Jika Matahari Tanpa Cahaya
Mardion, itulah sosok laki-laki yang sederhana, dan juga tidak glamor, karena dia adalah seorang yang miskin, kehidupannya berteman dengan kepedihan, baik permasalahan ekonomi, sosial apalagi cinta.
Mardion adalah manusia yang tersisih dan terbuang, yang hanya ada jika diperlukan, jika tidak ada yang memerlukannya, maka ia akan dibuang ke sudut kehidupan.
Mardion sosok pemuda yang tidak tampan, tidak pandai dan tidak mempunyai kelebihan apa-apa, begitu juga dengan sikap. Mardion merupakan sosok buruk kepribadiannya, dan Mardion pun menyadarinya, dan berusaha keras merubahnya menjadi lebih baik, karena seiring berjalannya waktu, sifat dan watak adalah bentukan dari kebiasaan dan pikiran.
Mardion bukanlah pemuda yang layak digandrungi oleh sesorang terutama wanita, tetapi entah mengapa dia memiliki cukup banyak teman, baik laki-laki maupun wanita mungkin karena dia hanya hadir di saat diperlukan, di saat susah, dan tidak perlu diingat di saat bahagia.
Mardion tidak pernah mempercayai cinta sejati,dari itu dia tidak pernah benar-benar membuka hati untuk wanita, mungkin dia adalah orang gila yang bisa tertawa saat putus dengan pacar, bahkan di saat persiapan pernikahan sedang dilakukan, karena dia tidak pernah membuka hati kepada wanita manapun, karena dia tidak mau disakiti.
Seiring berjalannya waktu,dia memiliki tambatan hati, karena rasa cinta dan kasihnya, dia berjanji dengan seorang wanita, akan selalu menjaganya dari kerasnya kehidupan ini, detik demi detik, hari berganti bulan dan bulan berganti tahun, hingga berjalan selama lima tahun, di mana keduanya harus berpisah jarak dan waktu dikarenakan untuk bekerja dengan jangka waktu untuk persiapan pernikahan.
Tetapi seiringnya waktu, Mardion merasakan hantaman kehidupan yang kuat, dia tidak tahu itu disebabkan oleh apa, semangat hidupnya hilang, seperti manusia tak berjiwa, hanya melakukan rutinitas pekerjaan, yang mana memang dia sangat menghargai pekerjaan, dan tidak mau melalaikan apa yang sudah dipercayakan padanya.
Hidupnya seperti hilang, tak berharga, satu-satunya alasannya bertahan adalah janjinya, yaitu menjaga wanita yang dia sayangi dengan sepenuh hatinya.
Hingga pada suatu hari, ketika jiwanya dirasa seperti mau hilang, ada pengakuan dari wanita yang menjadi cahaya hidupnya, bahwasannya, dia membagi hatinya dengan sengaja kepada orang yang baru dikenalnya.
Mardion memaafkannya, tetapi hatinya sudah berkeping-keping dan kini menjadi abu, dia ingin bangkit, dia ingin menjaga cahayanya, walaupun Mardion sudah tak sanggup lagi menatap dunia, tidak lagi memiliki harapan, bahkan terbesit ingin dalam hatinya, untuk melepas sang jiwa dari dunia fana ini, tetapi janjinya harus dipenuhi.
Dengan langkah gontai, jiwa terombang ambing, dan hati yang hancur dia ingin merangkak menjaga cahayanya, karena tanpa cahaya dia akan menjadi gelap, walaupun kini dia sudah redup dan hampir padam, tetapi akan terus berjuang hingga sang khalik memandangnya dan memberi pelukanNYA kepadanya.
Tiga bulan bergelut dengan derita, kini mencoba bangkit, entah derita atau bahagia tetap hidup harus dijalani…
Namanya saja cinta, mau gak mau ya dimaafkan.
oleh: Pejuang Kehidupan
Lagu ini hanya untuknya
