Quantcast
Channel: Hubungan – Hipwee
Viewing all 5221 articles
Browse latest View live

Sepucuk Surat Untukmu yang Terpisah Jauh Dariku, Percayalah Aku Selalu Merindumu

$
0
0
hipwee-hipwee-5-hal-yang-perlu-kamu-sadari-sebelum-memutuskan-ldr-151109k-300x175

Walau aku telah melewatkan begitu banyak waktu tanpamu,

aku tetap dan akan selalu mencintaimu.

Sayang, apakah kau sudah jenuh? Kumohon, bertahanlah. Tinggal sedikit waktu lagi, penantian ini pasti berakhir. Tidak. Kau tahu aku bohong. Sebenarnya penantian ini masih panjang, hingga umur kita tidak cukup panjang untuk mengukurnya.

Sayang, apakah kau sudah lelah? Ingin berhenti mencintaiku, lalu mencari cinta yang lain? Kumohon, bersabarlah. Tinggal beberapa langkah lagi, perpisahan ini akan segera berakhir. Tidak. Kau tau aku sedang bercanda. Sebenarnya perpisahan ini masih lama, hingga jari-jari kita pun tidak cukup banyak untuk menghitungnya.

Sayang, ada apa? Kau marah, sedih atau kesal? Kumohon, tenanglah. Kau tidak perlu mengutuki waktu yang telah lama berjalan, namun tak jua mempertemukan kita. Kau juga tidak perlu mencaci jarak yang telah lama memisahkan kita.

Karena kau tahu, Sayang? Sejauh apa pun kau pergi, selama apa pun kau tidak bisa kulihat, percayalah aku tetap mencintaimu.

Sayang, apa yang sedang kau pikirkan? Mengapa suaramu parau? Dimana semangatmu? Apakah kau sedang putus asa? Kumohon, tetaplah seperti dulu – jangan pernah berubah, sama seperti aku yang tidak pernah berubah dan tidak pernah berhenti mencintaimu. Ya, aku benar-benar mencintaimu walau beberapa puluh jiwa meragukanku. Aku tidak peduli dan tidak mau tahu. Yang aku mau tahu adalah, kau pun mencintaiku sama seperti aku mencintaimu.

Sayang, masihkah kau mencintaiku? Secinta apa? Masih seperti dulukah? Ataukah sudah mulai pudar? Atau bahkan sudah sangat pudar, tak tersisa setitik pun untukku?

Kumohon, beri tahu aku. Jangan membungkam mulutmu sendiri, sebab aku tidak pernah tahu apa yang sedang kau pikirkan. Karena kau tahu, Sayang? Aku bukanlah peramal yang mampu menterjemahkan semua sikap dan tingkah lakumu. Karena itu, berucaplah, Sayang. Jangan terlalu betah dalam diammu, yang tanpa kau tahu telah menyayat hatiku.

Sayang, tidakkah kau melihat mataku yang kini telah sembab? Aku pun menangis saat mengetahui ruang dan waktu sedang mempermainkan kita. Tapi kau tahu, Sayang? Aku masih setia di sini. Aku tetap bersabar menantimu kembali, entah kapan pun itu. Harapku masih ada, bahkan sangat besar untuk bisa hidup bersamamu. Karna kau tahu? Sepanjang hidupku, aku hanya pernah menjatuhkan cintaku ke dasar lautan hatimu dan aku tidak dapat mengambilnya kembali. Sekali pun aku berusaha setengah mati untuk menyelami lautan hatimu dan berusaha untuk meraih cintaku yang telah jatuh di sana, aku tidak pernah mampu mendapatkannya kembali. Ironisnya, aku pun tenggelam di sana dan tidak memiliki kapal selam yang cukup bagus untuk membawaku kembali ke permukaan. Aku dan cintaku, telah ada di sana, di dasar hatimu yang tidak mampu kuukur entah berapa ribu kilometer dalamnya.

Sayang, apakah kau masih meragukanku? Kumohon, percayalah. Aku mencintaimu sejak pertama kali aku jatuh cinta padamu, hingga sekarang dan mungkin hingga aku mati kelak. Aku tidak mengumbar kata-kata, hanya mengatakan apa yang sesungguhnya kurasakan. Ya, aku mencintaimu dengan semua kelebihan dan kekuranganmu tanpa terkecuali.

Bersamamu, aku selalu menemukan bahagiaku, walau raga kita terpisah sejauh ratusan bahkan ribuan kilometer.

Kau selalu ada di hatiku, walau gunung dan lautan menghadang mataku untuk melihatmu. Ya, aku mencintaimu. Tidak peduli kau sedang dimana dan sejauh apa, tidak peduli selama apa pun itu, aku tetap mencintaimu dan akan selalu menunggumu. Selalu.


Untukmu yang Merusak Hubungan Kami, Aku Masih Belajar Memaafkanmu

$
0
0
hipwee-25 April

Masih teringat jelas di kepalaku kenangan indah kami yang dulu. Setiap hal yang kami bicarakan, setiap janji yang kami ucapkan, setiap rencana masa depan yang kami buat semua begitu indah dan meyakinkan. Tak terasa sudah berbulan – bulan berlalu namun semua itu seoalah tak mau pergi dari ingatanku. Canda tawa kami, pertengkaran kami dan banyak hal yang aku lalui dengannya selalu berhasil membuat air mataku terjatuh ketika aku teringat semua itu. Memang semua sudah berakhir dan tak akan pernah kembali akupun seharusnya ikhlas melihatmu dengan 'dia' orang yang menjadi penyebab kandasnya hubungan kami.

Ratusan kali hati ini marah, dendam dan benci kala mendengar namamu ditelingaku karena semua yang aku ingat dari mu adalah kemunafikan mu yang selalu tersenyum didepanku tapi menggodanya di belakangku. "Apa salahku?"

Bukankah kita berteman? Memang aku yang membiarkanmu berteman dengannya tapi mengapa kau hancurkan kepercayaanku dengan merebutnya?

Tahukah kamu betapa sulitnya menahan tanganku untuk tidak menampar mu? Tahukah kamu betapa sulitnya menahan mulutku untuk tidak mencemooh mu?

Seperti "Pagar Makan Tanaman" aku tak menyangka kamu tega melakukan ini padaku, memang kesalahan bukan hanya padamu, mungkin salahku yang tidak bisa menjaganya sehingga dia berpaling, atau ini juga salahnya yang terlalu mudah tergoda pada rayuanmu.Sudah kucoba untuk melupakan, sudah kucoba untuk memaafkan dan mengiklaskannya namun hati ini seolah mengeras layaknya batu besar yang sulit dihancurkan. Bisakah kau bayangkan rasanya menjadi aku? bisakah kau mengerti sakitnya hati ku, saat kami sudah bahagia bersama dengan sejuta mimpi di masa depan lalu  kau datang dan menghancurkan semuanya itu, aku ragu kau masih mempunyai hati.

Apapun yang sudah kau lalukan padaku, aku tau itu semua sudah terjadi dan menjadi masa lalu dan aku akan terus berusaha memaafkanmu meskipun hati ini masih sangat panas saat melihat kalian melintas.

Mungkin aku bisa balas dendam, namun dendam hanya dilakukan oleh orang yang bodoh, aku percaya Tuhan itu Maha Adil aku tidak meragukan kuasaNya. Aku tidak akan mendoakan hal buruk terjadi pada kalian hanya satu pesanku berhati-hatilah dalam berperilaku karena tidak semua orang di luar sana sebaik dan sesabar aku. Mulai sekarang aku akan terus melanjutkan hidup memulai semua hal baru demi menunjukan bahwa aku tidak bisa dijatuhkan oleh kalian . Hidupku akan terus berlanjut dan maaf pasti bisa kulepaskan sambil berjalannya waktu.

Untuk Seseorang yang Pernah Begitu Ku Pahami, Ku Telah Melepaskanmu dengan Rela

$
0
0
tumblr_o52k606qjb1qcv7buo1_1280

Maaf kalau harus menyebutkan kata-kata ‘pernah’. Karena memang pernah dan kini tak lagi. Ada sebuah batas transparan dari dirimu yang kini tak pernah bisa kusentuh. Arena khusus yang tak lagi menyertakan aku dalam arenanya. Pikiranmu yang tak bisa lagi kuterka akan kemana tujuannya. Ada banyak hal sederhana yang kini berformula jadi rumit. Dan seolah-olah perubahan-perubahan ini membuat kita saling menyalahkan diri sendiri. Bukan salahmu, jika ada yang harus selesai di antara kita.

Bukan salahku, jika tak bisa lagi meneruskan setiap rasa pertama kali yang pernah kita bagi. Ini hanya cara kita belajar bahwa memang perlu ada yang berubah. Dan biarkan waktu yang mengajari kita untuk menerimanya, ya?

Aku undur diri, atas segala rasa yang nantinya bisa memperburuk kondisi hati. Aku undur diri untuk menitipkan lagi segala rasa yang pernah dimintamu dulu. Aku undur diri untuk segala masa depan yang dulu pernah kita impi-impikan. Langkahku pelan-pelan menjauh, mungkin kenangan akan begitu riuh, tapi takkan membuat beberapa luka semakin melepuh. Maaf jika aku tak mampu lagi bertahan, dan maaf jika aku secepat ini melepaskan. Namun hal-hal pahit, harus kau cicipi lebih dulu agar kau tahu apa rasanya manis. Sesendok pelajaran sedang kita lahap bersama-sama, tentang kenyataan bahwa tak seharusnya lagi kita bersama.

Lepaslah dengan rela.

Karena suatu hari, kita akan sama-sama tersenyum mengingat hari ini.

Memasuki pekarangan hatimu adalah cara terbaik mengenal cinta. Dan mengundurkan diri adalah satu-satunya hal yang paling tepat untuk menjauh dari pergerakan luka. Kita akan baik-baik saja. Selamat berbahagia dengan yang lain selain aku.

