Quantcast
Channel: Hubungan – Hipwee
Viewing all 5221 articles
Browse latest View live

Doaku Untukmu dan Doamu Untuknya

$
0
0
hipwee-ramadan-prayer

Kisah yang telah kita mulai 365 hari yang lalu kini tinggal cerita. Aku dan kamu telah terpisah dalam peraduan yang berbeda. Maaf tak lagi bisa merubah segalanya. Hasrat mencintamu telah hilang tak berbekas.

Rasamu kini masih tertinggal dan enggan untuk pergi. Sekuat apapun aku berlari, sekuat itu pula kamu mampu menarikku kembali. Sudah aku lakukan, membencimu tanpa sebab dan bahkan membabi buta. Tapi sayangnya cinta semakin besar.

“Barangkali tidak ada bukti cinta paling indah di dunia kecuali menyebutkan nama mereka yang kita cinta dalam doa-doa kita yang sederhana.” (Fahd Djibran)

Ragamu tak lagi bisa ku sentuh. Hatimu tak lagi dapat ku raih. Sampai pada puncaknya aku merasa Tuhan tak mendengar doa-doaku lagi.

Terakhir yang ku ingat, samangat yang akan selalu membekas. Syair hati saat kau pergi berkata, "Cintai aku dalam doa." Aku lakukan. Tapi semakin kuat doa itu aku lantunkan, semakin jauh ragamu ku rasakan. Entah apa rencana Tuhan saat tanganku lelah memintamu kembali, Tuhan malah hadirkan sosokmu sebagai pelipur lara. Semakin besar pertanyaanku, sebenarnya ada apa dengan Tuhan? Apa Tuhan mendengar doa-doaku? Tapi itu lah Tuhan selalu punya rencana yang tak terduga untuk umat-Nya.

"Tuhan tidak pernah menutup mata akan doa hamba-Nya, hanya saja Tuhan punya rencana yang tepat untuk mengabulkannya."

Lalu hatiku bertanya, lantas untuk siapa doamu? Untuk aku kah? Entahlah, aku hanya mengira tak satupun lirik dalam doamu yang menyebut namaku. Apakah untuk dia? Aku tidak bisa menjawab teka teki yang teramat rahasia antara engkau dan Tuhan. Selamanya ini akan jadi rahasia cintamu.

"Aku akan tetap dengan doaku dan kamu akan tetap dengan doamu, biar Tuhan yang menyatukannya."

Pesanku tetaplah berjalan pada koridor doamu sayang. Mantapkanlah kayakinanmu. Jika kamu lelah, berhentilah jangan kamu kejar lagi. Harga dirimu takkan pernah ternilai. Biarkan dia pergi dengan keyakinannya sendiri. Pada saatnya nanti ia sadar bahwa telah meninggalkan bunga yang indah dan siap untuk dipetik orang lain.


Aku Harap Kau Bersedia Menungguku Memantaskan Diri

$
0
0
hipwee-Pre-Wedding-Photography-HD

Setiap wanita pasti pernah merasakan jatuh cinta bahkan tidak hanya dalam waktu sekali dalam hidupnya, setiap wanita juga pasti pernah merasakan pedihnya patah hati, sakitnya di khianati dan berbagai hal yang terkait dengan itu. Namun hanya beberapa wanita beruntung yang pernah merasakan betapa indahnya jatuh cinta yang sesungguhnya karena mereka mejumpai dan memiliki sosok pria yang tepat yang dikirimkan Tuhan untuknya dan menemaninya hingga akhir hayat.

Walaupun belum sepenuhnya, kali ini aku merasa jadi salah satu wanita yang beruntung itu, mengapa? Dari beberapa kali fase jatuh cinta yang aku alami selama masa hidupku, baru kali ini aku merasakan jatuh cinta yang luar biasa hebat jatuh cinta yang bisa membawaku menjadi sosok wanita yang jauh lebih baik dari sebelumnya, jatuh cinta yang dapat membuatku lebih dekat dengan pencipta rasa itu yaitu Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Semua ini karena sosok pria yang hampir baik dalam segala hal terutama yang membuatku sangat mengaguminya adalah akhlaknya yang sangat mulia yang membuatnya dapat memuliakan wanita pula, ia yang dapat membuat banyak wanita jatuh cinta tanpa sama sekali harus menyentuhnya, ia yang dapat membuat banyak wanita percaya tanpa harus banyak berjanji tanpa realisasi, ia yang berhasil membuat banyak wanita mengaguminya tanpa harus dengan limpahan hartanya atau ketampanannya,  ia yang berhasil membuat banyak wanita buruk menjadi baik bahkan wanita baik menjadi semakin baik hanya dengan tutur katanya,  ia yang dapat membuat wanita lebih dekat dengan Tuhannya.

Dari puluhan wanita atau bahkan ratusan wanita yang mencintamu tersebut, aku merasa menjadi salah satunya. Sosok wanita yang sangat biasa dan dapat dibilang awam dalam agamanya sendiri, sosok wanita yang sekedar menjauhkan laranganNya tanpa dengan sungguh-sungguh menjalankan semua perintahNya. Bila pada umumnya wanita justru mudah jatuh cinta pada sosok pria yang kurang baik yang dapat merayu dengan berbagai tipu daya, kali ini aku merasakan jatuh cinta pada sosok pria yang jauh lebih baik dariku dalam berbagai hal yang dapat membuat jatuh cinta dengan cara yang sederhana, dengan cara membuatku jatuh cinta pada Tuhan terlebih dahulu, yang mengajarkan bahwa seberat apapun hidup selalu ada yang yang patut di syukuri setiap detik kehidupannya.

Sampai saat inipun aku merasa sangat tidak pantas jika mengharapkan berjodoh denganmu, iya karena aku tahu bahwa jodoh adalah cerminan diri, terlebih lagi sudah banyak wanita yang punya pengharapan yang sama namun jauh lebih pantas dan sejajar dengan akhlakmu tentunya. Namun aku tahu semua wanita berkesempatan merubah diri, memantaskan diri menjadi cerminanmu walau semua itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Saat ini aku sedang berjalan menuju perubahan, menuju wanita yang lebih taat pada penciptaNya, menjadi sosok wanita yang tidak hanya cerdas dalam urusan duniawi, menjadi sosok wanita yang dapat menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya kelak, menjadi wanita yang pantas berdiri 1 shaff dibelakangmu untuk menjadi makmum yang baik dan bersama-sama menuju surgaNya.

Aku berharap kau bersedia menunggu dan aku berharap Tuhan mengizinkanku untuk berjodoh denganmu, jikapun Tuhan tidak mengizinkan, aku tidak pernah sama sekali menyesal sempat mengenal sosok pria sehebat dirimu justru aku akan selalu bersyukur bahwa kau sudah banyak sekali mengajarkanku kebaikan dan arti hidup yang sesungguhnya, mengajarkanku cara jatuh cinta yang baik tanpa rasa obsesi untuk memiliki saat itu juga, mengajarkanku untuk hidup dengan tenang hanya dengan cara dekat dengan pencipta alam raya dan seluruh isinya. Saat ini aku berusaha memantaskan diri dan berdoa tanpa ada putusnya, hanya bisa melakukan usaha kecil yang hanya Tuhan dan aku yang tahu dan berharap semesta mengizinkan kita bersatu dalam ikatan yang halal kelak dan berharap bahwa aku adalah pelengkap tulang rusukmu yang tepat.

Aku dan Kamu Bukan Lagi Kita yang Dulu

$
0
0
hipwee-o-MARRIAGE-BENEFITS-facebook

Hai, apa kabar? Sepertinya kau tampak bahagia. Alhamdulillah akupun merasakan kebahagian yang tercipta dari senyummu. Senyum manis yang tercipta darimu meski itu bukan tertuju padaku. Ah bagiku senyuman itu tetap untukku seperti halnya dulu. Hey, ingat tidak? Setiap tanggal istimewa yang kita ciptakan berdua dulu. Hingga kini aku masih merayakannya meski sendiri, meski dengan perayaan kecil seperti 'mengingatnya'. Aku? Jangan tanya kabarku, kabarku adalah cerminan kabarmu, kamu tersenyum akupun begitu, kurasa.

Oh iya, hampir saja lupa foto-foto aneh bin ajaib yang dulu kita buat beberapa masih kusimpan, iya hanya beberapa sebagian lagi kuhapus, dalam rangka melupakanmu. Tapi, entah tak kunjung padam ingatanku akan mu. Setiap jalan yang kulalui, disana ditempat-tempat yang dulu kita kunjungi masih kental memory, semua canda tawa bahkan senyum simpuhmu masih kuingat. Sayangnya setiap bait kalimatku terdapat satu kata yang tak menyenangkan "dulu", semua sudah berlalu ya? Tak apa bahagialah. Bahagiamu bahagiaku, gadis yang mencintaimu dari dulu.

Untukmu Teman yang Selalu Kutunggu untuk Menjadikanku Teman Hidupmu

$
0
0
hipwee-Hipwee-tanya-kabar-image(1)

Hari ini aku melangkahkan kakiku mengikuti arah angin yang berhembus. Menyusuri setiap jengkal jalan setapak berbatu yang sering kita lalui kemaren. Hingga akhirnya angin senja mengantarkanku ke bibir pantai ini, tempat yang sering kita datangi untuk menghabiskan waktu. Hari ini mentari senja begitu menghangatkan jiwaku yang sedang dilanda rasa rindu. Ya rasa rindu akan diriku, sosok yang dulu menawarkan persahabatan padaku. Rasa  rindu untuk sosok yang selalu menggenggam erat tangan ini ketika kita menyusuri bibir pantai,  menemani langkah kakiku, dan menikmati langit jingga yang mengantantarkan matahari untuk terbenam dan kembali ke peraduannya.

Senja ini mengembalikan memori usang yang selalu ingin kukenang hingga rambutku memutih nanti. Saat – saat manis bersama denganmu, saat dimana kita selalu menghabiskan waktu bersama, menikmati senja di bibir pantai hingga menjemput malam di sini. Saat-saat menyenangkan ketika kau menggenggam erat tanganku dan kita berjalan di pesisir pantai meninggalkan jejak-jejak langkah kita di sana. Meskipun jejak langkah kita tak bertahan lama di sana karena ombak akan datang menghapusnya kupastikan tidak ada satu hal pun di dunia ini yang mampu menghapus cerita kita.

