimnya gak sebanyak dulu. Hal ini semata-mata karena dia nyaman sama kamu.

ngga sejaim dulu

ngga sejaim dulu via www.meetmindful.com

Yang satu ini nih bisa dibilang menjadi poin tambahan kamu menilai dirinya. Dengan dia yang jaimnya sudah nggak terlalu disimpan lagi, itu tandanya dia memang nyaman sama kamu. Yah, beberapa sikap jaimnya pasti masih ada, tapi sudah mulai dikeluarkan deh yang aslinya hehehe. Dengan begitu kamu jadi bisa melihat dia apa adanya dan sebenarnya. Dia seperti ini karena dia nyaman sama kamu.

4. Bahkan saat dia gak melihatmu, dia akan mencari deh. Minimal menanyakan kamu pada teman-teman.

dia cariin kamu tuh

dia cariin kamu tuh via lionandlambconfessions.tumblr.com

Do, lihat Glen gak?

Gak tuh, kenapa? Kalau ada perlu hubungin aja via line.

Gak apa-apa, iseng aja nanya. Heran aja gak kelihatan.

Saat kamu gak bertemu sama dia beberapa waktu, pasti dirinya akan mencarimu dengan bertanya kepada orang di sekitar. Hal ini berlaku bukan hanya pas dia lagi ada butuh ke kamu saja, tapi juga heran karena hari ini nggak bertemu atau melihatmu walau hanya sekilas. Tuh kan, dicari-cari hehe.

5. Saat butuh bantuan dia pasti menghubungi. Kamu dirasa dekat dan peduli terhadapnya.

ntar makan bareng ya, sekalian ada yang mau diceritain

ntar makan bareng ya, sekalian ada yang mau diceritain via rsvpmagazine.ie

Kalau sudah terbuka dan nyaman, selanjutnya dia akan percaya padamu. Yup, salah satunya dengan meminta bantuan untuk menyelesaikan hal-hal yang dia alami. Dia melakukan ini semata-mata karena kamu dirasa dekat dengannya dan memiliki tingkat peduli yang baik. Oleh karena itu, dia ingin kamu yang menolongnya.

6. Jalan berdua pun bukan lagi hal yang harus dipikirkan ulang olehnya. Selama gak mengganggu waktu dan aktivitasnya, dia oke-oke aja jalan sama kamu.

dia oke-oke aja diajak jalan sama kamu

dia oke-oke aja diajak jalan sama kamu via www.bintang.com

Fa, besok nonton yuk!

Kalau filmnya gak seru, gue gak mau ah.

Yahilah, seru kok. Besok pulang kantor langsung ya.

Yoa, makan dulu ya tapi biar gak lapar.

Misalnya di awal dulu kenal mau jalan berdua ragu-ragunya minta ampun, sekarang sih biasa aja. Karena hubungan dan interaksi di antara kalian ini berjalan dengan baik, makanya dia santai untuk mengiyakan ajakanmu jalan berdua. Yang penting ajakanmu nggak mengganggu waktu dan aktivitasnya, apa yang kamu rencanakan akan sukses deh.

Nah, gimana? Nggak perlu bingung lagi kan menentukan momen yang tepat untuk mengungkapkan perasaan? Dari 6 tanda yang Hipwee sebutkan tadi, semoga membantumu yakin dan pede menyatakan isi hati. Karena kamu harus berani dan siap dengan segala jawabannya.

Jangan Ragu Pergi Jika Diselingkuhi Pasangan. Percayalah, Dia yang Lebih Baik Menanti Di Masa Depan

$
0
0
247

Menjalin hubungan dengan seseorang memang bukanlah hal yang mudah. Kita harus belajar mengerti, memahami, percaya, setia, dan perhatian satu sama lainnya. Menjalankan hubungan bukan lagi suatu ikatan tanpa keseriusan. Ketika kita memutuskan berkomitmen dengan dia yang sudah kita pilih dan kita percaya, tentunya banyak pula hal yang kita rencanakan untuk masa depan. Namun, ujian itu selalu ada.

