
1. Permintaan Orang Tua/Mertua dan Urusan Finansial

Parent via http://everystockphoto.com
Nah, tak jarang pilihan itu berasal dari permintaan mertua atau orangtua. Misal tak ada yang menemani di rumah, kan jelas perlu ada yang menemani. Hal seperti ini perlu dikompromikan. Saat tinggal bersama salah satu mertua jangan sampai pilih kasih juga dengan mertua lain. Untuk bagian ini jelas kalian akan dapat pahala yang besar. Mulia kan?
Jika ada permintaan seperti itu, segera komunikasikan kepada pasangan. Berikan penjelasan bahwa ini demi orangtua atau mertua kalian. Bukan berarti pilih kasih, tapi lebih ke prioritas mana yang akan diambil. Jangan lupa selalu niatkan untuk tujuan mulia yaitu berbakti pada orang tua.
Untuk urusan finansial, hmmm… Semua keluarga apalagi yang masih baru jelas akan mengalami fase perjuangan ketidakcukupan finansial. Jangan takut! Kalau kalian memang lebih memilih tinggal bersama orangtua atau mertua dulu untuk menghemat biaya, ya jalani saja. Hidup prihatin dan menerima apa adanya juga bisa diawali dari rumah mertua dan tidak harus dari ngontrak. Mulai dari nol pun bisa lewat rumah mertua. Yang ngontrak tidak perlu menghakimi pula bahwa mereka yang bersama mertua lebih memilih zona nyaman. Gak juga. Justru barangkali mereka lebih berani untuk masuk ke zona yang lebih tidak nyaman.
2. Saat Konflik Hadir

scream via http://everystockphoto.com
Ini yang paling sering ditakuti apalagi dari pihak menantu perempuan. Banyak mitos menantu perempuan akan terjajah oleh ibu mertua. Lah, sebenarnya ini tergantung sikap kita aja sih. Yang laki-laki pun bisa punya potensi konflik juga kok. Semuanya punya potensi konflik. Tak usah baper saat konflik dengan mertua. Cukup didengarkan saja. Tak usah terlalu direspon terlalu lebay. Kalau ada yang jahat? Sebenarnya gak ada sih yang sampai jahat, kecuali jika memang kita yang sudah keterlaluan.
Jika konflik terjadi bahkan sampai memuncak jangan pernah ledakkan emosi kalian. Bangun komunikasi efektif agar tidak salah paham. Pilahlah bagian mana yang akan dikomunikasikan dan tidak perlu dikomunikasikan. Ingat meledakkan emosi bukan solusi malah akan menambah masalah.
Begitu pula jika konflik dengan ipar yang juga sering jadi momok. Tak masalah dan jangan takut. Tetap santun dalam bicara dan sampaikan baik-baik. Berbagi peran dari suami/istri yang saudara kandung untuk menjelaskan duduk persoalannya agar tidak melebar. Jangan sampai pula persoalannya semakin melebar dan malah memutus persaudaraan.
Bangun komunikasi merupakan hal terpenting untuk menjalani kehidupan bersama mertua. Usahakan komunikasi selalu berjalan positif kepada mertua. Kebanyakan konflik berasal dari kesalahpahaman. Tentu naif sekali jika hal sepele bisa menjadi salah paham yang berujung konflik. Dan upayakan menjelaskan privasi keluarga kalian kepada mertua. Agar mertua juga tahu batas-batas intervensi dalam keluarga kalian. Kalau bisa sih sebelum kalian deal bersama mertua, sampaikan batas privasi itu. Yah, meski ke depannya batasan privasi itu akan berkembang setidaknya sudah ada awalan untuk saling menjaga batas antar keluarga.
3. Kerjasama dan Kesolidan Keluarga

teamwork via http://everystockphoto.com
Pada dasarnya semakin solid dan kompak keluarga internal kalian, semua masalah bisa diatasi. Segala persoalan pada dasarnya adalah ujian ketangguhan keluarga kalian. Jadikan ini sebagai langkah awal suami istri untuk saling bekerja sama.
Pada akhirnya semua kembali kepada kita untuk memilih. Yang bersama mertua atau orang tua pasti ada masalah. Yang ngontrak juga pasti ada masalah. Tidak perlu lari dari masalah. Karena semua merupakan ujian ketangguhan keluarga.
4. Lihat Keluarga yang Sukses Bersama Mertua

happy familly via http://everystockphoto.com
Tak sedikit keluarga yang tinggal bersama mertua atau orangtua mampu meraih sukses. Sukses bukan hanya berarti tanpa konflik, tapi bisa meredam konflik dan menghasilkan prestasi. Kalau toh ukuran sukses dari karir, apa mungkin tinggal bersama mertua bisa menghambat? Perlu penjelasan ilmiah tentang ini. Yang jelas kalian jangan minder. Berpikirlah terbuka banyak yang tinggal bersama mertua dan orang tua yang masih adem ayem saja.
5. Ikhlas dan Sabar

pray via http://everystockphoto.com
Kalau yang satu ini jelas menjadi kunci semua keluarga. Gak hanya yang miskin yang kaya dan bejibun harta juga harus ikhlas dan sabar. Untuk menghadapi mertua dan orang tua pun juga sama. Toh mereka juga sudah mampu dengan ikhlas dan sabar mendidik dan membesarkan kita. Selain itu dengan ikhlas dan sabar justru akan semakin berkurangnya tekanan dalam keluarga. Tak usah takut dan khawatir. Jalani saja.
Akhirnya kalian tidak perlu takut untuk tinggal bersama mertua atau orangtua. Bagi istri dan calon istri tak usah lebay atau baper menghadapi mertua. Ikhlas dan sabar pasti akan diberi balasan di kemudian hari. Buatlah tujuan yang mulia sebagaimana kalian memperjuangkan cinta.
Jadikan cinta dalam keluarga untuk semakin mempererat interaksi. Jangan jadikan mertua sebagai alasan untuk berkonflik. Sudah gak jaman lagi kalian yang sudah melek teknologi dan berpendidikan tinggi ribut-ribut dengan mertua. Hormati mereka sebagai mana kalian menghormati orang tua kandung dan pasangan kalian.