Masih kuingat jelas sore itu ketika senja beranjak pergi dan langit jingga perlahan – lahan berubah menjadi gelap, ketika ruang dan waktu mengijinkan kita untuk merubah persahabatan menjadi lebih dari sekedar sahabat, menjalin hubungan baru dalam lingkaran KITA yang sering kita sebut sebagai TEMAN.

Hari ini aku kembali menyusuri bibir pantai ini dan menikmati arus air laut yang selalu menyampari bibir pantai. Ada yang ganjil hari ini, karena jejak yang tertinggal di pasir bukan lagi dua pasang tapi hanya sepasang, aku berdiri di sini hanya sendiri tanpa dirimu yang pernah menggenggam erat tanganku kemaren. Hari ini meskipun kita melihat langit senja yang sama namun kita berada di bawah atmosfer yang berbeda. waktu telah memisahkan kita dan kita berada di ruang yang berbeda. Ada rasa yang ganjal tanpa kau di sini, hati ini merindukan genggaman tanganmu. Merindukan tempat bersandar untuk menceritakan semua kisah yang kulalui tanpamu di sini. Kubiarkan arus air laut ini membawa perasaanku untuk kamu yang ada di seberang sana.

Aku ingin kamu tahu aku akan selalu menunggumu di sini di pesisir pantai ini hingga waktu kembali mempertemukan kita dan kita menunjukkan pada dunia kalau kita bukan hanya sekedar teman tapi kita bisa menjadi TEMAN HIDUP.

Hari ini aku melangkahkan kakiku mengikuti arah angin yang berhembus. Menyusuri setiap jengkal jalan setapak berbatu yang sering kita lalui kemaren. Hingga akhirnya angin senja mengantarkanku ke bibir pantai ini, tempat yang sering kita datangi untuk menghabiskan waktu. Hari ini mentari senja begitu menghangatkan jiwaku yang sedang dilanda rasa rindu. Ya rasa rindu akan diriku, sosok yang dulu menawarkan persahabatan padaku. Rasa  rindu untuk sosok yang selalu menggenggam erat tangan ini ketika kita menyusuri bibir pantai dan menikmati langit jingga yang mengantantarkan matahari untuk terbenam dan kembali ke peraduannya.

Senja ini mengembalikan memori usang yang selalu ingin kukenang hingga rambutku memutih nanti. Saat – saat manis bersama denganmu, saat dimana kita selalu menghabiskan waktu bersama, menikmati senja di bibir pantai hingga menjemput malam di sini. Saat-saat menyenangkan ketika kau menggenggam erat tanganku dan kita berjalan di pesisir pantai meninggalkan jejak-jejak langkah kita di sana. Meskipun jejak langkah kita tak bertahan lama di sana karena ombak akan datang menghapusnya kupastikan tidak ada satu hal pun di dunia ini yang mampu menghapus cerita kita.

Masih kuingat jelas sore itu ketika senja beranjak pergi dan langit jingga perlahan – lahan berubah menjadi gelap, ketika ruang dan waktu mengijinkan kita untuk merubah persahabatan menjadi lebih dari sekedar sahabat, menjalin hubungan baru dalam lingkaran KITA yang sering kita sebut sebagai TEMAN.

Hari ini aku kembali menyusuri bibir pantai ini dan menikmati arus air laut yang selalu menyampari bibir pantai. Ada yang ganjil hari ini, karena jejak yang tertinggal di pasir bukan lagi dua pasang tapi hanya sepasang, aku berdiri di sini hanya sendiri tanpa dirimu yang pernah menggenggam erat tanganku kemaren. Hari ini meskipun kita melihat langit senja yang sama namun kita berada di bawah atmosfer yang berbeda. waktu telah memisahkan kita dan kita berada di ruang yang berbeda. Ada rasa yang ganjal tanpa kau di sini, hati ini merindukan genggaman tanganmu. Merindukan tempat bersandar untuk menceritakan semua kisah yang kulalui tanpamu di sini. kita mungkin seperti ombak dan bibir pantai yang selalu datang pergi, tapi setidaknya ombak takkan pernah mengingkari pantai sampai kapan pun.

Kubiarkan arus air laut ini membawa perasaanku untuk kamu yang ada di seberang sana. Aku ingin kamu tahu aku akan selalu menunggumu di sini, di pesisir pantai ini hingga waktu kembali mempertemukan kita dan kita menunjukkan pada dunia kalau kita mampu bertahan melawan arus kehidupan ini, kita mampu melawan ruang dan waktu, dan kita mampu merubah TEMAN menjadi TEMAN HIDUP.

Untuk Kamu yang Aku Anggap Pelangi

$
0
0
hipwee-Broken-heart-lonely-girl-at-beach-miss-you

Entah harus dimulai dari mana karna yang namanya awal sebuah percintaan itu sangat menyenangkan. Dia (laki-laki) yang aku anggap membawa kebahagiaan baru ternyata menjadi boomerang yang menyakitkan dihubungan kami. Dia hadir disaat hatiku merasakan sakitnya pengkhianatan hubunganku dengan masa lalu ku yang berjalan 3Tahun, namun semenjak dia hadir ia mengubah semua suasana hati yang hancur menjadi bahagia dan merasa bangkit kembali tanpa perlu berlama-lama terpuruk karna pengkhianatan yang diberikan selama 3 Tahun itu. 

Melakukan pendekatan selama 2 bulan dengan usahanya yang gigih demi menyakinkan hatiku bahwa dia benarlah berbeda dengan sosok laki-laki yang aku pertahankan 3Tahun sebelumnya. Namun dengan perbedaan keyakinan pula yang membuat aku butuh waktu berfikir apakah harus menerimanya atau tidak, dia selalu usaha dan berusaha selalu ada menemaniku disaat aku merasa sedih maupun senang. Hingga dia menyakinkan untuk mengikut diagamaku demi sebuah "Cinta". Aku mencoba untuk menerimanya dan menjalanin dengannya tanpa ada rasa sayang dengannya karna posisiku yang baru saja merasakan pengkhianatan.

Demi seiringnya waktu rasa itu hadir dan tumbuh dengan indah, entah dimulai dari mana rasa cemburuku hadir dan menjadi lebih curiga terhadapnya. Mungkin karna faktor cara pacaran kami yang berlebihan membuat hati ini takut kalau suatu saat nanti dia menemukan wanita baru.

Berjalan di 4 bulan hubungan kami semua terasa indah, rencana-rencana dia akan menikahinku dengan usia kami yang sudah lumayan dengan pernyataannya yang dia akan mengikut agama ku ditambah cara pacaran kami yang sangat bodoh untuk dilakukan. Namun setelah masuk di 5 bulan semua berubah drastis tidak seperti 4 bulan berjalan.

Banyak kejanggalan yang aku rasakan kepada sikapnya yang berbeda, sikap makin curiga aku tunjukkan kepadanya. Dan kami menjadi sering bertengkar karna rasa curigaku yang menghantui dan takut terjadi kembali kisah kelamku bersama mantanku yang 3 Tahun. Hingga akhirnya dia mulai jenuh dengan sikapku dan dia pergi meninggalkanku. Sampai saat ini aku merasa belum yakin dengan alasannya pergi dari hidupku dengan semua yang pernah kita lakukin, semua dosa yang pernah kita lakukan. Tidak langsung bisa menerima pernyataan aku mencoba memaksa untuk dirinya bertahan dan mempertanggung jawabkan semua perkataannya dan perlakuannya namun semua berubah dia tidak perduli dengan usahaku untuk terus mencoba mempertahakan dan dia akan tetap bersama agamanya. Aku mencoba mencari jalan tengah untuk kita tetap bersatu dengan dua keyakinan namun dia tetap bertahan untuk tidak melanjutkan hubungan ini dengan alasan dia lelah dengan hubungan kami dan dia butuh waktu istirahat untuk hubungan ini. Entah itu benar atau memang ada sosok wanita lain yang ia kenal. Hingga saat ini aku masih merasakan penasaran yang luar biasa dengan dirinya yang memutuskan untuk mengakhirin semua ini dan bahkan dia tidak mengingat semua usaha serta ucapannya yang akan terus bertahan apapun keadaannya.

Walaupun kami masih berkomunikasi baik namun sering kali hati ini bertanya-tanya dengan semua perubahannya yang menjadi tidak perduli sama sekali dengan ku. Bahkan dalam hitungan 2 hari aku sudah tidak lagi menjadi prioritasnya.

Sakit? Sedih? Kecewa? Sudah pasti karna begitu yakinnya hati ini dengan semua usaha serta ketulusannya yang membuat hati ini luluh namun berakhir dengan kecewa. Kecewa bahwa dia bukan seseorang yang bisa dipertanggung jawabkan atas ucapan dan perbuatannya.

Namun aku mencoba perlahan demi perhalan melepaskan genggamannya agar tidak menjadi luka tersendiri untuk diriku. Ku biarkan hati ku membiasakan diri tanpa kehadirannya lagi tanpa ada perlakuan manisnya lagi.

Berharap dia bisa merasakan apa yang lebih menyakitkan dari pada saat ini aku rasakan. 

Cinta Tanpa Kepercayaan Itu Tak Sempurna

$
0
0
hipwee-couple-hugging-in-sunset-new-hot-wallpaper

Percayalah bahwa kepercayaan itu sangatlah mahal. Tak hanya berlaku untuk pasangan kekasih, tetapi juga dalam hubungan persahabatan, pertemanan, keluarga, rekan kerja dan hubungan lainnya.

Percayakah kamu? Ketika kepercayaanku telah terenggut oleh pengkhianatanmu, hubungan kita terasa kering. Apapun yang kamu katakan dan lakukan, selalu tak benar menurutku. Taukah kamu jika aku menjadi seperti ini?

Aku selalu berkata iya. Tapi hatiku berkata tidak

Ketika kepercayaan itu hilang, aku selalu berkata iya ketika kamu berusaha meyakinkan diriku.