Bersama Langit Senja

$
0
0
Hipwee-tanya-kabar-image

Lazuardi mulai melukis sang senja. Menciptakan gradasi warna yang begitu mengagumkan. Aku begitu mengagumi sang senja, karena dibawah lagit senja aku bertemu denganmu. Tirai gelap pun akan menggantikan sang surya yang perlahan mulai terbenam. Di bawah langit senja persahabatan ini terjalin, di bawah langit  senja benih cinta itu muncul dan di bawah langit senjapun aku harus mengubur semuanya. Di tahun 2009 itulah awal aku dan kamu bertemu.  Kau begitu mempesona dan kau adalah penyelamat dalam hidupku saat aku hampir terbawa arus ombak. Di bawah langit senja kala itu aku mengetahui namamu. Kulangkahkan kakiku ini sejajar dengan langkah kakimu saat menikmati pantai di bawah senja. Terus kunikmati arus persahabatan ini hingga benih-benih cinta itu muncul.

Aku begitu mengagumi dirimu. Tapi aku tak mungkin mengungkapkan perasaanku ini. Aku tak mungkin merusak persahabatan yang sudah lama kita bangun. Dulu hanya ada sepasang kakiku dan kakimu yang yang terus menapaki pasir  pantai dibawah langit senja. Namun di waktu ini kau membawa sepasang kaki lagi yang kau perkenalkan sebagai kekasihmu. Kutelan semua rasa kecewaku. Kutampakkan wajah seceria mungkin sebagai tanda bahwa aku ikut bahagia.

Rasanya begitu menyakitkan tapi apalah dayaku. Ku ucapkan kata permisi kepada mereka, biarlah kunikmati senja kala ini sendiri. Langkah kakiku terus membawaku pergi menjauh dari mereka. Kupandangi langit senja yang perlahan mulai berubah menjadi gelap seperti hatiku. Di bawah langit senja ini kutenggelamkan segala perasaanku untukmu di dalam samudera yang kubangun di dalam jiwaku. Biarlah arus samudera jiwaku melebur semua cintaku untukmu. Memang begitu menyakitkan tetapi semua ini kulakukan supaya tidak merusak persahabatan yang sudah terjalin. Biarlah semuanya terekam oleh otakku sendiri untuk dijadikan sebuah memori. Aku tak akan pernah membenci senja walaupun kisahku tak semanis saat aku memandang langit senja. Tetapi bersama langit senja aku akan terus mengikuti arus waktu yang nanti akan mempertemukanku dengan seseorang.

Ketika Senja Selalu Berjanji Kembali, dan Kamu yang Tak Berjanji Akan Kembali

$
0
0
Hipwee-tanya-kabar-image

Senja tak pernah ingkar akan keindahan yang akan dia tampakkan setiap sore menjelang malam,  begitupun janji cinta yang pernah kamu ucapkan dulu saat masih bersamaku. Melihat matahari terbenam di pinggir pantai sering kita lakukan, saat itulah kita berdua selalu takjub akan keindahan senja yang sudah Tuhan perlihatkan sebelum malam tiba dan kita kembali pada malam yang gelap. Dan seterusnya seperti itu, karena senja tak pernah ingkar menampakkan keindahannya, dan janji yang kita ucapkan berdua terbawa olehnya.

Entah ini mimpi atau sebuah kenyataan, aku terbangun dan air mata sekejap membasahi pipiku. Aku berdiam diri sejenak, melihat layar ponselku dan melihat hari ini adalah hari yang paling membahagiakan untukmu. Seperti jurang yang aku injak saat turun dari tempat tidurku..

Kulangkahkan kaki ini ketempat yang seharusnya kita berdua berdiri.

Ini tak mudah, menerima dan melihatmu bersanding bersama wanita lain. Dulu, setiap malam aku selalu bermimpi tentang hari ini. Hari dimana seharusnya kita berbahagia bersama, menjadi pasangan pengantin, bukan aku yang sekarang menjadi tamu dalam pernikahanmu. Aku bisa menebarkan senyum dan tawa pada tamu yang datang, dan kepada kedua orang tuamu yang sudah aku anggap sebagai keluarga.

Semua kenangan tentang kita, akan aku pastikan menjadi memori nya sulit aku lupakan.

Seperti manusia lainnya, aku memiliki memori yang masih baik. Masih teringat kenangan di kala senja datang. Bersama kita berjanji akan selalu bersama, walaupun pada akhirnya sekarang kita berpisah. Bukan aku menyesali apa yang tlah terjadi dalam hidupku, tapi aku sedang mencoba mengikhlaskan semua ini. Ini tak mudah bagiku, mencoba tegar dalam hari bahagiamu.

Seperti air diriku kini, yang harus mengikuti kemana arus pergi.

Terombang – ambing seperti air, aku harus mengikuti kemana arus akan membawaku. Satu hal yang aku takuti adalah ketika arus itu membawaku kepada jurang yang curam, dan jatuh dari seperti air terjun. Melangkah dan kembali menjalani kehidupan yang sebenarnya, masalah pasti datang silih berganti, tapi selalu aku yakini adalah ketika Tuhan seperti berbisik kepadaku “Ini yang seharusnya kamu jalani”.

Aku mencoba tegar dan aku percaya, menjadi pribadi baru yang lebih baik itu pilihan yang tepat.

Walau demikian hubungan sebagai pasangan tak diizinkan, mungkin persahabatan akan lebih indah.

Aku sudah melapangkan semuanya, dengan hati yang baru aku melangkah kedepan. Menjalani apa yang semestinya aku jalani, dan meraih masa depan ku yang indah. Hubungan kita sebagai pasangan memang berakhir tragis, tapi hubungan persahabatan yang kau tawarkan akan ku terima dengan senang. Cinta pasti akan berakhir, entah itu bahagia atau tidak. Tapi persahabatan ini tidak akan pernah berakhir.

Kita bukan anak kecil lagi, dimana saat mereka memutuskan hubungan mereka menjadi saling tak kenal.

Pada dasarnya pacaran adalah masa yang membahagiakan, pacaran kita jadikan sebagai waktu kita untuk saling mengenal satu sama lain. Jangan menyalahkan takdir jika akhirnya kita tidak bersama dengan yang kita harapkan, Tuhan sudah menyiapkan semuanya dan pasti akan lebih indah.

Luka itu seperti bekas pijakan kaki yang kita pijakan di pasir pantai, lambat laun akan hilang dengan sendirinya. Kehidupan seperti ombak, yang tak bisa berhenti saat waktunya tiba dia untuk berhenti.

Terimakasih karena semua ini menjadi pelajaran yang berarti, dan untuk wanita yang beruntung memilikimu sekarang, kuharap bisa menjagamu seperti aku menjaga kamu dulu.

Cinta Bukan Berarti Milik Kita, yang Penting adalah Kita Dapat Tetap Bahagia

$
0
0
482555_561787893873979_556865696_n

Terkadang hidup ini, bagi sebagian orang terlalu indah untuk disia-siakan. Berusaha memiliki apa yang diinginkan dan dicapaikan. tapi pernahkan berfikir bahwa hidup ini bukan tentang keindahan yang indah-indah atau kebahagiaan yang melebarkan senyum semanis-manisnya.

Yah…seperti mencintai seseorang. Pencipta tak pernah melarang untuk mencintai karena itu adalah anugerah. Hadiah alamiah yang Dia berikan pada ciptaanya, namun ia membatasi apa yang ciptaanya inginkan. Kadang hati tak bisa memungkiri ingin memiliki namun daya tak sanggup meraih. Mencintai bukan berarti memiliki tapi mencintai lebih dari memiliki.

Raga bisa mati terkubur dalam tanah tapi cinta akan tumbuh abadi. Bila tak bisa memiliki cobalah berdamai dengan rasa yang sakit, tetaplah mencintai karena cinta tak pernah salah, hanya takdir yang berbeda.

Bersama seseorang yang kita cintai, tapi tak penah kita miliki. Namun tetap memilih bertahan disampingnya, meski menyakitkan menahan persaan itu, namun selalu terdamaikan oleh tawa dan senyum didekatnya.

Hati dan raga tak bisa menjauh meski akal menyuruh menjauh. Mungkin takdir menuntut bertahan karena kebahagian ini bukan memilikinya tapi lebih dari itu.

Hidup bahagia dan indah, mungkin merasakan rasa sakit dan kehilangan. Menerobos semua rasa itu dengan angin ikhlas itu menyejukan.

Dari situ kita belajar bahwa cinta itu luas, bahwa cinta kadang luka dan lebih dari memiliki.

Senja yang Kelabu

$
0
0
Hipwee-tanya-kabar-image

Di senja yang indah. Aku melangkahkan kaki perlahan melintasi garis pantai. Sejenak aku teringat akan memori beberapa tahun yang lalu. Bersama dengan burung – burung di udara yang hendak pulang, anganku pun melayang jauh menuju masa lalu. Kemudian aku tersadar dan berjalan kembali menuju sebuah batu yang tidak jauh dari garis pantai itu. Di atas batu itu aku duduk dan merenung. Setahun telah berlalu. Kemudian aku mengangkat muka dan memandang ke arah matahari yang hampir terbenam. Semilir angin menepuk pundakku. Aku berbalik. Sekilas kupikir aku melihat bayangnya. Kugelengkan kepalaku.

 “Tidak mungkin dia… Lagipula dia sudah tidak di kota ini.”

Aku tersenyum untuk pertama kalinya setelah hari itu, dengan senyum yang benar-benar penuh dengan kelegaan.

“Aku bebas,” pikirku dalam hati.

Kutelusuri sepanjang garis pantai itu. Pasir yang berwarna keemasan akibat mentari senja mempesona di mataku. Pasir-pasir yang halus itu disapu arus lautan sehingga menyelinap masuk di antara sela-sela jari kakiku. Air pantai yang mulai mendingin di senja itu mulai terasa di kakiku. Sungguh, indahnya persahabatan yang tercipta di sini takkan pernah terlupakan selamanya.

Kemudian aku melangkah kembali ke arah batu yang tadi kududuki. Kuletakkan pantatku kembali dengan pelan di atasnya. Dari jauh aku melihat beberapa burung air sedang bercengkerama, begitu mesra dan begitu indah. Rasa-rasanya dulu aku pernah berbincang-bincang dengan dia tentang burung-burung itu, tapi saat ini aku sudah benar-benar lupa akan semuanya itu.

“Kenangan tentang sahabat lama telah habis diterjang arus laut sepanjang garis pantai,” kataku dalam hati.

Aku menarik napas dalam. Kutatap sekali lagi mentari senja yang hampir hilang di balik gunung. Aku merasakan wajahku seakan dibelai lembut sinar keemasan dari mentari senja yang hendak terbenam itu. Di dekat kakiku ada juga beberapa bintang laut dan kerang yang tergeletak. Aku mengambil beberapa bintang laut dan kerang.