Tiba-tiba kita memergoki dia, pasangan kita itu berpaling terhadap orang ketiga alias berselingkuh. Parahnya lagi, akhirnya si dia memutuskan memilih selingkuhannya itu, apalagi hingga menikah, padahal kita disini belum berbenah. Bukan lagi perih yang kita rasakan, tetapi bagai sudah terluka, dan lantas disiram air cuka. Lebih dari sekadar sakit. Jangan langsung bunuh diri, lukamu juga kudu dinikmati. Berikut beberapa hal yang dapat kamu lakukan pasca diselingkuhi pasangan. Dirimu terlalu berharga untuk disia-siakan, percayalah!

1. Walau pahit dan sakit, tolong janganlah berkelit. Terima kenyataan dan jangan pernah menyangkal.

181

terima kenyataan via www.magic4walls.com

Setelah tahu alasan pacarmu berubah dan berakhirnya hubungan kalian adalah orang ketiga, kamu bisa apa selain mengakhiri hubungan yang telah kalian bina? Bersikaplah dewasa dan menerima kejadian tersebut karena memang begitu yang namanya realita. Siapa yang berani bilang kalau itu kenyataan yang tak pahit? Siapa bilang rasanya nggak sakit? Ikhlasin. Setidaknya dengan bersikap ‘sok’ dewasa begitu dapat menguatkan pikiran dan juga mentalmu. Ketika kamu bisa menerima realita yang ada, itu artinya kamu sudah satu langkah lebih maju untuk tidak berada pada bayang-bayang masa lalu.

2. Emosimu pasti akan memuncak, tapi jangan biarkan sampai meledak. Meski emosi sudah di ubun-ubun, lebih baik kamu tetap diam.

17

tetap tahan emosi via www.tumblr.com

Usai mendapati sesuatu yang sangat jauh melenceng dari ekspektasi, pastilah emosi dalam diri setiap pribadi akan melonjak naik secara drastis. Beragam perasaan negatif akan tumbuh dan mengotori hati. Dalam kondisi begini kamu tak dapat mengambil langkah apa pun. Sebaiknya, tenangkan dirimu dulu. Kamu sendiri yang tahu bagaimana caranya. Baru setelah pikiranmu stabil, kamu bisa mengontrol semua perilakumu sendiri. Termasuk memastikan diri sendiri untuk nggak akan melakukan hal-hal bodoh atau konyol hanya karena kamu masih menyimpan rasa dendam.

3. Komunikasikan apa yang mengganjal di pikiran. Jika ahkirnya memaafkan, tapi bukan berarti melupakan kesalahan.

memaafkan tapi tak lupakan kesalahan

memaafkan tapi tak lupakan kesalahan via vi.sualize.us

Katanya sih, kebodohan perempuan itu terletak dari betapa mudahnya mereka memaafkan dan melupakan, lalu kemudian memberi kesempatan kesekian. Memaafkan itu memang hal baik dan wajib dilakukan, tapi jangan pernah lupakan apa yang orang lakukan dan perbuat kepadamu, utamanya hal-hal buruk itu. Dengan begitu, kamu akan berpikir dua kali untuk memberi kesempatan kesekian. Jangan lupa, kalimat pertama yang kamu ucapkan padanya haruslah kalimat positif. Begini misalnya,

Terimakasih ya telah mendewasakan :)

4. Tak usah lagi berharap pada dia yang telah berkhianat. Apa yang terucap belum tentu sama dengan kenyataan.

jangan lagi berharap

jangan lagi berharap via loveizlyf.blogspot.co.id

Semakin kamu bertanya alasan kenapa dia selingkuh, semakin tak logislah kata dan kalimat yang dia ucapkan. Kalau kamu sudah ngaku ikhlas, kamu juga harus berhenti penasaran. Semakin kamu mencari tahu, maka semakin sakit hati yang kamu rasa.