"Beneran kok sayang. Aku sudah berubah. Aku gak pernah macam-macam lagi"

"Iya, aku percaya kok"

Tapi, taukah kamu bahwa ketika itu hatiku bergejolak. Aku benci situasi seperti ini.

Aku ingin melupakanmu lalu kembali mengenalmu

Ketika kepercayaan itu hilang, aku ingin memilih untuk tidak mengenalmu. Aku ingin mengulang semuanya dari awal, ketika aku baru saja mengenalmu, ketika aku baru saja jatuh cinta padamu, dan ketika aku memulai mencintaimu dengan kepercayaan yang penuh.

Aku merasa nyaman tidak menerimamu kembali

Sekarang kita hanya berteman. Aku memilih untuk tidak menerimamu kembali. Lagi-lagi karena alasan kepercayaan yang telah hilang. Ya, tanpa kepercayaan aku merasa percuma, hubungan kita tidak akan kokoh, keretakan akan dengan mudah mengintai hubungan kita, kecurigaan, kecemburuan dan salah paham akan dengan mudah merasuk pikiranku. Lebih baik seperti ini. Ya, seperti ini.

Aku masih sangat mencintaimu. Tapi taukah kamu? Aku tersiksa dengan cinta tanpa kepercayaan ini. Dan taukah kamu bagaimana cara mengembalikan si kepercayaan itu?

Sekarang Kita Memang Tak Bisa Bersama. Tapi Setidaknya, Kita Pernah Bahagia

$
0
0
shutterstock_402399622

Kamu ingat bagaimana kita berdua sebelum terikat dengan sebuah hubungan? Ya, pada masa-masa itu kita penuh kebahagiaan yang tak terkira. Kita sama-sama senang dan selalu bersemangat menyambut hari demi hari. Kegalauan yang mendera dapat dengan mudah hilang karena kebersamaan kita mampu menebas rasa ini.

Tapi kenyataannya kebahagiaan tersebut tak berlangsung lama. Ada banyak tembok penghalang yang harus kamu dan aku lewati. Awalnya kita anggap hal ini mudah dan sungguh dapat dilalui, namun faktanya tak demikian. Kita berdua pun memikirkan berbagai cara, tapi ternyata sulit.

Tuhan, kadang aku sering bertanya apakah hubungan ini memang salah? Hanya karena perbedaan suku lantas aku dan dirinya tak bisa bersatu? Aku paham apa yang menjadi titik masalahnya dan itu memang merupakan hal yang cukup rumit. Aku dan dirinya memang pernah bahagia dan hal ini selalu melekat dalam hati. Mungkin ini adalah anugerah dalam hidup yang patut disyukuri, terlepas dari hal-hal yang membungkus hubungan ini.

Aku tak peduli pada awalnya. Kamu pun tak melihat warna kulit, logat, dan bentuk wajahku sebagai cela.

tak menjadi cela di antara kita

tak menjadi cela di antara kita via kimnaval.tumblr.com

Apa yang sudah terjadi dari awal aku tak pernah memedulikannya. Karena kita berdua memiliki banyak kesamaan dan perbedaan yang semakin mewarnai hubungan ini. Aku dan kamu sama-sama tak peduli pada perbedaan yang ada pada fisik maupun kebiasaan daerah asal. Kulitku yang lebih gelap darimu, logat tak sama, dan bentuk wajah yang berbeda, tak menjadi halangan bagi kita berdua. Hal tersebut tak menjadi cela pada hubungan ini dan kita pun menjalaninya dengan bahagia bersama perbedaan itu.

Perbedaan sudut pandang dan budaya justru jadi pemanis. Kita pun sering tergelak bertukar cerita, menganggap aneh dan lucu kebiasaan satu sama lainnya

13

bertukar cerita sampai menggelak tawa via dylandsara.com

Perbedaan fisik, logat, dan kebiasaan kita sukses menjadi pemanis sehari-hari. Gelak canda dan tawa saat bertukar cerita senantiasa tak membuat bosan di antara kita. Hal-hal yang dianggap aneh pada diri ternyata menjadi salah satu yang disukai kamu dan aku. Tanpa adanya rasa tersinggung, kita berdua menikmati setiap detik momen kebersamaan. Karena kita saling mensyukuri apa yang dimiliki dan terjadi sekarang ini.

Perasaan yang ada dalam diri kita sama, yaitu ingin menyatu dalam sebuah ikatan. Semata-mata karena kita nyaman

karena kita sama-sama nyaman ;)

karena kita sama-sama nyaman ;) via blog.lavalife.com

Kita kayaknya kok begini banget ya?

Maksud kamu?

Iya, santai banget jalani hubungan.

Ya karena kita sama-sama nyaman, gak perlu ada yang dilebih-lebihkan.

Dari awal bertemu kita telah merasakan gejolak di hati yang mengatakan bahwa rasa nyaman sudah bersarang. Masih awal bertemu memang, namun tak disangka kenyamanan itu tumbuh bersama ketika kita sering berinteraksi. Oleh karenanya kamu dan aku tak salah ingin bersatu, ke dalam sebuah ikatan. Ya, ikatan itu telah terjalin dan rasa nyaman merupakan faktor terbesar dalam menentukan keputusan ini.

Tapi ternyata, dunia tak seterbuka yang kita kira. Keluarga dan teman tak semudah itu menerima

ternyata dunia tak seterbuka yang kita kira

ternyata dunia tak seterbuka yang kita kira via rebloggy.com

Lambat laun dunia yang kita anggap terbuka dalam segala hal ini ternyata tak demikian halnya. Era modern yang berhasil menguasai dunia tak mampu mengubah segelintir orang untuk menerima perbedaan. Aku dan kamu pun tak menyangka, bahwa hal-hal tersebut masih menjadi permasalahan yang cukup memusingkan. Beragam cara ditempuh, untuk menemukan jalan keluar terbaik.

Kita dihakimi atas hal-hal yang tak pernah kita pilih sendiri. Lalu akhirnya saling menyakiti

lalu akhirnya saling menyakiti

lalu akhirnya saling menyakiti via www.tumblr.com

Apa yang terjadi hingga kini masih aku anggap misteri. Ya, karena alasan yang ada bagiku dan kamu tak masuk akal dan sulit diterima. Kita berdua pun dihakimi atas hal-hal yang tak dilakukan, toh tidak ada alasan yang pantas untuk menyudahi hubungan ini. Namun, bagaimanapun juga aku dan kamu sulit untuk bersama. Lalu pada akhirnya kita berdua pun saling menyakiti karena hal yang tak pernah diinginkan.

Aku dan kamu pernah bahagia. Dan rasa bahagia kita selalu sama, tidak berbeda

senang bertemu denganmu ;)

senang bertemu denganmu ;) via indowarta.com

Hai, kamu.

Eh hai, apa kabar?

Baik, kamu sendiri?

Sama. Senang bertemu lagi dengan melihat wajah ceriamu.

Ternyata kita dipertemukan lagi. Setelah hubungan yang pernah berakhir, Tuhan merencanakan untuk mempertemukan. Tak kusangka dan jujur aku heran, namun aku sadar bahwa ini memang anugerah Tuhan. Anugerah bahwa perbedaan yang pernah menjadi titik konflik hubungan kita dahulu senantiasa menjadi bumbu keharmonisan pertemanan kembali. Saat bertemu dan bertegur sapa, kita berdua tahu bahwa kebahagiaan yang pernah terajut tak dapat digantikan. Rasa bahagia itu tetap sama, tak ada bedanya.

Perbedaan yang pernah memunculkan konflik di antara kita tak menyurutkan pertemanan ini. Kamu dan aku sama-sama mengetahui bahwa ada jurang pemisah yang sulit dilalui, meski dahulu pernah kita coba. Beragam cara dilakukan, namun hasilnya nihil. Ya, saat ini yang kuharapkan hanyalah kebahagiaan padamu dan diriku yang semakin baik di kemudian hari. Tentu, yang lebih baik dari rasa bahagia yang pernah kita alami bersama.

Untukmu yang Memutuskan Pergi, Aku Mencintaimu Bukan Karena Tahta

$
0
0
hipwee-alone-girl-wallpaper

Kamu yang sampai saat ini ada di hatiku, kamu yang sampai saat ini masih ku usahakan untuk ku relakan pergi, ingatlah cinta yang ku punya bukan karena keadaan dan tahta tertinggimu.

Tulus rasa sayang ini membuatku belajar betapa berartinya kenyamanan ini, keadaanmu yang tak memungkinkan untuk kita bersama, aku yakin kita bisa lalui bersama, aku berharap untuk selalu bersama di keadaan seperti apapun kamu.

Menurutku tahta dalam hidup adalah sebuah pelengkap bukan terpenting, aku ingin selalu ada di setiap masamu, menjadi bagian terpenting dalam hidupmu, memberikan semangat untuk masa depanmu hingga kita bisa lalui bersama.

Ketahuilah pantas atau tidak pantasnya dirimu untukku, aku selalu berusaha memantaskan diri dan berusaha menyeimbangkan hidup kita. Ini sebuah pelajaran hidup bahwa kebahagiaan tidak terlihat dari situasi. 

Ingin ku isi adamu dengan beberapa kebahagiaan hingga kau mengerti justru betapa berharganya keindahan dan kebahagiaan yang kau berikan tanpa memandang tahta.

Meski kau memutuskan untuk pergi, tapi mengertilah aku menunggumu sampai kau berhasil mengubah keadaan ini. Bukan ku tak mau menemanimu, aku yang memintamu untuk selalu bersamaku di keadaan dan kondisi burukmu, tapi kau yang tak ingin aku merasakan semua kesulitanmu.

Percayalah Tuhan akan mempertemukan kita dengan keadaan yang kau inginkan

Aku percaya Tuhan punya janji yang indah di setiap kesulitan kita


Kita Memang Berbeda Agama. Tapi Mari Bahagia, Walau Ini Hanya Sementara

$
0
0
mari bahagia meski sementara

Lagi-lagi kamu menanyakan pertanyaan yang sama. Ah, seandainya kamu tahu, pertanyaan itu selalu ingin kuhindari. Bukannya apa-apa, selama ini, aku sudah terlalu sering mempertanyakan hal yang sama kepada diriku sendiri. Di setiap waktu luang yang kupunya, di sela-sela bahagia dan cemas yang terjadi bersamaan, pertanyaan itu selalu muncul memberati kepalaku.