“Semoga ini adalah pertanda bahwa aku akan menemukan kembali bintang kejoraku yang sesungguhnya,” ucapku dalam hati sambil memandang ke bintang laut yang ada di tanganku.

Sesaat kurasakan angin yang kuat dari sisi kananku. Refleks kututup mata sebelah kananku karena debu-debu yang terbang bersama angin itu. Sebelah tangan kuangkat untuk melindungi wajahku dari terpaan angin saat itu. Beberapa lembar daun yang terbawa dari kejauhan menari di atas udara bersama dengan angin nakal itu. Semilir angin menari di sekitarku, meliliti tubuhku dan terbang ke atas. Kuhirup udara waktu itu hingga relung hidungku terasa penuh. Kututup mataku dan kulihat dengan hatiku jauh ke atas, di antara awan-awan berwarna keemasan.

Ombak–ombak pantai terkadang datang dan menghantam diriku, angin mulai kencang, laut mulai pasang. Pakaianku basah, rambutku mulai terasa lengket karena air laut, tetapi semuanya itu tidak mengurangi kebahagiaan ku hari itu. Perasaan lega yang kuterima setelah sekian lama. Kulepaskan tawaku bersama burung-burung yang terbang bersama dengan indahnya ke arah matahari terbenam. Kupandangi burung -burung itu dengan tersenyum, bayangan kuning keemasan dari matahari terbenam tercermin di bola mataku.

“Kenangan darimu kulepaskan bersama burung -burung yang terbang menuju matahari terbenam…” bisikku sambil menatap burung-burung itu.

Matahari yang terbenam dan tetes–tetes air yang turun secara perlahan dan lembut, burung–burung di udara yang terbang beriringan menuju ke garis horizon, ikan–ikan yang melompat di kejauhan, suara alam yang merdu menerpa dari segala penjuru, angin yang terbang ke garis horizon teratas. Adakah keindahan yang melebihi semua ini? Bahkan hati yang hancur pun tetap dapat merasakan keindahan dari semua ini. Karya yang indah dari Sang Pelukis Agung.

Itulah memori biru persahabatan yang telah terhempas arus dan terbenan terkubur pasir.

Saat Kau yang Dulu Menjadi Kekasih Hati, Akhirnya Kita Putuskan Cukup Untuk Menjadi Sahabat Sejati

$
0
0
hipwee-Hipwee-tanya-kabar-image

'Dulu, kita selalu menghabiskan weekend disini, berdua saja. Langkah kaki kita menuntun kita ke sebuah pantai yang indah. Dari pagi hingga sore hari, menikmati matahari terbenam, sebagai sepasang kekasih. Tapi, kali ini berbeda. Kadang aku enggak percaya loh, sekarang status kita sudah berbeda, mungkin awalnya aku merasa sedikit kecewa dan sedih, kenapa tidak dari awal saja kita memutuskan untuk menjalani persahabatan. Bukan menjalin kasih seperti yang dulu kita jalani'

Mungkin, awalnya aku merasa dunia ini tidak adil. Mengapa tuhan memberikan aku kebahagiaan jika pada akhirnya aku merasakan kesedihan juga. Menjalani hari-hari bersama dia sebagai sepasang kekasih, Merasa terpuruk, merasa bersalah, terbawa oleh arus kesedihan yang dalam. Apa yang kurang dariku sampai kau memutuskan hubungan kita dari sepasang kekasih menjadi sahabat. Bahkan sempat terfikir, aku berjanji bahwa aku tidak akan pernah lagi merasakan jatuh cinta, kalau pada akhirnya nanti hanya bisa jadi sahabat saja, dan yang tersisa hanya memori saat kita bersama.

Tapi, ada yang berbeda darimu saat ini. Kamu lebih baik dari sebelumnya. Pertengkaran-pertengkaran yang dulu sering terjadi kini sudah jarang kita lalui. Kita enjoy, merasa bahagia, merasakan kenyamanan tersendiri dari hubungan persahabatan ini. Aku sudah bisa merelakan jika kamu menemukan wanita yang selama ini kamu impikan, tanpa aku takut akan rasa kehilangan.

Mungkin tuhan sudah merencanakan hal yang indah untuk kita. Aku yakin, tanpa adanya ikatan cinta diantara kita, kita masih bisa terus bersama. Bukankah hubungan yang sudah kandas, tidak harus melulu menjadi sebuah permusuhan? Kita bisa menjadi sahabat yang mendukung satu sama lain, itu bukan suatu kemustahilan. Bersikap lebih dewasa, saling mendukung kehidupan masing-masing jauh lebih baik.

Aku percaya, tuhan tidak akan membiarkan aku sedih berlarut-larut. Buktinya, saat ini kita masih terus bersama walau dalam status yang berbeda. Biarkan memori kita dulu aku simpan dalam hati sebagai kenangan, biarkan langkah kaki kita di pantai ini menjadi saksi bisu hubungan kita dulu. Dalam doaku, selalu tersemat nama kamu, agar kamu selalu bahagia dengan kehidupanmu, selalu bahagia juga bersamaku dalam hubungan persahabatan ini, sahabat sejatimu.


Maafkan Aku Terlalu Peduli Padamu, yang Tak Pernah Ku Tahu Siapa Pemilik Hatimu

$
0
0
hipwee-Best-Friendship-Quotes-For-Boy-And-Girls-Wallpapers

Hai kamu yang selalu ku pedulikan.

Hai kamu yang selalu ku khawatirkan.

Mungkin hal ini berawal dari persahabatan manis yang kita lalui bersama. 

Ibarat tubuh kita saling membantu saat melangkah. 

Ibarat cermin yang hidup, saat kau teluka aku pun merasakan yang sama. 

Kita selalu bersama, berbagi cerita, berbagi duka, berbagi banyak hal bersama. Hai sahabat, taukah aku sangat mempedulikannmu.

Hai sahabat, taukah aku benci saat aku tak bisa melakukan sesuatu untukmu. 

Bahkan, saat kau bercerita tentang cinta, aku terpaksa berpura -pura tak pernah merasakan rasa itu. 

Merasakan luka yang.kusembunyikan dengan sempurna, yang kubalut dengan rapat.

Aku menunduk pilu saat kau tak ada, tapi aku melengkungkan senyum saat kau bercerita. 

Sedikit lucu mendengarnya, namun itulah yang terjadi.

Sungguh aku tak ingin berpura -pura, tapi melihatmu bahagia sudah jauh lebih dari cukup bagiku. 

Wahai sahabat. 

Ya. Kata itu yang selalu aku panggil untukmu, karena kau pun tahu..

Aku tak pernah tau siapa pemilik hatimu. 

Ah, siapa pula orang beruntung itu. 

Aku hanya ingin peduli tanpa berharap kau melakukan sebaliknya. 

Aku hanya ingin selalu membahagiakanmu, walau kau tak pernah berusaha membalasnya. 

Aku tak pernah peduli apakah kau memikirkan yang kulakukan itu semua berarti untukmu. 

Satu hal yang akan selalu kulakukan

Aku hanya ingin selalu peduli, tanpa ku tahu siapa pemilik hatimu.

Sahabatku

Aku hanya ingin peduli tanpa bengharap itu kau lakukan juga padaku

Aku hanya ingin selalu membahagiakanmu walau kau tak pernah berusaha melakukan itu.

Aku tak pernah peduli apakah kau memikirkan yang ku lakukan itu semua berarti untukmu.

Satu hal yang akan selalu kupedulikan,

Aku hanya ingin selalu peduli, tanpa ku tahu siapa pemilik hatimu.

Aku tak memintamu mencintaiku selayaknya kekasihmu. Aku tak berharap aku ada dalam deretan orang yang terpatri di hatimu, dan akupun tak berharap akhirnya hati itu menjadi milikku.

Tapi yang aku inginkan hanya kau bahagia

Melihatmu tetap bercerita, bercerita hal -hal terbaik yang pernah kau lalui kepadaku.

Ini bukanlah kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan atau cerita romansa sahabat yang berharap cinta sahabatnya. Ini adalah cerita indah yang ingin ku rajut tanpa aku tahu apa tujuannya.

Aku hanya ingin kau tahu, aku akan tetap selalu memperdulikanmu,

Kapanpun, meski hatimu telah berlabuh pada dermaganya.

Cinta dalam Persahabatan Menjadi Perselingkuhan

$
0
0
hipwee-Hipwee-tanya-kabar-image

10 tahun pernikahanku sudah dikaruniai 3 orang anak. Anak yang paling kecil bukanlah anak yang kami rencanakan. Pertengkaran hebat seringkali dipertontonkan di depan anak-anak. Situasi yang biasa di dalam keluargaku sehari-hari adalah hal yang tidak biasa di mata teman-temanku. Tempat tidur kami terpisah, aku tidur di sofa dan suamiku tidur di kamar bersama anak-anak. Hatiku tawar, saat melihat suamiku sudah tidak ada lagi perasaan apapun selayaknya seorang istri terhadap suaminya. Aku merindukan seseorang, cinta pertamaku, sahabat lamaku saat kuliah dulu. 

Masalah uang adalah yang selalu kami ributkan. Penghasilanku lumayan, beberapa pekerjaan kulakoni dalam 1 hari, 7 hari seminggu. Tidak demikian dengan suamiku, penghasilannya tidak tetap. Lebih banyak di rumah mengurus keperluan anak-anak. Iri dengan teman sekantorku. Suaminya tampan, penghasilannya tinggi, sering jalan-jalan, punya mobil dan rumah yang bagus, anak-anak yang lucu,pakaiannya bagus-bagus, tidak sepertiku, berbeda 180 derajat.

"Ahh sedang apa ya dia?" – Ingin menyapa di BBM, tapi takut ketahuan istri dan anaknya.

Kereta melaju dengan cepatnya meninggalkan Yogyakarta. Kota pelajar tempat kami menuntut ilmu, tempat kami bertemu dan menjalin persahabatan sekaligus merajut kisah cinta. Cinta yang tidak pernah diresmikan, tidak pernah diungkapkan namun sangat mesra, erat, dan melekat di memori. Sahabatku saat kuliah, orang yang selalu ada disampingku, membantuku, memperhatikanku, mengurusku saat sakit. Hari ini 15 tahun lalu dia mengantarku untuk merantau di Jakarta, mencari pekerjaan impian dengan harapan gaji yang besar. Sesampainya di Jakarta, kami berpisah begitu saja. "Sampai ketemu lagi, semoga berhasil!" katanya. Perasaanku saat itu mengatakan, aku tidak akan bertemu lagi dengannya.

