Obsesiku harus segera ku hilangkan. Mungkin benar, tak akan berujung jika aku menyimpan dendam untuknya. Karma, aku tahu kau akan datang tepat waktu. Tak akan lagi kubelenggu dengan siksa. Sebaiknya aku rela.
Bukan karena aku tak lagi mencintainya. Namun semakin lama aku berdiri di atas ragu, cintaku makin kupaksa untuk mempercayainya. Aku tak ingi mengalah lagi pada kebodohan. Karena semakin aku menuntut hatinya, semakin pula aku terluka.
Karma, kini aku relakan dia untuk bahagia bukan padaku. Kini apa katamu, aku berserah. Dendamku harus aku diamkan. Kau tahu sendiri kan, karma? dulu betapa aku mencintainya, namun dia mengkhianatiku, memberikan goresan luka di hatiku bahkan di tubuhku.
Melupakannya mungkin adalah sebuah kemustahilan. Namun melepaskannya agar aku tak lagi terluka itu sebuah keharusan. Menerima segala kepahitan karena tak lagi bisa bersamanya. Aku yang pernah mencintainya mati-matian, kini ku relakan dia bersama jalannya. Tak lepas aku berdoa, semoga Tuhan adil menyikapi segala keputusanku.
Untukmu karma.
Aku belajar dari ini di hidupku. Bahwa apa yang aku dapatkan nanti, itu adalah cerminan diriku sekarang. Dan kini saatnya aku lepaskan cerita cinta yang mengekang dan sangat menyayatkan luka.