Jika nanti saatnya tiba, hubungan ini hendak kita bawa ke mana?

Tentu saja itu bukan pertanyaan retoris untuk sekadar meminta kepastian, seperti pasangan remaja yang takut tak diakui oleh satu sama lain. Kita sama-sama tahu bahwa hubungan ini punya masalah yang sangat besar, terkait soal perbedaan. Aku dan kamu, kita berbeda. Bukan hanya perbedaan pendapat tentang hal-hal kecil, tapi mereka bilang Tuhan kita berbeda.

Sedari awal bertemu, aku tahu kita berbeda. Seharusnya kita sudah paham dan tak memaksa. Tapi mengapa sulit mengendalikan sebuah rasa?

Sedari awal aku tahu kita berbeda

Sedari awal aku tahu kita berbeda via inpasonline.com

Aku tak pernah menyangkal bahwa kita berbeda. Aku dan kamu sudah sama-sama tahu sejak awal. Tanpa diperingatkan oleh banyak orang seperti yang kita alami dulu, aku dan kamu sudah sama-sama tahu bahwa masa depan kita mungkin akan mengalami kesulitan. Memang betul. Aku tahu, jika kita benar-benar bijak, seharusnya kita tak pernah mencoba.

Sebab barangkali di depan sana, luka yang sangat dalam sudah menunggu untuk kita rasakan. Jika di tanya, mungkin jawaban kita sama, bahwa jatuh cinta satu sama lain bukanlah hal yang kita inginkan. Namun apakah jatuh cinta adalah sebuah pilihan? Kurasa bukan. Perasaan kita tetap tumbuh subur tak bisa dikendalikan meski kita sama-sama ingin berhenti sebelum terluka terlalu dalam.

Segala hiruk pikuk kehadiranmu membuatku melupakan apa itu logika. Hingga jiwa kita yang masih muda, tergoda untuk menentang apa yang mereka sebut berbeda.

Kehadiranmu begitu bermakna

Kehadiranmu begitu bermakna via fadlimurtaba.blogspot.co.id

Aku pun sempat bertanya-tanya. Kita hidup di dunia yang begitu ramai. Ada lebih dari satu milyar penduduk dunia, yang beraneka rupanya. Tetapi kenapa justru kepada kamu aku jatuh cinta. Kamu bukan orang yang sempurna, aku tahu. Ada hal-hal dari dirimu yang tidak kusukai, tapi entah kenapa selalu kumaafkan dan semakin lama justru kurindukan.

Barangkali kamu menemukan hal yang sama dalam diriku. Kamu dan segala kelebihan dan kekuranganmu, hadir dalam hidupku lantas menjungkir balikkan hari-hariku. Aku jadi tahu apa itu rindu, cemas, lega, marah, gusar, takut kehilangan, dan rasa terabaikan. Ya, aku tahu. Kita adalah dua jiwa muda yang dengan tak tahu dirinya memaksa untuk bersama dan menentang apa yang mereka bilang berbeda.

Aku dan kamu sama-sama tahu, bahwa apa yang kita jalani ini bisa berujung luka. Tapi kuatnya cinta membuat kita sama-sama keras kepala.

kuatnya rasa membuat kita keras kepala

kuatnya rasa membuat kita keras kepala via www.cetmas.com

Aku dan kamu juga bukannya tidak tahu. Kita tidak senaif itu untuk menafikan perbedaan menjadi sesuatu yang tidak akan menjadi masalah. Bukankah sejak awal kita sudah saling mengingatkan bahwa hubungan ini bisa berbuah luka? Tapi apa yang kita lakukan? Kita justru saling tertawa dan bersikeras mencoba.

Kuatnya rasa yang kita rasakan membuat kita begitu keras kepala. Walau sesungguhnya hari demi hari bahagia yang kujalani bersamamu, selalu menyisakan pertanyaan yang tak pernah kutahu apa jawabnya: Apakah semua ini akan berujung bahagia?

Kita bisa saja memaksa untuk terus bersama. Toh, hidup ini kita yang menjalaninya. Tetapi bisakah kau tetap berbahagia, sementara banyak hati yang terluka?

Kita bisa saja memaksa bersama

Kita bisa saja memaksa bersama via bojogbelus.wordpress.com

Tak usah pedulikan orang lain, begitu katamu dulu. Ya, memang. Kita bisa saja menjadi anak muda masa kini yang seringnya apatis dan hanya memikirkan diri sendiri. Toh, hidup ini kita yang menjalani. Sakit hati ini, kita yang rasakan. Kita bisa saja mengabaikan perbedaan ini, dan hidup bersama dengan damai dan penuh cinta, meski kita berbeda.

Tapi lantas kita sama-sama terdiam, memikirkan nurani yang memberontak pada keputusan. Menonton film tentang cinta beda agama sudah sering kita lakukan. Favoritmu adalah Cin(t)a, sedang favoritku adalah 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. Tapi inti dari keduanya sama. Apakah kita masih bisa berbahagia jika begitu banyak orang yang terluka karena kebahagiaan kita itu?

Aku sempat punya pertanyaan yang merisaukan. Kamu dan aku sama-sama percaya bahwa Tuhan itu ada dan Esa. Tapi mengapa mereka menyebut kita berbeda?

Kita sama-sama percaya Tuhan, tapi kita berbeda

Kita sama-sama percaya Tuhan, tapi kita berbeda via 5berita.com

Kamu percaya Tuhan?

Tentu saja. Itu pertanyaan macam apa?

Aku juga. Tapi jika kita sama-sama percaya pada Tuhan, lantas mengapa mereka bilang kita berbeda?

Ingatkah kamu pada pertanyaan yang sempat kita ajukan beberapa waktu yang lalu? Ya, terkadang di ujung putus asaku pada tanya yang kunjung ada jawaban, aku mulai sedikit kurang ajar. Benakku berubah menjadi sedikit liar, dan mempertanyakan hal-hal yang tak seharusnya.

Lantas aku juga bertanya-tanya, jika memang kita berbeda dan tidak mungkin bersama, mengapa cinta ini memaksa hadir dan tumbuh hingga sebegini lama?

tapi mengapa rasa ini tumbuh sebegini besarnya?

tapi mengapa rasa ini tumbuh sebegini besarnya? via agaz.tumblr.com

Segala perbedaan ini memang nyata. Aku tak akan lagi mengingkarinya. Aku dan kamu meyakini Tuhan yang berbeda. Jikalau kita sama-sama berdoa agar hubungan ini diberi akhir yang bahagia, kita berdoa kepadaTuhan yang berbeda. Tapi jika memang kita berbeda dan mustahil untuk bersama, mengapa cinta ini bisa hadir dan tumbuh besar tak terkendali? Berhari-hari pertanyaan ini menyiksaku, sayang. Aku terus-terusan bertanya, dari mana datangnya rasa-rasa itu? Dari mana datangnya cinta? Dan bagaimana cara menghentikannya? Aku tak pernah tahu jawabannya.

Kini aku sudah mengerti. Barangkali kita berdua, adalah dua orang yang berbeda, yang kebetulan bertemu pada garis cinta yang sama.

kita adalah dua orang yang bertemu di garis cinta yang sama

kita adalah dua orang yang bertemu di garis cinta yang sama via www.hipwee.com

Ibaratnya saat memilih sebuah film, aku penyuka film drama dengan kisah romantis yang membuat imajinasiku melambung tinggi. Sementara kamu, kamu penyuka film komedi yang menghibur hati dan tidak membuat sakit kepala karena kisah-kisah drama karena hidup sendiri memang sudah drama.

Namun pada akhirnya kita bertemu di film komedi romantis, yang membuat kita tertawa dan haru di saat yang sama. Tentu kenyataannya tidak sesederhana itu. Tapi biarkan aku membuat analogi sederhana tentang kita, tentang dua manusia berbeda yang kebetulan bertemu di garis cinta yang sama.

Tapi kini aku juga mengerti, bahwa persoalan di masa depan nanti, cinta tidak lagi hanya tentang aku dan kamu. Rela atau tidak, kita harus menerimanya – apapun itu.

banyak hati akan tersakiti

banyak hati akan tersakiti via cinemalone.wordpress.com

Tapi sayang, semakin lama hubungan kini kita jaga dan pelihara, kita juga semakin mengerti bahwa banyak hal yang perlu dipertimbangkan selain kesenangan kita semata. Di masa depan nanti, hubungan ini akan melibatkan banyak pihak. Pernikahan jelas hal yang paling kita inginkan. Tetapi saat kita memperjuangkan kesenangan kita dengan menentang kehendak semua orang, pada saat yang sama kita menyakiti semua orang yang menyayangi kita. Hubungan ini tidak bisa dikerdilkan menjadi aku dan kamu saja. Perbedaan yang kita tentang, akan melukai banyak orang.

Meski akhir yang bahagia belum tentu kita temui, untuk saat ini kebersamaan layak kita nikmati. Sambil kita pikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya nanti.

Mari kita nikmati saja, dan kita lihat apa selanjutnya

Mari kita nikmati saja, dan kita lihat apa selanjutnya via www.hipwee.com

Membicarakan masa depan memang sedikit rumit untuk kita. Tapi rasa yang kita miliki saat ini juga bukan bercandaan semata. Ada kala di mana kita sama-sama lelah memikirkan masa depan, dan memilih untuk menjalani saja apa yang ada saat ini. Tak apa sayang. Kita tak tahu apa yang akan terjadi di depan. Toh kita masih sama-sama muda. Sementara ini, mari kita sama-sama berbahagia, meski barangkali kita sama-sama tahu, ini tak akan selamanya.

Kita adalah dua manusia yang dipertemukan pada cinta yang sama. Kita adalah manusia yang sama-sama tidak tahu bagaimana takdir Tuhan, dan terlalu percaya diri untuk menapaki apa yang kita sebut cinta. Aku tahu barangkali ini hanya sementara.