Jika kuceritakan kisahku kepada temanku, mereka akan berkata "Wah, sayang sekali, kenapa bisa begitu? Memang tidak bisa dihubungi?" Dan seterusnya.

Kulewati hidupku betahun-tahun bagaikan arus sungai yang terus mengalir, bertemu teman kerja, dilamar, menikah dan memiliki 3 orang anak dengannya. Tidak terasa waktu cepat sekali berlalu. dan aku berubah. Tidak lagi secantik dulu. Tidak lagi bahagia seperti sebelum menikah dulu. Seperti bukan aku. Uang dan uang itulah yang selalu kucari. Anak-anak? Biarlah ada papanya ini. Aku sibuk. Harus bekerja terus. Untuk uang. 

Facebook. Apa itu? Rekan kerjaku semua membicarakannya. Aku tidak mengerti. Katanya bisa mencari teman lama di sana. Kucoba coba. Pelajari, buat akunnya. Ketemu. Itu dia!. Cinta lamaku. Sahabatku. Di foto albumnya, wajahnya masih seperti dulu, bahkan terlihat lebih tampan, dan yang jelas lebih segar daripada suamiku. Tampaknya karirnya cukup sukses, tergambar dari foto-fotonya, ada pesta, makan-makan, jalan-jalan ke luar negeri. Kukirim pesan, tanya kabarnya, minta nomor kontaknya. Dan dia pun membalasnya. 

Kami janjian untuk bertemu lagi, pikiranku melayang-layang, tidak bisa tidur. Semalaman aku terbenam dalam kegelisahan, "Seperti apa rupanya sekarang?" Pikirku.

Aku menangis, kemana saja dia. Kataku. Dia menjawab "Waktu tidak bisa diulang, aku punya keluarga dan kamu juga. yang sudah berlalu biar saja berlalu." 

"Tidak bisa" kataku. Aku tidak bisa melupakannya. Dan meminta menjalin hubungan dengannya, tidak usah ada yang tahu. Asal aku bisa melepaskan kesedihan dan penderitaanku selama 15 tahun tanpa kabar darinya. Cukup jawab sapaanku sebentar saja melalui BBM atau mendengar suaranya di telepon akan lebih baik lagi, Aku ingin menebus penyesalanku dulu. Begitulah hingga sekarang. Cintaku pada sahabatku, kini menjadi perselingkuhanku. 

Jangan hakimi aku. Aku juga mau hidup normal dan bahagia seperti orang pada umumnya. Tapi sayangnya kisahku berbeda. Certita hidupku tidak sama dengan orang lain. Dan tidak harus juga menjadi sama. Pilihan ada di tangan kita sebagai manusia, hanya mampukah kita berpikir dan mengambil pilihan yang bijak. Bijak menurut kaidah dan norma yang berlaku di masyarakat pada umumnya. Semua untuk tujuan yang mulia, memeproleh kebahagiaan dalam menjalani titipan kehidupan dari Tuhan. Kebahagiaan bagi diri sendiri dan juga orang lain di sekitar kita.  

Inilah langkah kakiku. Jika Anda tahu jalan yang lebih baik, buatlah langkahmu sendiri. Jangan ikuti aku. Pada akhirnya biarlah yang Maha Kuasa yang menimbang benar dan salahnya.

Ketika Mencintai Sahabatmu dan Engkau Memutuskan untuk Menyimpan Rasa Ini Sendiri

$
0
0
hipwee-Hipwee-tanya-kabar-image

Selembar kertas berwarna jingga yang terselip dalam agenda terjatuh begitu saja. Aku memungutnya dan membaca sebaris nama yang membuatku tersenyum. Seakan memori akan indahnya tawamu terputar kembali lewat proyektor imaji di ruang otakku. Cinta tidak harus memiliki. Ah, memang terlalu klise. Terkadang tidak ada yang perlu diberitahu tentang perasaanku, cukup hanya aku dan Dia-Sang Pemilik Segala Rasa. Ini tentang keputusanku untuk mencukupkan rasa ini di sini, di dalam hati.

Engkau adalah kedewasaan yang terbungkus dalam sosok bersahaja.

Sore itu seakan mendung menggantung di langit-langit kamarku. Skripsiku terhenti. Dosen pembimbing memintaku mengulang metode dari awal. Sementara orangtuaku selalu menelepon menanyakan perkembangan skripsi yang sedang kukerjakan.

“Skripsi hanyalah sebuah fase. Seusai skripsi, kamu lulus, mencari pekerjaan kembali membuatmu tertekan, itu juga fase,” ucapnya entengnya. Seolah kegalauanku tidak berarti apa pun untuknya. “Mendapat pekerjaan yang kamu inginkan pun, tuntutan pekerjaan, membuatmu tertekan. Belum lagi pertanyaan kapan nikah yang nantinya akan selalu menghantui langkah kaki para lajang.”

Sok tahu, aku menggerutu.

“Jangan khawatir, satu fase selesai, itu artinya kamu naik tingkat. Kalau kamu kesulitan menyelesaikannya sendiri, masih ada teman-temanmu yang bersedia membantu. Kamu enggak sendirian lho, di kota ini,” ia menunjuk dirinya, you can count on me.

Entah karena aroma senja dengan daya magisnya yang membungkus siluet dirimu dengan warna keemasaan, atau memang karena ucapanmu barusan. Petang itu, ketika matahari terbenam, aku melihatmu dalam sosok yang tidak lagi sama. Tidak ada yang salah dengan perasaan ini, namun saat itu kita hanyalah dua manusia yang belum mengerti betul dengan diri sendiri. Aku tidak ingin salah mengutarakan dan mempertaruhkan persahabatan yang kita bangun perlahan di kota asing ini. Sejak saat itu kusimpan diam-diam benih perasaan ini di dalam hati.

Kamu bukanlah seseorang yang selalu terlihat bersamaku setiap hari. Namun satu hal yang lebih penting dari menjalani apapun berdua adalah; sosokmu yang selalu sedia ketika aku membutuhkan seseorang untuk sekedar berbagi cerita. Kita pernah mendeklarasikan persahabatan ini, dulu sekali, ketika kali pertama kita menemukan banyak kecocokan, yang sayangnya kamu berpikir bahwa itu bukanlah cinta.

Dia, perempuan beruntung yang berhasil menambatkan hatinya padamu.

Dia tidak datang tiba-tiba dan merebutmu dariku, toh, kamu memang bukan milikku. Dia, aku juga mengenalnya sama baiknya dengan aku mengenalmu. Dia, sosok yang pantas mendampingimu untuk meraih semua cita-citamu yang luar biasa. Dia, sama sepertimu, sosok mengagumkan yang bersahaja.

Terkadang aku berharap perasaanku ini seperti jejak kaki di pasir pantai, yang perlahan akan memudar karena hempasan ombak.

Kita bertemu lagi di sebuah kedai kopi di dekat stasiun. Kereta yang akan membawaku pergi ke kota asing lain segera datang. Aku tergelak membaca namaku di sampul depan.

“Harusnya pake Y bukan I,” ucapku mengoreksi.

Kita tertawa bersama, lantas kamu meminta maaf perihal kesalahan nama yang kerap ditemukan di tempat cetak undangan. Namun tolong jangan meminta maaf untuk goresan di hati, yang selalu diam-diam aku sembunyikan.

Ada namamu tercetak di situ, bersanding dengan namanya. Dalam selembar undangan berwarna jingga, yang mengingatkanku pada satu senja bersamamu.

“Aku pasti datang,” kataku pada kalian.

Pada akhirnya aku memutuskan bahwa pecahan rasa ini memang sebaiknya disimpan.

Masing-masing kita punya suatu peran penting bagi hidup orang lain. Peranmu bagiku sebagai arus dan angin yang membawa bahtera hidupku menuju samudera yang lebih luas. Kamu selalu percaya bahwa setiap orang memiliki potensi besar dalam dirinya. Karenamu, aku berani menghadapi hal-hal yang tadinya kupikir tidak sanggup kuselesaikan. Mungkin kehadiranmu dalam hidupku, juga merupakan sebuah fase, tentang bagaimana sebaiknya aku mengelola sebuah perasaan.

Karena denganmu aku telah mencukupkan bagian hatiku yang kini tinggal kenangan. Untukmu, yang paling kuinginkan hanyalah kebahagiaan. Mungkin suatu hari di masa depan akan kuutarakan soal ini. Ketika kita bertemu lagi di sebuah taman kanak-kanak, menjemput anak kita masing-masing. Barangkali aku bisa memberitahumu betapa lugunya aku dulu, pernah sangat menyukaimu. Mungkin kamu akan terbahak sambil meledekku.

Dan aku akan berkilah, bahwa perasaanku dahulu hanyalah sebuah kekhilafan.

Dengarkan, Sedikit Saja. Maafkan Aku, Sahabat.

$
0
0
hipwee-Hipwee-tanya-kabar-image

Aku cerewet.

Aku mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman baru. 

Tapi, ada beberapa hal yang sejujurnya bertolak belakang dengan dua hal yang baru kusebutkan tadi. Aku sulit sekali mendapatkan sahabat dan aku sulit untuk berbagi cerita tentang masalahku pada orang lain.

Kenapa? 

Sebentar, aku ingin berkutat dengan pikiranku.

Aha … aku memperoleh jawabannya.

Mungkin karena aku anak pertama. Yang sudah biasa dianggap dewasa, sehingga sebisa mungkin untuk melakukan seleksi sendiri tehadap masalah yang dihadapi dan harus dibagikan pada siapa. Mungkin karena terbiasa menyeleksi teman untuk berbagi, maka aku hanya punya sedikit sahabat. Sampai saat ini, malah bisa dihitung jari.

Bagiku, persahabatan itu bukan tentang kapan dan kemana kita jalan bersama atau apa yang kita bicarakan. Persahabatan itu lebih kepada mengisi dan melengkapi.

Sadar atau tidak, persahabatan itu seperti puzzle. Kita harus mencari bagian yang hilang dan mencoba untuk menyatukannya. Jika bagian itu tidak cocok, kita akan mencari lagi. Bukan begitu??