5. Kalau kamu mau tahu perihal selingkuhannya, itu merupakan hal yang sah-sah saja. Asal kamu nggak langsung pergi melabraknya saja ya.

begini nih kelakuan?

begini nih kelakuan? via www.srilankaguardian.org

Saat mengetahui ada orang ketiga dalam hubungan kalian, tentunya amarah menjadi sulit untuk ditahan. Namun kamu tetap tak perlu langsung melabrak dia yang telah merusak hubunganmu dengan pasangan. Tunjukkan bahwa kualitas dirimu lebih baik dari mereka. Jika pasanganmu yang akhirnya meninggalkan demi orang lain, maka anggaplah dia rugi kehilanganmu. Biarkan mereka bahagia saat ini, karena karma akan datang di saat yang tepat.

Jadi, kamu nggak perlu melabrak dan mencaci maki selingkuhan mantanmu itu. Percayalah, itu nggak ada gunanya. Sebenernya stalking nggak ada gunanya juga sih, ya kamu bakal seneng kalau dia lebih jelek dari kamu, lha kalau dia lebih cantik? Mau apa?? Udah ah nggak usah nambah-nambahin beban masalahmu dengan mengurusi hal-hal yang sudah jelas-jelas menyakitimu. Sebab, itu tak akan membuat hidupmu dan hubunganmu jadi baik-baik lagi seperti semula.

6. Nangis sih nangis, tapi jangan berlebihan. Jangan pernah memandang rendah diri sendiri dan lantas mengurung diri.

tak lantas mengurung diri

tak lantas mengurung diri via www.magic4walls.com

Yang namanya putus cinta itu berarti hubunganmu putus dengan pasanganmu, bukan dengan keluarga maupun temanmu. Setelah kamu mengakhiri hubunganmu dengannya, kamu memang butuh waktu untuk menyendiri agar lebih tenang, tapi jangan sampai usahamu untuk menenangkan diri jadi membuatmu semakin galau dan terpuruk. Isilah hari-harimu dengan aneka kegiatan positif. intinya jangan pernah mengurung diri hingga membuatmu orang-orang terdekat seperti keluarga menjadi khawatir.

7. Memang sih kelihatannya kamu mengalah dalam hubungan ini. Tenang aja, mengalah bukan berarti kalah. Kamu cuma tak ingin terbebani dan terpecundangi.

mengalah tak berarti kalah

mengalah tak berarti kalah via ilovehdwallpapers.com

Siapa yang mau diselingkuhi? Siapa juga yang mau bertahan diduakan? Jawabannya tidak ada. Yaudah, ngalah aja, berikan dia kepada dia yang lainnya. Itu menandakan kualitas dirimu terlalu tinggi jika disandingkan dengan pasangan yang sudah meninggalkanmu. Anggap saja dia sedang mencari orang lain yang kualitas dirinya lebih rendah dari dirimu. Karena kamu terlalu berharga jika terus bersama orang-orang seperti itu

8. Apapun itu, kembalilah pada Tuhan. Sebab, hanya padanyalah kamu mampu meminta pertolongan, dan Dialah sosok yang punya andil besar dalam menguatkan.

kembalilah pada Tuhan

kembalilah pada Tuhan via imgkid.com

Berdoa kepada Tuhan akan menguatkan dirimu lebih dari apapun. Jika mungkin kamu merasa bahwa apa yang terjadi saat ini terlalu menyakitkan, ingatlah akan satu hal bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian. Dan cobaan tak kan pernah Dia berikan, tanpa pertimbangan yang matang. Percayalah hanya pada-Nya, bukan pada (mantan) pasanganmu itu saja. Yakinlah saja bahwa dia, lelaki itu, bukan yang terbaik untukmu sekarang ini, akan ada seseorang yang jauh lebih baik untuk dirimu kelak di masa depan.