Sebab kerikil-kerikil kecil di kaki sudah mulai terasa nyeri, dan di depan sana, mungkin ada tembok tinggi yang menghalangi jalan kita. Sementara ini, mari kita nikmati saja. Mari kita belajar mendewasakan diri bersama dan menikmati tawa kita yang berharga. Tapi jika kamu bertanya ini semua akan berujung kemana, aku juga tidak tahu.

Untukmu, Lelaki Pecandu Kopi yang Masih Selalu Kutunggu

$
0
0
hipwee-tumblr_inline_mz5tm8vX9g1qfl729

Halo, apa kabar dirimu? Bagaimana kuliahmu? Bagaimana usaha yang kau bangun dengan temanmu? Bagaimana dengan hatimu? Tenang saja, tanpa kau minta, aku selalu mendoakanmu dari sini, iyaa.. Dari jauh sini.

Untukmu yang sampai saat ini masih saja kutunggu,

Maafkan aku yang belum bisa menghilangkan rasa yang bertahun-tahun mengendap ini. terhitung saat kau merayakan hari jadimu yang ke-18, itulah ulang tahun pertamamu di mana aku mulai ada rasa denganmu. Hingga saat ini, saat kau baru saja menginjak usia 21 tahun. Rasa itu tetap sama, bahkan semakin menjadi-jadi.

Sebenarnya penantianku ini pernah membuahkan hasil, namun mungkin karena kesalahankulah kau sudah tak menginginkan sesuatu yang sebenarnya sama-sama diperjuangkan itu. Ah sudahlah, aku tak ingin membahas saat itu lagi.

Ingin sekali rasanya aku pergi. Namun, setiap kali aku pergi, kau selalu hadir lagi. Dengan telepon dadakan saat malam hari, kau menanyakan kabarku lagi dan bertanya kenapa lari. Dan akhirnya aku selalu gagal untuk pergi darimu.

Saat kau dengan menggebu-gebu menceritakan kekasihmu yang baru, tahukah kau perasaanku? Haha, sudahlah kau tak perlu tahu. Aku selalu berusaha menjadi pendengar yang baik untukmu. Saat kau senang, saat kau sedih.

Untukmu lelaki pecandu kopi, tahukah kau, bagaimana kau selalu menang ketika aku membanding-bandingkanmu dengan yang lain? Tahukah kau sudah berapa hati yang kusakiti hanya untuk membelamu? Ah, mungkin ketika aku menceritakan ini ke sahabatku, dia akan bilang aku adalah gadis bodoh yang bertahun-tahun menunggu tanpa kepastian.

Ya sudahlah, aku hanya ingin tetap di sampingmu. Menemani langkahmu, mendoakanmu, dan tetap menunggu dalam diamku. Semoga penantianku ini memberi hasil yang terbaik untukku dan untukmu. Entah kita bersama atau tidak nantinya, aku selalu berdoa yang terbaik untukmu. Jaga kesehatanmu, ya. kurangi merokok dan begadangnya.

Terima kasih karena tetap di sini, walaupun aku tak tahu hatimu berada di mana. Terima kasih karena masih mencariku di saat aku berusaha pergi. Terima kasih, pria kopi ku.

-dari seseorang yang menunggumu, di kota Lumpia-

Terima Kasih Karena Telah Mengenalkanku Pada Bahagia, Kehilangan dan Kesedihan

$
0
0
1461773037040

Meskipun aku sudah jauh melangkah ke depan dan Menutup mata untuk melihat masa lalu. Aku tidak akan pernah lupa pada seseorang yang mengenalkanku dengan 3 hal ini : Kebahagiaan, kesedihan dan kehilangan. 

Tidak melupakannya bukan berarti masih mencintainya. Justru, aku hanya ingin berterima kasih, karenanya aku bisa mengerti dengan 3 hal itu. Kalau bukan karenanya aku tidak akan pernah tahu ketiga hal itu.

Awalnya aku kira dia akan jadi yang pertama dan terakhir di hatiku, tapi dia hanya akan jadi yang pertama. Dan yang akan menjadi yang terakhir di hatiku adalah jodohku yang masih dirahasiakan oleh-Nya. Aku juga tidak pernah menyalahkan Tuhan mengapa Dia memisahkanku dengannya yang "dulu" begitu ku cintai.

Ternyata, Tuhan tahu, Tuhan menyayangiku, bahwa hidupku akan terasa sia-sia jika masih tetap bersamanya. :)

Rencana Tuhan selalu baik. Mungkin Tuhan tidak ingin membuat aku dan dia berada di jalan yang dibenci-Nya (pacaran). Tuhan punya alasan kenapa aku dan dia dipertemukan lalu akhirnya dipisahkan. Tuhan juga punya alasan kenapa sampai saat ini aku masih sendiri.

Bukan karena aku tidak bisa move on darinya, bukan pula karena aku masih mencintainya. BUKAN!!! Sekali lagi ku tegaskan, BUKAN!!!

Untukku dan untuknya, Semoga selalu berada di lindungan-Nya. Dan semoga selalu di jalan-Nya.

Untuk Lelaki Baik yang Telah Kulukai Hatinya Seenak Jidatku

$
0
0
1461749062334

Kamu lelaki yang tertutup. Aku masih ingat pertama kali kita bertemu; kamu cuek, datar, tidak ada senyum terbentuk dari wajahmu. Tidak ada yang istimewa darimu saat pertama kali aku melihatmu. Waktu berlalu, rupanya Tuhan sudah menjadwalkan kita untuk saling mengenal satu sama lain.

Kamu mengetahuiku melalui Facebook, lucunya kamu sama sekali tidak ingat pertemuan kita yang pertama. Kamu katakan bahwa kamu tidak pernah melihatku sebelumnya. Gumamku dalam hati "yang benar saja, pada waktu itu kita bertemu hanya berdua, saling bertatap muka. Aku melihatmu dengan jelas, dan kamu tidak ? Cihh rupanya aku tidak cukup menarik bagimu."

Waktu berlalu, kita semakin akrab. Kita menyukai hal yang sama; kartun, lagu berbahasa Inggris, bermain game, komunitas Meme. Aku menyukaimu. Sungguh. Hal darimu yang sampai saat ini masih berhasil membuatku tersenyum yaitu kamu sulit sekali untuk menatap mataku ketika kita bertemu. Kamu selalu menundukkan kepala ke layar ponselmu.

Aku suka melihatmu grogi, aku suka melihatmu salah tingkah. Kamu terlihat lucu.

Setiap pertemuan kita, kamu tidak banyak bicara. Aku sulit sekali untuk memahami kamu itu orang seperti apa. Kamu terlalu banyak diam. Hening. Aku tidak menyukainya. Sungguh. Semakin lama aku mengenalmu, akupun tak sengaja mulai menyentuh hatimu. Kita berpacaran. Caramu mengutarakan perasaanmu padaku pun sangatlah berbeda.

Kamu hanya mengirimkan pesan lewat BBM yang berisi

"Aku suka sama kamu. Aku mau kamu jadi pacarku. Ada pertanyaan ?".

Tidak ada kalimat romantis, kata-kata rayuan yang biasa kaum Adam gunakan untuk menyatakan perasaannya kepada kaum Hawa. Yaa, mau bagaimana lagi, itulah kepribadianmu. To the point. Selama kita berpacaran,  kamu bersikap sangat baik kepadaku.

Kamu selalu berusaha menghubungiku di sela-sela waktumu yang sibuk, kamu menyempatkan diri untuk bertemu denganku walaupun itu hanya sebentar. Sejak kamu mengetahui aku tidak menyukai laki-laki perokok, kamu pun tidak pernah menyulutkan api pada rokok di hadapanku.

Kamu menemaniku berbicara dan menghiburku di telepon hingga aku tertidur apabila aku sedang merasa takut, kamu mengantarkan obat dan makanan ke rumah ketika aku sakit, kamu nekat pergi ke kota mengendarai motor tanpa SIM untuk menjengukku yang sedang sakit, kamu ke rumahku hanya untuk mengantarkan makanan yang aku sukai, kamu memberiku kejutan untuk peringatan hari kelahiranku. 

Ahh sudahlah… Terlalu banyak kebaikan yang sudah kamu lakukan untukku.

Di balik sifatmu yang tertutup, cenderung cuek, seolah-olah tidak peduli, ternyata kamu adalah lelaki yang sangat perhatian, peduli, penyayang. Kamu tidak romantis dalam berkata, namun kamu sangat romantis dalam bersikap. Sampai suatu hari aku menyadari bahwa kamu lelaki yang sangat baik yang pernah aku temui, aku memutuskan untuk melepasmu.

Aku wanita jahat. Kejahatanku ?

Baik, akan aku tuliskan; aku lebih sering mengahabiskan waktu dengan teman-teman lelakimu, aku lebih sering bermain daripada mengirimkanmu pesan singkat, yang paling fatal adalah aku mengakhiri hubungan kita tanpa ada masalah yang berarti.

Namun aku ingin kamu tahu, dulu aku salah mengartikan perasaanku. Banyak kesamaan yang kita miliki bukan berarti membuat kita menjadi pasangan yang serasi. Tidak. Bukan seperti itu kenyataannya. Aku menyukaimu hanya karena kesamaan yang kita miliki, bukan karena sepenuhnya aku ingin menjadi kekasihmu.

Ini tentang hati yang sulit aku bohongi. Andai hatiku tidak menolakmu, sudah pasti aku akan mempertahankanmu. Sungguh. Yaa, sudah ku katakan aku ini wanita jahat. Teramat jahat. Teramat egois.

Maaf, aku yang bodoh membiarkan orang yang baik sepertimu masuk ke dalam duniaku yang jahat. Maaf, aku telah menyentuh hatimu dan menggoreskan luka di sana lalu pergi tanpa mengobatinya. Maaf, aku yang sesukaku mengakhiri hubungungan kita tanpa masalah yang berarti.

Maaf, atas kekacauan yang telah aku lakukan untuk hidupmu. Maaf, aku terlalu cepat menemukan penggantimu. Terima kasih untuk perhatian yang tulus, perjuangan yang tidak terbayarkan, kesabaran yang tiada batas.

Terima kasih telah mengajarkanku agar menjadi wanita yang kuat, tangguh, berani.