Puzzle yang sudah tersusun sempurna itu akan menghasilkan suatu makna dan warna. Ya, makna dan warna itu adalah memori yang akan tersimpan indah dalam kehidupan persahabatan kita. Yang akan kita bawa dalam perjalanan hidup.

Cerita tentang perjalanan hidup dan persahabatan memang tak akan habis. Sampai akan tiba di suatu titik dimana aku harus menerima ketika jalur arus yang beriak tidak lagi satu. Ia membentangkan jarak dan memisahkanku kian jauh, dengan sahabatku. Kubiarkan saja, mengikuti aliran yang entah kemana akan bermuara. Bohong kalau aku bilang aku tidak kesal. Aku hanya mencoba bertahan untuk kuat.

Jarak kadang membuat aku menghentikan asa. Bernafas sejenak dan menatap jauh ke depan. Aku pernah berharap, di depan sana aku bertemu satu jalan khusus yang menghubungkanku dengan aliran-aliran lain dan mempertemukan aku kembali, dengan sahabatku.

Tapi harapan tiada pernah menentukan hari kapan akan terjadi. Semakin banyak langkah kaki yang kuayunkan, semakin jauh asaku hendak kugapai. Banyak hal di depan mata yang memaksaku mengatur prioritas. Dan, persahabatan kadang bukan lagi masuk dalam lima besar prioritas. Pendidikanku, karirku, orang tuaku, pengaturan keuanganku, kesehatanku membuatku kadang lupa, ada sahabat yang menjadi bagian penting dalam hidupku.

Aku mengambil jeda.

Isi kepalaku kian penuh akan tuntutan hidup yang kadang tidak masuk akal.

Aku benci menjadi dewasa. Mencoba mengurangi cerewetku, melatih cara tertawa yang sopan, membuat orang baru di sekitarku nyaman akan keberadaanku, menyelesaikan masalah tanpa air mata. Tapi aku harus.

Mana sahabatku? Oh … aku yang melupakan mereka.

Sekarang aku melangkah sendiri. Dalam sore yang akan hilang berganti malam. Diantara pasir dan debur ombak. Aku memilih tempat ini untuk mengambil jeda. Pantai.

Kuhirup udara sebanyak mungkin untuk mengisi paru-paruku. Kutahan bersama mataku yang tertutup. Aku butuh mereka. Aku butuh sahabatku. Bersama mereka aku yakin aku tidak akan takut dan benci menjadi dewasa.

Sinar berwarna kuning masuk melewati kelopak mataku. Ah … sunset.

Aku membuka mata, perlahan sambil menikmatinya. Menikmati matahari terbenam di suatu sisi pantai. Mungkin tempat aku berpijak sekarang bukan bagian terbaik dari pantai ini. Tapi tetap saja sinar kuning yang perlahan kian meredup itu membuat aku mampu tersenyum. Dan menyadarkanku akan sesuatu, suatu hal terbaik yang sejenak terlupakan olehku.

Persahabatan. Bawa aku pulang.

Jika Cinta Ini adalah Kegilaan, Mengapa Kau yang Membuatku Waras, tapi Menghilangkan Akal Sehatku?

$
0
0
hipwee-squarequick_201632520504462

Serasa menyelami lautan yang beku. Kaku dan perih. Ombak yang menghadang pun keras dan tangguh.

Kau adalah lautan itu.

Lautan masa lalu yang pernah berdebur di hatiku. Kini, bukan lagi masa lalu ombakmu yang menyapaku. Riakmu menyentuh kaki-kaki telanjangku kembali. Ketakutan akan rasa dingin yang merambati seketika menggangguku. Seperti halnya ketakutanku akan terluka lagi karenamu. Tapi sentuhan itu pasti menyenangkan. Sejuk dan basah.

Aku memilih diam di jarak aman, agar tak terjangkau ombak yang ke tepian.

Memilih untuk tak lagi tersentuh olehmu meski hatiku sangat ingin. Karena aku tahu akan seperti apa akhir ceritanya jika kubiarkan diriku tercebur ke lautan cintamu lagi. Cinta yang sangat luas dan dalam yang tak kan lagi sanggup ku tamping di hatiku. Kita hanya akan saling menyakiti pada akhirnya.

Karena, kau akan selalu menjadi bagian dari hidupku, bagian dari kisah cintaku. Kisah cinta masa lalu yang jika aku diizinkan untuk mengulangnya kembali, tak ingin kurenda, tak ingin kucoba. Kuharap dulu aku tak butuh dirimu untuk menyembuhkan lukaku.

Kuharap aku tak pernah terluka. Tapi, ternyata hidup itu kadang mengejutkan. Aku selalu mengejar cinta tanpa henti, terus dan terus tanpa tahu mengapa aku melakukannya.

Cinta kita adalah cinta yang tidak seharusnya terjadi. Cinta yang tak pantas. Beberapa orang akan menyebut kisahku sebagai tragedi. Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah luka, penyembuhnya orang yang tak seharusnya kumiliki. Bahagia, sekaligus terluka dua kali.

Kisahku pernah pula ramai dan ceria. Saat proses penyembuhan luka hati itu, ada bahagia yang kurasa. Aku tahu harusnya tak kuteruskan, tapi kutahankan karena aku butuh dirinya, aku suka terlingkupi oleh cintanya. Harga diriku, prinsipku, tak lagi kugunakan. Akal sehatku tak lagi kugunakan. Aku hanya berkaca pada hatiku. Tolong, jangan bicara apa-apa saat aku berusaha untuk melepasmu. Karena, ucapanmu akan menggoyahkan hatiku, lagi. Kita berdua tahu apa yang harusnya kita pilih, sekaligus tahu apa yang akan kita pilih. Kita pasti memutuskan untuk mempertahankan cinta ini apapun yang terjadi. Aku tahu jika kau menarikku kembali ke sisimu, aku akan mendorongmu jauh-jauh awalnya, tapi kekuatanku yang tak seberapa hanya akan membuatku kembali terjatuh ke sisimu.

Karena bagaimanapun, kau adalah bagian dari hidupku. Kepingan kisah cintaku yang tak kan pernah terhapus dari hatiku. Aku terus berusaha menggapai cintamu, dulu, tanpa tahu sebabnya.

Jika cinta ini adalah tragedi, mengapa harus kau yang mengobati? Kau menambah drama dalam tragediku. Jika cinta ini adalah kegilaan, mengapa kau yang membuatku waras, tapi menghilangkan akal sehatku?

Walau Chat Belum Dibales Pacar, 8 Hal Ini Bikin Kamu Nggak Insecure Atau Marah

$
0
0
shutterstock_410875330

Jika menunggu adalah hal yang tidak disukai oleh banyak orang, menunggu balasan SMS atau telepon dari pacar mungkin jadi hal paling menyebalkan di dunia. Apalagi kalau pacarmu adalah tipe pacar yang cukup sibuk dan jarang balas SMS. Ditungguin kok membosankan, ditinggal aja tapi kok kangen.

Kadang saat SMS atau telepon pacar nggak muncul-muncul, rasa cemas mulai menghampirimu. Kamu berpikir jangan-jangan begini atau jangan-jangan begitu. Terkadang rasa cemas ini diikuti rasa marah dan insecure. Kamu jadi curiga, dia sengaja nggak mau balas SMSmu atau telepon kamu. Lalu kamu akan galau seharian.

Karena menunggu itu nggak enak, kali ini Hipwee akan kasih tips hal-hal yang bisa kamu lakukan selama nunggun balasan atau telepon dari pacar.

P.S. Jangan serius-serius, nanti cepet tua.

1. Ngepoin mantan. Mulai dari facebook, twitter, path, soundcloud sampai linkedin jangan ketinggalan

stalking mantan sekali-kali nggak apa-apa

stalking mantan sekali-kali nggak apa-apa via jadiberita.com

Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah ngepoin mantan. Eits, jangan sensi dulu. Kepo kan nggak selalu berarti rindu. Daripada nggak ada kerjaan, nggak apa-apa kamu berselancar di media sosial mantan. Setidaknya kamu tahu kabar terbaru dan pacar terbarunya seperti apa. Tapi hati-hati kalau sedang kepo, jangan sampai kepencet apa-apa. Kalau kepencet sesuatu nanti kamu ketahuan kamu lagi ngepoin dia, lalu dia say hi, lalu kalian jadi ngobrol, lalu kamu jadi nyaman, selanjutnya bayangkan sendiri.

2. Main ular tangga. Jangan monopoli, nanti kamu malah pusing karena harus atur uang-uangmu

main ular tangga menghilangkan stress

main ular tangga menghilangkan stress via desidahliantiaci.blogspot.co.id

Kamu pastinya masih ingat permainan SD yang satu ini. Modalnya hanya dua, ular dan tangga. Kalau kamu dapat tangga, kamu akan naik tingkat dan selangkah lebih dekat dengan garis finish. Kalau kamu dapat ular, tandanya kamu sedang sial. Harus turun tingkat meski sudah selangkah di depan garis finish. Main ular tangga ini asyik dan cocok banget untuk membunuh bosan saat menunggu telepon pacar. Permainannya nggak membuatmu berpikir keras. Berbeda dengan monopoli. Meski sama-sama permainan yang dilakukan di selembar kertas, kamu bisa pusing menghitung uangmu. Apalagi karena uang itu nggak akan pernah bisa kamu belanjakan.

3. Baca buku. Kalau itu susah, coba baca history chat/SMS dengan gebetan/pacarmu. Meski nggak jamin seru, cukuplah bisa bikin kamu senyum-senyum sendiri

Baca buku. Kalau berat, baca timeline atau history chat aja

Baca buku. Kalau berat, baca timeline atau history chat aja via postgradbookclub.tumblr.com

Untuk sebagian orang, membaca buku adalah obat paling ampun untuk membunuh kesepian dan kebosanan. Dengan membaca buku, imajinasimu akan dibawa berkelana dan bersenang-senang. Cara ini bisa juga kamu lakukan. Karena imajinasimu berkelana, perhatianmu akan teralihkan dari fakta bahwa pacar belum balas-balas juga. Selain mengurangi rasa bosan, membaca buku pastinya akan memberimu pengetahuan baru. Tapi kalau membaca buku susah, kamu bisa juga kok baca-baca history chat kamu sama pacar. Mulai dari yang paling awal. Meski nggak menjamin seru, terutama kalau dalam fase berantem, tapi seenggaknya bisa membuat kamu senyum-senyum sendiri.