9. Melangkahlah! Jangan mengutuki yang sudah-sudah, jangan biarkan hatimu lelah. Ada yang lebih baik dan menjanjikan di depan sana!

melangkahlah

melangkahlah via learnedtofly.tumblr.com

Walau sekarang dia sudah ada yang punya, hatimu pun ditinggalkan dengan kondisi tak utuh dan tak berdaya, ya sudah, mau apa? Anggap saja ini takdir, biar kamu mudah saja melewatinya. Satu hal yang perlu kamu ingat adalah, setidaknya kamu pernah menjadi bagian kecil di hidupnya, kalian berdua pernah saling membahagiakan tadinya. Iya, tadi, sebelum negara api datang dan menyerang kalian berdua. Hahaa… Berhenti meratap, ambil cermin, dan sadari nikmat yang telah Dia berikan. Percayalah, dan tengok sekitar, yakinkan diri bahwa ada orang di luar sana yang sudah dipersiapkan untukmu.

Berterimakasihlah pada dia yang telah menyelingkuhimu. Karenanya, kamu jadi setahap lebih dewasa. Kamu belajar banyak soal hidup dan hubungan. Kamu belajar melalui pengalaman ini, mengenai pengambilan keputusan dan bagaimana harus melangkah ke depan, serta memaafkan segala yang kelam. Jangan dilupakan, dan jangan pernah terjatuh di lubang yang sama. Sehingga jangan pernah ragu untuk melangkah pergi, karena kebaikan yang lebih besar telah menanti.

Meski Singkat, Kau Membuatku Tersenyum dan Hancur Sekali lagi

$
0
0
hipwee-pergi

Dear tersayang
Malam menjelang pagi aku masih saja mengingatmu, mengingat di mana kita pernah bersama walau hanya 6 bulan kurang lebihnya. Kita punya mimpi mimpi besar mimpi indah merajut kejenjang kebahagian bersama.

Sedih kenapa berakhir seperti ini kamu pergi tanpa cerita pergi tanpa pamit, di kala kita mungkin (aku) bahagia bersama, tak ada masalah kamu pergi begitu saja saat aku sudah bisa membuka hatiku yang dulu lama tertutup. Itu semua karenamu.

Yaa walau 6 bulan yang katanya hanya sebentar tapi bagiku ini sangatlah lama. Di mana di dalamnya ada sedih senang manis pahit kita lalu bersama denganmu aku belajar lebih sabar lebih mengayomi, karena kamu laki-laki yang manja, aku sangat merindukanmu laki-lakiku yang manja ini. Aku lebih bisa menahan egoku dan itu hanya untuk kamu dan aku sayang kamu mulai itu.

Tetapi pisau yang kau asah mulai menusukku perlahan hingga luka di hatiku sangat membekas tapi tak mati, kau membuat kekecewaan yang tak habis aku pikir kau memikirkan dia di belakangku dan kau pergi, padahal dia tak peduli denganmu padahal di sini ada aku yang selalu peduli menerima segala kekuranganmu tetapi otakmu masih memikirkannya dan kau lebih memilih pergi dariku tanpa pamit hanya karena kamu mengingat dia (lagi).

Dan sekarang aku sangat menderita karena kehilangan kamu, kepergian kamu yang entah tak tau arahnya. Padahal waktu itu aku tak pernah berpikir kamu akan meninggalkanku, tidak ada sedikitpun aku berfikir seperti itu karena aku percaya kamu baik dan setulus yang aku tau.

Entahlah aku harus berbuat apa, untuk cerita ke teman yang mengetahui tentangmu pun sudah mulai tak menyukaimu ketika aku bercerita, aku disuruh melupakanmu tapi jujur dari hati yang paling dalam aku tidak bisa dan tidak mudah ya mungkin karena aku belom bsa terima keputusan sepihak ini.

Banyak janji-janji yang kamu rancang waktu itu, ya seharusnya aku tak perlu percaya dengan janji yang di mulut saja tanpa bukti.

Aku sangat ingat apa yang kamu ucap

"Sayang jangan pernah tinggalin aku ya. Aku sayang kamu banget" Tapi apa kamu yang pergi tinggalkan aku , hebat kamu udah buat hancur hati dan perasaanku ini.

Yaaa mungkin ini bukan yang terbaik buat kita aku belajar ikhlas atas kepergianmu yang tanpa pamit itu. Walau sulit akan kujalani.

Dari aku yang sangat menyangimu

SR

Viewing all 5221 articles
Browse latest View live