Kamu pintar, ambilah pelajaran dari hubungan kita dulu. Kamu tangguh, aku tahu itu.

Untukmu lelaki baik yang telah ku goreskan luka pada hatimu, semoga bahagia

Terima Kasih, Untuk Titipan Rindu yang Masih Bisa Kurasa Dalam Lelah Hari

$
0
0
hipwee-Sakura with Tokyo Tower

Menyisir jalan sepanjang kota siang ini sungguh bukan pekerjaan yang menyenangkan. Semua rutinitas terasa menguras fikiran juga tenaga akhir – akhir ini. Waktu bersantai dan beristirahat kian menyusut, menguap di terpa segala kegiatan yang tak henti – henti mengiringi. Rasanya 24 jam yang telah diberikan-Nya selalu terasa kurang.

Namun di antara sela kesibukan dan rutinitas itu, aku selalu sempat menghela nafas dan mengucap syukur pada-Nya. Di segala kepenatan dan tekanan pekerjaan, aku masih berkesempatan menikmati rasa rindu ini. Semua itu tak serta merta membunuh perasaan ini, semua rutinitas yang padat tak lantas menjadikan hatiku kaku dan mati. Entah dari mana semua ini berawal, yang pastinya rindu ini telah tercipta. 

Aku sadar, rindu itu bukan masalah fisik. Rindu itu masalah hati. Jadi sekuat apapun berusaha menikamnya bertubi – tubi dengan pekerjaan fisik, ia tak akan hilang. Kita hanya sejenak terlena dengan kelelahan fisik, bukan berarti tak merasa. Rindu itu tetap di sana, kita hanya tengah lupa saja.

Menikmatinya membuat aku terbiasa untuk melembutkan hati. Meski aku faham, perasaan ini menyapa tanpa aku sadar kapan kali pertama ketukannya datang. Namun sekalipun begitu, aku tak serta merta menolak kehadirannya. Menikmati rasa ini membuat aku sadar, bahwa rindu ini bukti bahwa hati ini tak mati.

Izinkan aku sebagai wanita biasa, tetap menjaganya dalam perasaan yang sesungguhnya. Izinkan aku membungkusnya dengan cantik dan menitipkannya pada sebaik – baiknya cinta. Biarkan semua rindu ini tetap bersemi seindah sakura hari ini, akan tetap cantik meski aku belum pernah menatapnya langsung. Biarlah ia bersemi sesuai waktu yang telah ditentukan sebagaimana mestinya.

Aku masih selalu dalam rasa rindu yang sama, meski mungkin rindu ini tiada arti. Terima kasih telah menitipkan rindu ini, semoga suatu saat aku faham kerinduan ini milik siapa.

Sepotong Senja

$
0
0
hipwee-Hipwee-tanya-kabar-image

Gulungan ombak menyapu pasir. Di tepian pantai ini, kuapit kenangan tiga tahun silam. Kutulusuri semua di sini, pekat-pekat. Langkah kaki kita pernah sampai di sini, di pulau ini. Batinku menyeruak kenangan pahit. Memori yang seharusnya tak lagi kuingat. Namun, lukanya masih saja menganga. Elegi hati yang sunyi, separuh lirik. Ambisi-ambisi hanya omong kosong. Ironi, kamulah pembualnya.

Aku sedungu itu pernah menaruh asa pada pemberian sepotong senjamu. “Hati kita adalah senja, yang cahayanya terbenam di matamu dan dari tanganku yang candu,” katamu menipu daya. Pendar di bundar wajahmu, memalingkan harap yang kelabu.

Aku terisak pada sebuah pengakuan yang menjijikan. Kenyataan pilu yang rasanya tercekat di kerongkongan. Aku mengiba pada sebuah pengharapan bahwa ini hanyalah mimpi buruk. Tapi, tak bisa ku sangkal. Senjaku seketika nelangsa. Memudar warna mayapadanya. Sepasang kasih gagu akan perpisahan.

Desiran angin memecah deburan segala ingatan yang tiada. Tak seharusnya lagi ku ratap. Di sini pula harus ku akhiri sakit yang selama ini membelenggu. Aku bahkan telah lupa sebuah persahabatan yang datang setelah hujan reda, Polikromatikku. Ku letakkan kembali sepotong senja ini yang lapuk. Ku biarkan arus ombak membawanya jauh mengalir. Pelukan pantai menyatakan ini bukan akhir sebuah perjalanan. Sebab sebuah hati menanti di sarang.

Pukul 18.20. Matahari meredup kuyu, langit hitam memalam. Sudah ku lepaskan semua di pantai ini. Mencair gunung es yang membeku di palung hati. Memaafkan itu perlu, bahkan untuk diriku sendiri. Tapi melupakan memang butuh waktu, dan ku rasa ini sudah sampai pada waktunya. Tak ada lagi sisa yang harus ku bawa pulang. Kecuali aku akan kembali pada senja yang utuh. Aku belajar dari sebuah kehilangan ini. Bukankah kematian Ayah sudah terlebih dahulu mengajarkanku kehilangan yang lebih sunyi? Ingat akan satu kutipan ‘Suatu ketika jika kamu bertemu dengan seseorang yang tepat kamu akan lupa pernah kehilangan’. Karena kehilangan tak perlu sesal.

Biarkan Hatiku Berlatih Ikhlas Melepasmu, Agar Suatu Saat Kau Tau Rasaku Pernah Tulus Padamu

$
0
0
hipwee-sad-quotes-7

Cinta adalah dia yang dulu bersemayam dalam jiwa, rindu adalah ruang saat aku menginginkanmu, kebersamaan adalah hal yang tak ingin terlewatkan dan kini jarak adalah sekat yang memaksaku tak mendekat.

Membuatku tak ingin mengingat, rasa sakit yang kian mencuat karena luka yang menyayat. Dan aku tak ingin lagi terpikat.

Untuk siapapun yang telah lama memendam rasa, yang selalu menyebutnya dalam doa, yang sulit tuk sekedar bertegur sapa ataupun mengungkapkan rasa. Bukan berarti waktu yang dihabiskan untuk mencintainya atau menyayanginya terbuang sia-sia.

Tidak. Mungkin tak terlihat secara nyata, namun percayalah pada kekuatan doa. Waktu demi waktu terus saja berjalan seperti itu, tak ada perubahan tak ada peningkatan, yang ada rasa makin tak tertahan. Kesabaran memang tak berbatas, namun kejenuhan pasti akan terpintas.

Di ujung, rasaku telah menunggu keputusan, akan kubawa kemana perasaan ini. Ungkapkan atau Lupakan?

Orang berkata, mencintai tak harus memiliki adalah suatu hal mustahil. Hati berkata mencintai bukan sekedar hanya ingin memiliki, melainkan berbagi rasa ini, perhatian ini, sayang ini. Fikiran berkata mencintai adalah saat di mana otak mencerna hal-hal tak masuk akal menjadi masuk akal dan aku berkata mencintai adalah seberapa intens namamu selalu kuingat dalam doa, bayangmu selalu mampir setiap waktu.

Ah, biarkan aku mendefinisikan mencintai versiku sendiri, bukan orang lain.

Setahun berlalu, dua tahun berlalu, tiga tahun berlalu, dan bertahun-tahun berlalu tapi hatiku masih memberikan ruang untuk sosokmu. Aku tak tahu sampai kapan aku dapat bertahan, sampai kapan aku tetap menahan. Aku tak perduli, aku tutup mata melihat kehidupan asmaramu dengan orang lain, aku tutup telinga mendengar cibiran tentangmu oleh orang lain, tapi hatiku peka terhadap hal-hal kecil darimu.

Hatiku telalu peka melihat beban yang kadang terlihat di wajahmu, hatiku peka ketika hadirmu memberikan warna semu dalam hidupku, hatiku peka bahwa kamu telah terukir dalam buku takdir menjadi bagian dalam hidupku.

Aku yang selalu merindumu dalam sujudku, aku yang tak pernah lupa menyelipkan namamu dalam setiap doaku, aku yang selalu berimajinasi menyentuh bayanganmu. Aku yang kini memutuskan untuk melepaskanmu. Bukannya aku tidak sabar, aku hanya sadar. Hatimu ada yang menggerakkan, Tuhanmu.

Aku tak ingin lagi membiarkan hatiku hanya untukmu, biarkan hatiku berlatih ikhlas melepasmu. Biarlah doa-doa itu tercatat dalam buku malaikat, yang tau bahwa kau tak mudah terpikat. Biarlah Tuhanku yang mengungkap rasaku padamu, karena Dia selalu memiliki cara untuk memberitahumu bahwa aku pernah tulus menyayangimu.


Kepalaku, Tak Ingin Berhenti Menjagamu yang Telah Pergi

$
0
0
1461858122116

Kamu mungkin sudah lupa hari-hari penting yang pernah kita lalui. Jalan-jalan yang pernah kita tempuh. Atau semua kenangan yang pernah membuat kita merasa benar-benar utuh. Namun, bagiku semua tetap saja sama.

Semua kehilangan masih saja menjadi hal yang aku miliki. Hal-hal yang tak pernah bisa lepas, meski bagimu semuanya mungkin sudah kandas. Hari-hari itu masih saja berulang di kepalaku. Di tanggal-tanggal yang sama, di suasana pagi , senja dan malam yang sama, di setiap embusan udara yang tak mampu membuat rindu reda.

Kamu barangkali merasa semuanya sudah biasa saja. Semua kisah yang pernah kita lalui seolah usai sudah segalanya. Namun bagiku, tak ada yang benar-benar selesai. Perasaan padamu tak pernah benar-benar usai.

Kau membenam di dadaku. Menjadi hal-hal yang tetap hidup bersama langkah-langkahku.

Terbawa ke mana saja kaki berjalan. Menetap di mana arah mataku menatap. Segala tentangmu masih menjadi hal-hal yang tak mampu ditukar dengan kisah lain hidupku.

Berkali-kali aku menguatkan diri sendiri. Mencoba melakukan apa saja yang kau lakukan untuk membunuh perasaan kita. Menenangkan hati dengan mendatangi tempat-tempat baru. Namun, hari-hari yang pernah singgah, menyisakan ingatan-ingatan yang menjagamu dengan betah.