4. Di sebelahmu ada orang yang sedang buka HP? Kepoin isi chatnya! Ini dijamin seru. Apalagi kalau mereka lagi berantem

Kepoin yang dilakukan orang sebelahmu dengan ponselnya!

Kepoin yang dilakukan orang sebelahmu dengan ponselnya! via www.linkedin.com

Saat kamu sedang dalam perjalanan, memang paling enak kalau ditemani pacar, meski cuma lewat obrolan suara atau tulisan. Jadi perjalanan panjangmu nggak akan terasa. Tapi apalah daya kalau pacarmu sangat sibuk. Chat yang kamu kirimkan sesaat setelah naik kereta, baru akan dibalas nanti setelah kamu sampai di tempat tujuan. Daripada bete, mending kamu perhatikan sekitarmu. Di sebelahmu ada orang yang sedang buka aplikasi chat atau SMS di HP? Dengan metode lirik-lirik kecil, kamu bisa ngepoin isi chatnya. Ini dijamin seru! Apalagi kalau isinya mereka sedang berantem.

5. Ngajakin SMSan teman (atau gebetan lain). Kalau nggak punya dua-duanya, ngobrol dengan sim-simi saja

Ngobrol dengan teman/gebetan/simsimi aja

Ngobrol dengan teman/gebetan/simsimi aja via kawankumagz.com

Daripada kamu terus-terusan kepikiran kenapa pacarmu belum balas-balas juga, mendingan kamu mengajak temanmu yang lain untuk ngobrol. Lumayan untuk mengurangi kebosanan. Tapi kalau temanmu sibuk semua, pacarmu juga nggak bisa diharapkan, kamu ngobrol sama sim-simi saja. Ingat kan aplikasi simsimi? Si hewan (atau kartun? Atau bulatan berwarna kuning dengan jambul cokelat? Entahlah.) yang bisa menemanimu ngobrol kapanpun dan tentang apapun. Semua pertanyaan yang kamu ajukan, Simsimi punya jawabannya. Kadang Simsimi ini bisa lebih perhatian dari pacar lho.

6. Kamu lagi sama temanmu? Coba main sambung kalimat. Siapa tahu hasil tulisan kalian bisa jadi novel kolaboratif yang bestseller

Main sambung kata sama teman

Main sambung kata sama teman via jinavie.tumblr.com

Menunggu nggak akan terlalu membosankan jika kamu sedang bersama teman. Setidaknya perhatianmu nggak tercurahkan sepenuhnya pada ponselmu yang tak kunjung menyala. Apalagi kalau temanmu sedang menunggu juga. Karena kalian mengalami nasib yang sama, cobalah untuk main sambung kalimat dengannya.

Ini namanya Budi. Budi adiknya Fani. Fani punya pacar namanya Robi. Tapi Robi punya pacar lain namanya Kiki. Fani tahu Robi punya pacar lagi, lalu dia sedih. Fani curhat kepada Budi. Ternyata Kiki adalah pacarnya Budi.

Siapa tahu nanti permainan sambung kalimat kalian bisa menjadi novel panjang yang bestseller. Betapa kerennya, kalian bisa terkenal hanya dari kegiatan untuk menunggu telepon dari pacar.

7. Bikin list tentang hal-hal yang harus kamu lakukan sebelum mati. Akan sedikit sentimentil, tapi manjur buat membunuh waktu

Hal-hal yang harus dilakukan sebelum mati

Hal-hal yang harus dilakukan sebelum mati via quotesgram.com

Setiap makhluk yang hidup pasti akan mati. Hanya saja kita tidak tahu kapan waktunya. Karena setelah mati nanti kita nggak bisa berbuat apa-apa lagi, ada baiknya kamu membuat list tentang apa-apa yang ingin kamu lakukan sebelum kamu mati. Meski momennya agak sentimental karena memikirkan soal kematian, tapi nggak apa-apa. Selain manjur buat membunuh waktu, kamu jadi punya tujuan yang jelas sekarang. Ingat, kamu nggak tahu kapan datangnya kematian. Karena itu, untuk hal-hal yang sudah kamu tulis untuk dilakukan sebelum mati, ya segera diusahakan.

8. Yang jelas manjur dan sangat bermanfaat pastinya adalah tidur. Dengan ini dijamin penantianmu tak akan terasa

Kamu lama, mz. Aku bobo aja sama kucing...

Kamu lama, mz. Aku bobo aja sama kucing… via hellogiggles.com

Yang satu ini sudah jelas manjur dan Hipwee nggak perlu lagi mengatakan alasannya. Tidur adalah jawaban untuk membunuh semua kebosanan dan untuk mengisi waktu. Mirip seperti saat bulan puasa tiba. Kamu memperbanyak tidur, selain untuk ibadah, juga untuk membunuh waktu menunggu bedug magrib. Sama juga dengan saat kamu menunggu telepon atau balasan dari pacar. Daripada bosan, ditinggal tidur saja.

Karena menunggu itu menyebalkan dan kadang membuat cemas, nggak ada salahnya kamu isi dengan hal-hal ringan yang nggak terlalu serius. Biar kegalauanmu nggak makin berlipat ganda. Dengan cara-cara di atas, bisa jadi kamu malah lupa kalau sebenarnya kamu sedang menunggu. Selamat mencoba!

Untukmu Lelaki yang Menyisipkan Doa dan Rindu, Kuharap Kau Selamanya Mendampingiku


Tersimpan di Balik Senja, Semua Rasa Ini

$
0
0
hipwee-Hipwee-tanya-kabar-image

Aku membuka mataku, menyambut pagi yang telah datang. Dengan semangat yang baru aku bertekad menjalani hari ini, tubuhku pun sudah mulai membaik dari kelelahan mengejar target kantor semimnggu kemarin. Tak seperti biasanya di pagi hari aku membuka aku Facebook ku, namun hari ini entah mengapa dengan riangnya aku membuka akun itu.

Melihat-lihat pemberitahuan dan membaca beberapa posting-an teman-teman. namun tiba-tiba mataku tak sengaja melihat gambar profilnya yang melintas dengan cepat, aku buru-buru menekan tombol kursor naik untuk kembali melihat, apakah posting-annya. Namun betapa terkejutnya aku, saat yang di-posting-nya adalah perayaan hari jadinya bersama dia yang tak kukenal. 

Aku mencoba mengamati dengan baik, ternyata itu posting-an sebulan yang lalu, posting-an itu muncul karena ada komentar yang baru. Aku tertunduk dalam diam, "Tuhan,apakah maksud semua ini?" tanyaku dalam diam. Aku mencoba tersenyum, karena aku tahu aku wanita yang kuat. Namun tak ku sangka, butiran kristal itu keluar dari kelopak mataku tanpa kusadari.

"Apa yang aku tangisi?" Batinku bertanya pada hatiku sendiri? Perpisahankah? Kehilangankah? atau apa? "Tak ada perlu kau tangisi, kau tak kehilangan dia, toh dia tak pernah menjadi milikmu. Hubungan kalian hanyalah sebatas hubungan persahabatan yang terjalin, bukan sebuah hubungan yang didasari perasaan yang lebih."

Harusnya aku menyadari hal ini sejak dulu, sejak dia meninggalkan kota ini sekaligus meninggalkanku tanpa ada kata perpisahan yang memberi harapan, dia hanya pergi begitu saja, bahkan jejak langkah kakinya pun tak lagi berbekas. 

Aku masih tepaku di tempat dudukku, mencoba menguatkan hatiku sendiri, mencoba menahan butiran bening yang terus mengalir tanpa bisa kuhentikan. aku menangis dalam diam, tanpa mengetahui dengan pasti apa sebabnya. Setengah jam berlalu, dan aku masih tertunduk mencoba melepaskan semua rasa yang menumpuk dihatiku, namun aku tak tahu bagaimana caranya, hanyalah sesak yang tertahan di dada.

"Kamu bukan wanita cengeng, kamu wanita yang kuat." Kata hatiku yang seolah memberi semangat bagiku. 

Dengan langkah yang tergontai kecil, aku melangkah meraih handukku dan menuju kamar mandi. mengguyur sekujur tubuh ku dengan air, dengan harapan aku bisa sejenak melupakan apa yang terjadi pagi ini. semangat yang mengebu saat aku menyambut mentari pagi, terasa hilang dengan sekejap dalam sebuah posting-an Facebook. 

Banyak hal yang harus kukerjakan hari ini. 

Sesampai di kantor, alam seolah membantu kubangkit. Aku langsung diminta menghadiri meeting mendadak yang tak direncanakan sebelumnya. Seperti biasa aku selalu menenggelamkan dirinya dalam kesibukanku. Sama seperti hari-hari kemarin ketika aku berusaha keras menghapus rasa dihatiku untuknya.

Setiap kali mengingatnya yang pergi tanpa meninggalkan harapan, namun aku tetap menanti dalam sebuah harapan yang kuciptakan sendiri. Selesai meeting pertama, dilanjutkan meeting kedua dan setelahanya meninjau lokasi proyek, hari yang begitu "menyenangkan", membuatku berhasil menumpuknya di sudut hati yang tergelap. 

Namun, senja selalu datang di setiap harinya, yang pertanda jam kantorku akan segera berakhir dan aku harus kembali ke rumah, menatap langit-langit yang seolah menuduhku sendiri yang tak pernah mampu mengungkapkan perasaanku padanya sejak dulu.

Enggan kembali ke rumah, aku mengarahkan motorku menuju pantai. Aku ingin ke bukit, memandangi tenggelamnya mentari dari ketinggian bukit itu, namun di sana ada banyak kenangan bersamanya, yang begitu mencintai bukit, gunung, hutan dan semua yang ada di dalamnya, namun begitu membenci pantai, karena tak pernah bisa berenang.

"Mungkin dengan menuju tempat yang dibencinya, aku bisa benar-benar melupakannya."

Aku terduduk seorang diri di sudut pantai yang tenang, memandang pantai dengan gulungan ombak yang indah. "Kemanakan arus  air laut itu berpusar?". Aku tak tahu, sama seperti aku yang tak tahu juga kemana hati ini akan pergi. Memori kebersamaanku dengannya seperti diputar kembali, saat-saat di mana kami mendaki bersama, saat di mana aku tertawa lepas dengan candaannya, aku loncat-loncat hanya karena dikasih bunga liar yang dipetiknya dipinggir jalan, dan semua yang pernah terjadi.

