Aku tak pernah berniat menggantikan nama itu untuk yang lain. Dan apakah namaku tak akan tergantikan di hatimu?
Katanya, kita dapat melihat ketulusan cinta ketika kita sudah mengujinya sampai 4 bulan. Kau dan aku, kita memulai semua sendiri, bertemu, bersenda gurau, bahkan kau menghadapi kebohongan demi kebohongan yang terbongkar dariku. Rintangan tak juga luput pada kita. Namun kau tak pergi. Kau tak meninggalkanku dan mencari sosok yang lebih mudah kau raih.
Aku sudah percaya dari awal kau mampu damaikan senyumku yang usang.
Bukan karena aku terlalu cepat memutuskan. Namun tak ada yang bisa sembunyikan rasa nyaman. Bukankah sampai sekarang kita belum tahu apa status kita? Yang aku tahu, aku sayang dirimu dan sangat membutuhkan sosokmu. Kau sayap pelindungku, kau yang mampu mengusir mimpi burukku dari cinta kelamku. Kau juga layaknya sosok ayahku yang tak berhenti menasehatiku.
Diriku sama sekali bukan wanita dengan sosok yang anggun namun kau coba menghidupkan kecantikan alami itu.
Kau bukan tak bersyukur, aku tahu. Kau hanya ingin aku menjadi lebih baik untuk diriku sendiri. Kau mungkin juga bukan sosok yang dapat disebut romeo yang begitu tampan. Namun siapa pun dirimu, aku terima. Karena tak ada yang sempurna kecuali kita menciptakan kesempurnaan itu bersama. Aku mencintaimu bukan tanpa syarat, Aku mencintaimu asalkan kau juga mencintaiku. Mampu menerima segala yang hampa di hidupku.
Kau mungkin tak selamanya menemaniku tapi aku berharap cintamu selamanya untukkku.
Kau kini masih bersamaku, bercerita dengan tatap mata langsung. Namun nanti, akan ada jarak dan waktu yang mengharuskan kita jarang bertemu. Kita nanti akan jarang meluangkan kisah bersama. Kau dan aku dengan kesibukan masing-masing. Aku sebenarnya tak ingin itu terjadi. Namun aku hanya bisa berdoa, rasaku untukmu tetap utuh, begitu juga sebaliknya. Aku tak menuntut harta yang kau dapatkan dari kerja kerasmu. Dengan cinta tulus yang menghantarkan kehidupan yang hakiki saja itu sudah lebih dari cukup, buatku.