Sekuat aku menghancurkan rindu, selalu lebih kuat ia menghantam pertahananku. Kian membenamkan hingga tenggelam tak terhindarkan. 

Katanya, hidup adalah pilihan. Tapi kenapa aku tidak bisa memilih untuk tetap membuatmu bersama denganku? Kenapa justru langkah-langkah membawamu pergi ? Bahkan saat hari-hari yang pernah terjadi masih teringat jelas di kepalaku. Membekas dan tak pernah bersedia disebut masa lalu.

Hari-hari yang berjalan mengiringi ke mana saja aku berlari. Yang mengingatkan bahwa pada tanggal-tanggal tertentu kita selalu melakukan ritual untuk menenangkan rindu .

Berbahagialah, Karena Begitulah Cara Menghargai Cinta

$
0
0
hipwee-self-love-woman-849x400

Kamu hanya terlalu naif, menganggap segala yang telah Tuhan gariskan akan semulus air mengalir. Tidak apa, justru itulah salah satu daya tarikmu. Kamu yang mempercayakan kebahagiaan kepada Tuhan adalah seseorang yang memiliki keyakinan paling wahid. Tidak ada yang sepertimu mungkin itulah sebabnya kenapa Tuhan selalu mengujimu, Dia terlalu menyukaimu. 

Jangan khawatir, apa yang ditakdirkan untukmu tidak pernah menjadi milik orang lain. 

Pada awalnya, semua mulut sekitarmu akan selalu meributkan hal yang tidak penting sama sekali. Mempertanyakan 'kapan, 'di mana', 'siapa '. Tapi yakinlah, tidak ada yang bisa meruntuhkan tembok kepercayaan ketika perempuan telah percaya.

Mungkin semua orang harus mengambil jurusan kimia keyakinan, agar ketika perasaan tertumpahkan adalah selamanya benar adanya. Tuhan sengaja menghadirkan cinta adalah untuk memberi warna pada hati. Lalu,kenapa harus diberi rasa lain seperti luka, kecewa, bahkan nestapa? 

Karena sebaik-baiknya kebahagiaan adalah mempercayakannya pada Tuhanmu. 

Kamu, saya dan mereka sedang meniti jalan menuju depan bukan lagi belakang. Katakan pada hatimu yang memiliki rasa lain tersebut 'Aku berhak bahagia '. Tuhan telah memampukan kita bahkan jauh sebelum kita dihadirkan ke dunia. Kamu yang naif, berbahagialah sebab bahagia selalu datang setelah nestapa. Bukankah pelangi hadir setelah hujan? 

You’re My Sunset.

$
0
0
hipwee-Hipwee-tanya-kabar-image

Aku menangkap beberapa memori, yang terangkai menjadi kenangan terindah ketika aku berada di antara pantai, langit dan kita.

Katamu, kamu suka sekali dengan melihat matahari terbenam. Dan kamu memilih menghabiskan waktumu memandangnya bersamaku.

Ribuan mentari yang timbul tenggelam kamu lewati tanpa aku dan akhirnya di pantailah tempat di mana aku mendampingimu memandang langit pada sore hari.

Melihat matahari terbenam di waktu dan tempat tertentu memang spesial, tapi lebih spesial lagi jika kamu melihatnya, bersama dengan orang yang spesial juga.

Tentu saja sebelum moment itu terjadi, kamu mengajak aku menelusuri pantai yang setiap butur pasirnya menjadi saksi bahwa memang faktanya, langkah kaki aku terlihat sangat kerdil jika dibandingkan dengan milikmu.

Butiran pasir itu juga menjadi saksi bahwa tingginya badannya kamu sanggup menenggelamkan aku dalam bayanganmu.

Tidak hanya lembutnya pasir pantai, derasnya arus ombak juga bersorak melihat dua insan yang menantikan sebuah pertemuan yang berarti, meski hanya sesaat.

Waktu yang singkat itu, aku pergunakan untuk menghapal setiap detail segala hal tentang kamu. Sehingga jika kita berpisah lagi, aku dengan mudah memutar lagi rekaman kamu dalam pikiranku.

Kamu juga bercerita tentang pencapaian kamu sejauh ini. Kamu membuatku bangga lagi dan lagi sekaligus membuatku khawatir. Bahwa tanpa aku, kamu bisa melakukan apa saja yang kamu mau.

Hingga kamu yakinkan aku, bahwa aku adalah alasan di balik semua perjalanan kamu. Hingga saat ini. Hingga diakhir pertemuan kita nanti yang ntah kapan itu terjadi, aku akan dan selalu ingin menjadi alasan untuk kamu terus kembali.

4.23 PM
Alam memberikan isyarat bahwa mentari akan bersiap meninggalkan kami.

Laut, matahari dan langit. Perpaduan yang amat indah yang membuat siapapun betah memandangnya. Termasuk kamu.

Aku tau moment itu indah. Langit itu, cahaya sang fajar dan pantulan sinarnya di laut. Semua tergambar indah di bola mata kamu.

Bahkan, ketika moment itu telah berakhir, matamu masih tetap sama. Tetap indah.

Buat kamu pecinta senja,
Tentu aku suka bagian saat mentari meninggalkan sebagian bumi. Tapi ada hal lain yang aku suka di mana kamu menggegam erat jemariku dan berbisik..

“You’re my sunset.”

Suara indahmu yang bersenandung ditelingaku menjadi nyanyian merdu ketika sunset akhirnya pergi meninggalkan kita.

Andai ini berakhir selamanya, lebih dari indahnya sebuah persahabatan antara pantai dan laut, yang selalu hidup berdampingan meski ombak memisahkan mereka.

atau setianya akan matahari dan bulan terhadap bumi. Di mana mereka rela berbagi waktu seadil – adilnya menerangi bumi, meski bumi semakin rusak dan rapuh.

Buat kamu yang jauh di sana.
Aku akan selalu menunggu kamu. Bukan hanya pada saat melihat kamu memandang sang fajar tenggelam di pantai bersama. Aku juga menunggu kamu, bahkan hingga mentari tak sanggup tenggelam lagi.

Aku mencintaimu kini, nanti dan selamanya.

Wahai Masa Silamku, di Hari Istimewamu Kurangkai Bait-Bait Ini Untukmu

$
0
0
hipwee-10-Alone-Wallpapers-1024x640

“26 April 2016”

Hari ini hari istimewamu, kamu lelaki yang dulu menjadi satu-satunya tujuan hidupku. Ah… Harusnya malam ini aku bersiap-siap memberikan surprise seperti tiga, dua, dan satu tahun yang lalu. Bukankah bila diingat, sudah tiga kali kita meniup lilin berdua di tanggal ini setiap tahunnya.

Maaf untuk tahun ini tak ada kue special untukmu, bukannya aku tak mau, hanya saja aku tak punya lagi hak untuk itu. Oiya (jika kau membacanya) anggap saja tulisan ini kado untuk ulang tahunmu kali ini. Lagi pula untuk saat ini sekedar memberikan ucapan langsung padamu sangat sulit (semua akun medsosku sudah kau blokir). 

Hmmmm…. Meski begitu tidak mengapa, do’a dalam sunyi yang setiap malam kupanjatkan untukmu sudah lebih dari cukup sebagai perantara. Tahukah kamu, saat kurangkai kalimat-kalimat ini, tanganku gemetaran, jantungkku berdegup kencang, entahlah… Mungkin karena lukaku memang belum sembuh benar. 

Harusnya tujuh bulan setelah keputusanmu untuk pergi dari sisiku sudah cukup untukku mengikhlaskanmu,

tapi nyatanya untuk sekedar merangakai kalimat ini pun dadaku masih terasa sesak.

Bagaimana kau rayakan ulang tahunmu kali ini? Oiya tanpa sengaja kudengar dari teman-teman kita, tanggal 15 April kemarin kekasih barumu memberikan do’a berupa bait-bait indah dalam akun sosomedmu. Apa kau belum memberi tahunya bahwa ulang tahunmu sebenarnya hari ini, memang sih pada semua kartu identitasmu tertulis 15 April, tapi, bukankah itu salah.

Hmmmm…mungkin saja kau lupa memberi tahunya, kamu kan memang sering lupa. Lagipula tak penting lagi mana yang benar dan mana yang salah, kenyataanya kau lebih memilihnya dari pada aku.

Jika aku ingatkan kenangan kita tiga tahun terakhir ini akankah kau marah padaku? Belum tentu juga kau membaca tulisan ini atau jika mungkin tanpa sengaja kau membacanya tak akan berpengaruh apapun dalam kehidupanmu sekarang.

Dulu kisah kita berawal dari sebuah persahabatan, di tanah perantauan aku yang jauh dari orang tua kau berikan perhatian. Kebetulan kau juga payah dalam beberapa mata kuliah dan aku sering membantumu waktu itu, jika diingat–ingat dari situ kita mulai dekat.

Takdir seperti apa yang Tuhan tuliskan kepada kita. Awalnya kita saling membutuhkan, tanpa kita sadari tumbuh tunas baru dalam diri kita berupa sayang. (Untuk Apa by Maudy ayunda).

Semua yang kau miliki adalah miliku begitu pula sebaliknya hanya satu yang tidak, yakni orang tuamu.

Tanpa terasa tiga tahun kau dan aku bersama bahkan mungkin lebih. Meski dalam masa tiga tahun itu tak pernah sekalipun kau memperkenalkanku dengan orang tuamu, padahal sudah berkali – kali kau bertemu dengan orang tuaku. Di sinilah akar masalahnya, entah apa yang membuat orang tuamu tidak menyukaiku, padahal aku sekalipun belum pernah bertemu beliau. Usut punya usut ternyata orang tuamu bermasalah dengan kota kelahiranku. Entah orang tuamu yang terlalu kolot ataukah memang takdir yang harus kita jalani seperti ini.

Aku memilih diam, sebab aku tahu jika kau benar – benar serius kepadaku kau akan mempertahankanku. Salahku juga yang terlalu yakin padamu, setelah sekian banyak waktu yang kita lewati bersama. Dan hal yang paling tak bisa ku lupa, saat aku menemanimu berkelilinng kota mencari sebuah lowongan kerja yang akhirnya kau dapatkan pekerjaanmu yang sekarang.