Tak ada ikatan cinta dalam hubungan kami, namun aku terlanjur menyayanginya dengan kadar yang berbeda dari seorang sahabat, namun rasa itu tak pernah terungkapkan hingga kepergiannya. Aku selalu berharap, waktu membawanya kembali untukku, meski rasa dihatiku tak pernah terungkap, setidaknya kehadirannya mampu membuatku tersenyum. 

Aku memandang mentari yang hampir kembali ke peraduannya, tak sadar butiran kristal itu kembali keluar. Aku membiarkannya, membiarkan aliran air mata ini, mengalir bersama senja yang datang, dengan begitu aku bisa menyimpan semua rasa ini di balik senja itu. menyimpan luka karena kepergianmu di balik mentari yang terbenam, dengan harapan ketika pagi menjemputku besok, tak ada lagi kamu di hatiku.

Sebuah Kebetulan Atau Mungkin Itu Memang Cara Tuhan Mempertemukan

$
0
0
hipwee-IMG_20160406_105141

Tahun lalu aku mengenalnya, berawal dari hobi yang memang sama. Kita sama-sama penikmat alam dan sangat antusias bila mendengar tentang suatu perjalanan. Saat itu kau mengajakku berkenalan untuk bertanya tentang salah satu destinasi yang pernah kulalui.

Namun saat itu komunikasi yang kita jalin tak sesering sekarang bahkan sempat menghilang. Hanya berteman seperti biasanya, dan aku pun tak terlalu mengubris kehadirannya. Tapi beberapa bulan lalu komunikasi kita berjalan kembali, bahkan lebih sering dari yang kuduga. Entah apa yang membuat kita bisa berkomunikasi serutin itu.

Waktu terus berlalu, kita mulai lebih saling mengenal tentang latar belakang kehidupan dan perjalanan yang telah kita lalui. Dan ketika semesta memberi jalan untuk kita bertemu, ada sesuatu yang berbeda darinya ketika pertama bertemu. Aku pun tak mengerti apa yang sesungguhnya terjadi saat itu.

Apa yang menjadi penyebab kita bertemu?
Mengapa saat kita akan bertemu aku merasa sangat bersemangat?
Mengapa dialah yang ku cari saat itu?
Mengapa dia meng iya kan ajakan ku saat itu?

Padahal sebelumnya kita tak pernah bertemu apalagi saling mengenal lebih dalam. Dan yang aku tau dia benar-benar selektif ketika iya akan menjalin hubungan apapun dan dengan siapa pun. Saat itu yang kupikir “ah mungkin itu hanya kenyamanan dan kebetulan yang biasa kutemukan saat berjumpa dengan pejalan-pejalan lain”

Setelah pertemuan itu, kita semakin sering berkabar dan seolah memang semesta menakdirkan kita untuk kembali bertemu. Aku tak bisa menghindari hal itu, padahal saat itu aku sedang ada dalam fase yang benar-benar terpuruk. Ketika sisi lain di hidupku tak ingin kembali menjalin hubungan apapun dengan seorang pria. Bahkan hanya untuk berteman sekalipun aku tak menginginkannya.

Karena beberapa bulan sebelumnya aku pernah mengalami luka yang teramat dalam dari seorang pria yang dulu sangat kuperjuangkan. Ketika dia mulai hadir dihidupku aku pun masih memperjuangkan dan berharap pada pria yang telah melukaiku sebelumnya. Dia tak pernah mau tau tentang hubungan ku sbeelumnya karena memang dia denganku hanya ingin berteman.

Tak seperti orang lain yang sangat ingin mengetahui tentang permasalahanku di hubungan yang lalu. Itulah hal pertama yang membuatku terkesan padanya. Dan aku pun melihat seperti ada sudut pandang yang sama antara aku dan dia dalam melihat suatu hal. Seperti mimpi dan harapan yang tak semua orang berani memiliki nya.

Dan sejak saat itu aku mulai berfikir mungkin sudah saat nya aku membuka diri untuk orang lain yang mencoba memasuki hidupku jika yang mereka cari hanyalah teman yang memang benar-benar bisa diajak berteman tanpa melibatkan perasaan dalam hubungan yang akan di jalani. Aku mulai tertawa bahagia kembali, ketika banyak teman baru yang kujumpai.

Terlebih tentang sosok dirinya yang semakin kukenal semakin banyak kesamaan yang kujumpai bahkan persis sekali. Setelah beberapa kali kita bertemu aku baru mengetahui tentang tanggal Kelahiran kita yang ternyata sama. Tentang karakteristik sifat kita yang sama sebagai manusia pemimpi, ambisius dan sangat perfectsionist. Egois dan porsi keras kepala yang ada pada diriku sama seperti yang ada pada dirimu.

Bahkan untuk beberapa hal konyol dan bodoh pun kita melakukan hal yang sama sudah sejak lama. Aku pikir tak akan ada manusia yang berpikir sebodoh yang kupikirkan tapi ternyata Tuhan menciptakan manusia memang berpasangan. Mungkin oranglain berkata itu hanya di sangkut pautkan, kebetulan atau disamakan dan sebagainya. Tapi bukan itu yang ku alami! Menagapa aku mempercayai semua kesamaan yang kita miliki karena memang semua terbukti. Dan bukti itu pun telah ada jauh sebelum kita bertemu.

Ada hal yang hingga kini tak pernah ku mengerti,                                                 
Untuk apa Tuhan mengenalkannya padaku?
Siapakah dia untukku di masa depan?
akankah kita terus seperti ini? Ataukah akan ada hal yang lebih membahagiakan?
Atau justru Tuhan menghadirkannya untuk memberiku ujian lebih berat ketika aku merasa kehilangannya?
Mengapa Tuhan baru memertemukan kita sekarang?

Bukankah sejak beberapa tahun yang lalu jalan kita telah beriringan. Tentang teman-teman dan lingkungan kita yang ternyata kita ada di zona yang sama sejak dulu. Tentang beberapa kejadian dan acara yang sama-sama kita lewati. Dulu aku yang harus berada di tempat itu dan karena tuntutan pekerjaan dia pun harus berada di tempat yang sama saat itu.

Bahkan aku  yakin sejak dulu pun kita telah sering bertemu. Namun Tuhan seperti memberi tembok atau sekat penghalang agar kita tak bisa saling mengenal sejak dulu. Karena bila dipikirkan lagi oleh logika manusia, tentang semua peristiwa yang telah aku dan dia lalui. Musthail jika kita tak saling mengenal sejak dulu.

Tapi mungkin itulah yang dinamakan dengan takdir Tuhan. Skenario dan Rencana-Nya pasti lebih baik dari rencana Umat-Nya. Sebab jika kita telah mengenal sejak dulu, aku yakin kita takakan sejauh sekarang. Mungkin kini sekarang sosok dia dan diriku yang telah mengalami perombakan dan perubahan diri yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Dan mungkin sekarang semesta baru merasa kita sudah pantas untuk dipertemukan. Tapi apakah jika tak ada persamaan itu kita akan sejauh ini? Dan apa yang akan terjadi jika di depan sana banyak perbedaan yang menghantam? Akankah dia tetap di sini bersamaku.

Dia adalah sosok yang tak pernah kumimpikan dan kuminta sebelumnya pada Tuhan. Karena sebelumnya aku berpikir sosok seperti itu mungkin mustahil ada di dunia. Mustahil? Bagaimana tidak mustahil bila dia terlalu sama sepertiku. 
Dan kedewasaan yang dia miliki membuat kita sejauh ini. Kita tak pernah bertengkar hebat. Dia selalu berfikir tujuan dan efek dari yang kita bicarakan. Sehingga kata yang kau ucapkan pun terdengar sangat bijaksana dan bisa membuatku menerima. 

Bila dihitung waktu kita saling mengenal sejauh ini memang sangat singkat. Terlebih dengan latar belakang sifat kita yang memang sama-sama susah untuk menggunakan perasaan dalam berhubungan dengan teman. Namun bila dihitung dengan cara kita berhubungan, memang sudah sangat lama aku menunggu kepastian.

Sebenarnya apa yang sedang kita rasakan sekarang?
Hubungan apa yang kita jalani sekrang?
Apa yang harus aku jawab jika orang lain menyanyakan tentang apa status yang kita jalin sekarang?

Yang jelas kuketahui semenjak kehadirannya kini, dia lah syukur terbesarku pada Tuhan. Dan tak hentinya ku berdo’a semoga Tuhan menghadirkannya memang untukku, bukan untuk mengujiku. sisi lain diriku memang tak mementingkan tentang status apa yang kita jalani sekarang.

Aku sudah tak menginginkan hubungan yang hanya berstatus pacaran. Aku hanya butuh kejelasan ke arah mana hubungan yang akan kita jalani. Karena kini kita sudah sam-sama dewasa yang memang sudah seharusnya memikirkan tujuan dan arah kita melangkah.

Haanya ini yang ingin kuucapkan padanya
Terimakasih telah hadir menjadi syukur terbesarku pada Tuhan
Terimakasih telah membuat mimpi-mimpi ku semakin dekat untuk kuraih.
Banyak sekali pencapaian yang telah aku dapatkan semenjak kau hadir. Meski kau tak pernah menemani semua kegiatanku. Entah mengapa aku meraasa kau tetap ada menemaniku disini.
Tetaplah disini hingga perjalanan dan semua mimpi kita selesai.

Teruntukmu Masa Depan yang Kukembalikan Kepadamu

$
0
0
hipwee-shutterstock_370698032

Dimana lagi aku harus mengungkapkan rasa ini? Rasanya begitu sesak memendam sendirian. 5 tahun, aku memantapkan hati untuk mendampingimu tetapi keyakinan ini memudar seiringnya waktu. Begitu banyak hal yang tak bisa kupendam lagi hingga aku sempat berpikir untuk mengakhirinya saja.

Kamu, laki-laki yang dulu aku pilih untuk menjadi kekasihku kini tidak lagi aku inginkan di sisiku. Maafkan aku, bukannya aku tak mencintaimu lagi, aku hanya tak mampu untuk bertahan menghadapi sikapmu lagi. Bukannya aku tak menepati komitmen yang sudah kita bangun, aku hanya tak mampu bertahan dengan komitmen yang menyakitkan ini.

Kamu, laki-laki yang pernah kuimpikan menjadi masa depanku, maafkan aku yang tak setia dengan rasa ini. Bukan aku menduakanmu, aku hanya mencoba menyembuhkan rasa yang tak bisa ku bendung lagi.

Kamu terlalu asik dengan duniamu sendiri, sedangkan aku terlalu asik dengan duniaku yang menyedihkan ini. Seolah aku bukan menjadi diriku sendiri menikmati segala permainan yang tanpa sengaja kamu mulai. Mungkin semuanya berawal dari kesalahanku, terlalu menikamti perlakuanmu yang seolah menjadikanku seperti putri pada awalnya.

Namun kini aku sadari, semua itu hanyalah bujuk rayumu untuk menjadikanku keaksihmu. Terima kasih dengan segala rasa yang pernah kamu hadirkan. Aku begitu menikmatinya, sayang.

Haha entahlah, entah apa yang mau aku ungkapkan lagi. Rasanya semua berkecamuk! Kita memang beda! Kamu dengan segala keegoisanmu. Tak peduli dengan rasa sakitku, cemburuku, dan cintaku! Seolah kamu menikmati semuanya. Kamu terlalu naïf dengan segala alasanmu, tak ingin membuatku cemburu, sedih, marah dan blablabla. 

Tetapi dibalik itu semua kamu justru dengan sengaja memperlakukanku seperti itu. Dengan segala janji yang kamu ucapkan, aku pun percaya saja dengan itu. Padahal aku tau, aku akan sakit jika aku percaya semua itu.

Inilah keegoisanku, mempertahankanmu dengan segala janji-jajimu itu. Bodohnya aku mempercayai itu bahwa kamu tak akan mengulanginya. Padahal semuanya omong kosong! Kamu memang laki-laki yang hebat sayang. Sanggup memperdayaiku dengan cintamu yang menyakitkan itu.

Untuk rencana masa depan yang pernah kita bicarakan, aku pikir kita hentikan saja ya? Demi Allah, aku sama sekali tak ingin mengingatnya. Banyak waktu yang sudah aku buang hanya untuk menunggu hal itu terjadi, hingga aku mengabaikan orang-orang yang memperdulikanku.

Teruntuk kedua orangtuaku, maafkan aku yang mungkin dulu mengecewakan kalian. Maafkan aku yang dulu mungkin memaksa untuk merestui hubunganku dengannya. Maafkan aku atas kesalahan bodoh yang pernah aku lakukan bersamanya. Maafkan anakmu yang hina ini.

Terakhir, untukmu laki-laki yang membuatku galau seperti ini, mari kita akhiri hubungan yang salah ini, mari kita jalani kehidupan masing-masing yang mungkin akan jauh menjadi lebih baik lagi. Maafkan segala keegoisan diriku, maafkan segala kekuranganku, dan maaf atas segala keslahan yang pernah aku lakukan kepadamu.

Terima kasih atas cinta yang kamu berikan selama ini dan terima kasih atas sakit yang kamu tanam dihati ini. Ke kembalikan masa depanmu kepadamu. I always love you, but not now. Aku sekarang sudah berbahagia dengan pilihan hidupku, aku akan mengejar karirku terlebih dahulu dan membahagiakan kedua orangtuaku. Maafkan aku yang pernah menyita waktu kesenanganmu bersama mereka, teman-temanmu. Semoga kita menjadi peribadi yang lebih baik, Mas J.

Jogjakarta, 25 April 2016 | 18.31

Narasi Tak Berirama Untuk Sahabatku

$
0
0
hipwee-Hipwee-tanya-kabar-image

Setelah jarak dan waktu memisahkan kita, saat jauh ada kalanya aku mengingat momen kita bersama. Salah satu kenangan yang hingga kini membekas dalam hati ialah saat langkah kaki kita melangkah bersama saat pulang sekolah bersama sambil bercerita tentang sesuatu yang, hmm hanya kamu dan aku yang bisa memahami apa intisari dari percakapan versi kita berdua.

Kau dan aku sesekali tertawa satu sama lain menertawakan pembicaraan kau dan aku yang bodoh namun sangat menyenangkan sebab kau mau mendengarkanku dengan sabar meski kutahu sebenarnya kau tak begitu memahami apa yang kubicarakan, kau membuat diriku nyaman berinteraksi dan membuatku bebas bercerita apa saja. 

Saat sendiri di tengah keramaian, kamu tahu aku sangat merindukanmu. Sangat rindu. Rindu hanya itu perasaanku yang muncul saat ini. Kepadamu.kepada kamu yang selalu menjadi pendengar paling setia sejagad sekolah. Kamu yang selalu berusaha memahami segala celotehanku.

Dari jarak jauh dan tersembunyi dari jangkauanmu sekarang, aku hanya bisa menyimpan air mata karena kerinduan untuk dirimu. Bersama memori yang kusimpan bersama jejak langkah kakiku ditempat lain.akan kujadikan itu sebagai penyemangat diri saat sendiri.

Semoga dengan narasiku tak beriramaku ini, kau menemukan dan membaca yang kutulis ini dariku. Aku hanya berharap semoga, arus dan waktu dapat mempertemukan kita kembali, dimanapun itu dan semoga, ketika kita dipertemukan kembali, kau masih mengingat kisah persahabatan kita berdua dan mengingat kembali semua yang pernah kita luapkan dalam curhatan berdua.

Bersama arus yang mengikuti kita, biarkan semua kenangan itu menari indah apa adanya. Seperti kisah kita berdua semoga takkan tertelan oleh arus ombak dan tenggelam oleh waktu.

Kendari,Sulawesi Tenggara Indonesia

Dari sahabatmu, yang sedang menulis dari bilik kecil kedai internet

Kuharap Kau Bersedia Menungguku Memantaskan Diri

$
0
0
hipwee-1c

Setiap wanita pasti pernah merasakan jatuh cinta bahkan tidak hanya dalam waktu sekali dalam hidupnya, setiap wanita juga pasti pernah merasakan pedihnya patah hati, sakitnya dikhianati dan berbagai hal yang terkait dengan itu. Namun hanya beberapa wanita beruntung yang pernah merasakan betapa indahnya jatuh cinta yang sesungguhnya karena mereka mejumpai dan memiliki sosok pria yang tepat yang dikirimkan Tuhan untuknya dan menemaninya hingga akhir hayat.

Walaupun belum sepenuhnya, kali ini aku merasa jadi salah satu wanita yang beruntung itu, mengapa? Dari beberapa kali fase jatuh cinta yang aku alami selama masa hidupku, baru kali ini aku merasakan jatuh cinta yang luar biasa hebat jatuh cinta yang bisa membawaku menjadi sosok wanita yang jauh lebih baik dari sebelumnya, jatuh cinta yang dapat membuatku lebih dekat dengan pencipta rasa itu yaitu Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Semua ini karena sosok pria yang hampir baik dalam segala hal terutama yang membuatku sangat mengaguminya adalah akhlaknya yang sangat mulia yang membuatnya dapat memuliakan wanita pula, ia yang dapat membuat banyak wanita jatuh cinta tanpa sama sekali harus menyentuhnya. 

Ia yang dapat membuat banyak wanita percaya tanpa harus banyak berjanji tanpa realisasi. Ia yang berhasil membuat banyak wanita mengaguminya tanpa harus dengan limpahan hartanya atau ketampanannya. Ia yang berhasil membuat banyak wanita buruk menjadi baik bahkan wanita baik menjadi semakin baik hanya dengan tutur katanya, ia yang dapat membuat wanita lebih dekat dengan Tuhannya.

Dari puluhan wanita atau bahkan ratusan wanita yang mencintamu tersebut, aku merasa menjadi salah satunya. Sosok wanita yang sangat biasa dan dapat dibilang awam dalam agamanya sendiri, sosok wanita yang sekedar menjauhkan laranganNya tanpa dengan sungguh-sungguh menjalankan semua perintahNya.

Bila pada umumnya wanita justru mudah jatuh cinta pada sosok pria yang kurang baik yang dapat merayu dengan berbagai tipu daya, kali ini aku merasakan jatuh cinta pada sosok pria yang jauh lebih baik dariku dalam berbagai hal yang dapat membuat jatuh cinta dengan cara yang sederhana, dengan cara membuatku jatuh cinta pada Tuhan terlebih dahulu, yang mengajarkan bahwa seberat apa pun hidup selalu ada yang yang patut disyukuri setiap detik kehidupannya.

Sampai saat inipun aku merasa sangat tidak pantas jika mengharapkan berjodoh denganmu, iya karena aku tahu bahwa jodoh adalah cerminan diri, terlebih lagi sudah banyak wanita yang punya pengharapan yang sama namun jauh lebih pantas dan sejajar dengan akhlakmu tentunya. Namun aku tahu semua wanita berkesempatan merubah diri, memantaskan diri menjadi cerminanmu walau semua itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Saat ini aku sedang berjalan menuju perubahan, menuju wanita yang lebih taat pada penciptaNya, menjadi sosok wanita yang tidak hanya cerdas dalam urusan duniawi, menjadi sosok wanita yang dapat menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya kelak, menjadi wanita yang pantas berdiri 1 shaff di belakangmu untuk menjadi makmum yang baik dan bersama-sama menuju surgaNya.

Aku berharap kau bersedia menunggu dan aku berharap Tuhan mengizinkanku untuk berjodoh denganmu, jikapun Tuhan tidak mengizinkan, aku tidak pernah sama sekali menyesal sempat mengenal sosok pria sehebat dirimu justru aku akan selalu bersyukur bahwa kau sudah banyak sekali mengajarkanku kebaikan dan arti hidup yang sesungguhnya, mengajarkanku cara jatuh cinta yang baik tanpa rasa obsesi untuk memiliki saat itu juga. 

Mengajarkanku untuk hidup dengan tenang hanya dengan cara dekat dengan pencipta alam raya dan seluruh isinya. Saat ini aku berusaha memantaskan diri dan berdoa tanpa ada putusnya, hanya bisa melakukan usaha kecil yang hanya Tuhan dan aku yang tahu dan berharap semesta mengizinkan kita bersatu dalam ikatan yang halal kelak dan berharap bahwa aku adalah pelengkap tulang rusukmu yang tepat.

Viewing all 5221 articles
Browse latest View live