Masih aku ingat wajah gembiramu saat kau bercerita kepadaku bahwa kau telah diterima kerja di tempat yang kau suka itu. 

Waktu berlalu, sedikit berbeda ketika masih kuliah, yang mana kita bertemu setiap hari, setelah kita sama – sama bekerja waktu yang kita miliki berdua semakin terbatas. Dan aku juga tidak begitu mengenal dengan rekan – rekan kerjamu, padahal dulu waktu masih kuliah temanmu adalah temanku.

Sebenarnya aku sungguh khawatir sebab rekan kerjamu pria dan wanita, apalagi di tempat kerjamu wanitanya cantik – cantik. Namun meski begitu aku sangat percaya padamu, aku selalu berfikir positif dan yakin kau adalah orang yang profesional.

Seiring berjalannya waktu, tanpa ku sadari sedikitpun ternyata kau mendua. Apa yang aku takutkan selama ini terjadi, kau mendua dengan rekan kerjamu. Entah kau aktor yang sangat handal ataukah aku wanita yang terlalu bodoh, selama satu bulan kau mendua dan aku tak mencurigaimu.

Masih sangat ku ingat September 2015 kau menghilang, semua kontak yang berhubungan denganku kau putuskan. Hanya satu kalimat yang saat itu baru sebentar aku baca “aku tak bisa lagi melanjutkan semuanya denganmu, aku lebih memilih orang tuaku”(itu katamu), lalu kalimat itu hilang dari layar ponselku (soalnya langsung kamu didelcon).

Apapun alasanmu entah karena orang tuamu tak merestui kita atau apalah, harusnya kau tak seperti itu. Kau memilih langsung pergi tanpa perkataan apapun. Masih di bulan yang sama ku ketahui kau memperkenalkan kekasih barumu kepada orang tuamu.

Wanita yang baru kau kenal beberapa bulan, sedangkan aku bukankah aku sudah mengenalmu, menemanimu, membantumu dalam waktu yang sangat lama.

Heeiii….apa yang telah wanita itu berikan padamu?Masih kurangkah semua yang aku beri selama ini? Sehingga kau memilihnya daripada aku.Aaahhh sudahlah…. Otak saya lelah memikirkan semua itu tanpa tahu jawabannya. Bait – bait cerita kita berujung luka karena dustamu, segala yang telah kita lewati seakan tak ada arti bagimu. Jalan yang pernah kita lewati berdua akhirnya tiba pada persimpangan, dan kau memilih pergi dengan mengenggam tangan lain. 

"Kini ku tahu bila cinta tak bertumpu pada status
Semua orang tahu bila kita sepasang kekasih
Namun status tak menjamin cinta" by Untuk Apa_Maudy Ayunda

Di moment ulang tahunmu yang ke 27 tahun ini dan di kehidupanmu yang baru tanpa aku, ku ucapkan semoga kau bahagia dengan pilihanmu. Kekasih barumu yang ternyata memang lebih cantik dari pada aku (eeiittss…. Aku gak stalking facebookmu kok, itu aku tau dari teman-teman kuliah kita, kamu kan upload foto berdua mesra di sosmedmu). Dan aku dengar hubungan kalian telah mendapat restu dari ortumu, selamat ya…kamu udah gak perlu pusing lagi mikirin masalah restu orang tuamu, mereka sudah setuju kamu dengannya. Sekali lagi BAHAGIALAH, DEWASALAH, TEGASLAH, jaga kesehatan, kerjanya harus semangat, ibadah kalau bisa jangan bolong-bolong.

Dari aku, wanita yang dulu pernah kau janjikan kebahagian denganmu. 

Ini Tentang Perasaan yang Sama-Sama Kita Punya, yang Terhenti Karena Kita Enggan Untuk Membicarakannya

$
0
0
hipwee-shadow couple

Semua kepenatan perlahan pudar terkikis waktu. Hujan air mata telah berganti senyum menghias dunia. Kesakitan purna menjelma cahaya. Awan tak lagi mendung. Mentari telah kembali bersinar. Senyum merekah indah di garis wajah nan ayu. Waktu telah mengembalikan diriku.

Kini izinkan aku merangkai kata karena mengingatmu, sekedar mengingatmu, sekedar menulis kisah untuk keabadian jika benar pernah ada rasa. Bukan karena merindu.

Cinta saja tidak cukup menyatukan dua insan yang saling mencintai. Tidak cukup hanya sekadar saling memiliki rasa. Untuk apa saling mencinta dan saling memilki rasa jika yang tercipta justru duka? Sulit dijelaskan namun begitu adanya. Dua hati yang saling memiliki rasa namun selalu saja ada yang terluka. Itu kita.

Berlarut-larut dalam asa yang terlanjur mengakar di hati. Sulit lepas dari segala bayang dan angan. Setiap detik, menit, jam dan dalam ribuan hari terjebak dalam dimensi yang tak dimengerti, berisi sesak, gelisah, rindu, cemburu dan banyak perasaan lain yang tak memiliki nama.

Berusaha bangkit, berusaha keluar dari segala kegelapan asa walau harus berjalan tertatih dan berteman luka. Mengikis yang terpatri, menghapus yang terukir, sungguh sulit namun bukan berarti tidak bisa dilalui. Ketika langkah demi langkah terasa berat dan cadas, kembali hati meneguhkan diri jika banyak yang menanti kembali.

Kalau bukan kita sendiri yang mengakhiri, lantas siapa?

Cinta dalam luka sungguh tidak elok. Cinta ini selalu menyimpan penat akan rindu menggebu yang tak bisa terucap. Cinta ini telah membuat kita saling menahan rasa. Cinta ini telah membuatmu bimbang juga membuatku merana. Cinta ini telah membuatmu gundah dan membuatku terpenjara dalam sepi.

Rasa yang indah pernah tersemai di hati. Kita pernah tersenyum akan alasan yang sama. Sanjunganmu pernah membuatku tersipu malu. Tatapanku pernah membuatmu ingin kembali, begitupun sebaliknya. Puja dan puji serta nyanyian cinta pernah membuat kita mengitari lautan rasa dengan binar mata penuh asmara.

Rasamu rasaku pernah saling menentramkan. Suaramu pernah meneduhkan hatiku. Tawaku pernah menjadi tawamu.

Tentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Cintamu cintaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan.

Seorang pendiam seperti aku yang tak pandai merangkai kata dan kamu yang selalu mendadak bisu membuat semua kata cinta beku sebelum sempat kamu ucap padaku, membuat rasa yang ada menjadi tidak pernah memiliki nama namun tetap bisa kita rasakan kehadirannya. Aku tahu kamu mencintaiku, kamu pun tahu aku memiliki rasa untukmu meski tak berujar kata.

Namun, sadarkah kita, jika jiwa ini telah sama-sama lelah menerka tanpa kata, membuat kita sama-sama meragu akan kebenaran rasa ini. Hingga kemudian Tuhan hadirkan tokoh lain di saat kita tengah berusaha mengumpulkan kata dan keberanian, namun tetap tidak bisa terucap.

Lalu perlahan tokoh yang dihadirkan Tuhan itu menjelma menjadi bagian dari cerita kita, menyempurnakan alur dan plot dalam cerita ini. Tokoh yang membangunkan kita dari segala rasa yang penuh teka-teki dan dari semua ketidak jelasan yang menyiksa.

Tokoh yang bisa siap segera menemanimu mengitari waktu tanpa perlu banyak berujar kata. Tanpa  harus membuatmu bersusah payah merangkai kata. Tokoh yang tidak pernah membuatmu mendadak bisu. Tidak seperti aku yang selalu membuatmu sulit bicara. Tidak seperti aku yang selalu membuatmu kehilangan kata-kata. Tidak seperti aku yang tak pernah bisa melerai keterbataanmu dan menuntunmu berujung kata.

Sampai saat ini pun aku tak mengerti apa yang membuat kita sulit untuk sekedar bicara dan ungkapkan rasa.

Perlahan, kamu terperangkap dalam cintaku dan cintanya. Membuatmu bimbang ketika mengingat senyumku dan mengingat kasihnya. Mengingatku yang selalu tersipu malu juga mengingat dia yang pandai mengekspresikan rasa. Bimbang akan rindu yang ada di hatimu, entah rindu untukku atau untuknya.

Bukankah semua itu menyiksa? Bukankah cinta kita tidak indah? Bukankah jika terus begini akan ada luka? Bukankah cintaku selalu membuatmu bingung? Bukankah kamu lelah menyimpan kata? Dan bukankah aku juga lelah menunggu kalimat indah yang tak kunjung terdengar darimu? Bukankah kita telah sama-sama jenuh menerka semua rasa yang tidak memiliki nama ini. Semua sangat menyiksa.

Kita sudah terlalu lama saling mencintai. Namun, juga terlampau lama saling diam tak angkat bicara tentang cinta. Kasih, semua tak akan pernah abadi, semua akan sirna, semua yang fana akan binasa. Begitu pula dengan kisah dan kasih tentang kita. Kisah kasih yang tak memiliki nama.

Aku ingin bahagia, aku pun ingin kamu bahagia tanpa bimbang akan rasa cinta yang kamu miliki untukku dan untuknya. Tidak ingin rasanya melihat ada yang terluka. Maka, kita akhiri semua ini. Semua tentang cinta dan luka. Kita berhak bahagia meski tak bersama.

Namamu pernah terukir di hati ini, begitupun namaku pernah menjelma rasa dalam hatimu. Tentang kamu dan aku. Tentang aku dan kamu biar saja menjadi cerita di balik cerita yang baru.

Maafkan aku yang tiba-tiba menghilang. Aku tidak ingin membuatmu selalu bimbang, tidak ingin membuatmu terlalu lama dan terjebak dalam cinta untukku dan untuknya. Ingin rasanya kita sama-sama bahagia meski tak bersama. Tetaplah di sana dan lanjutkan kisahmu, biarkan aku yang berjalan mundur, kembali pada titik awal di mana rasa bukan milik kita.

Viewing all 5221 articles
Browse latest View live